1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hampir 5000 Pengungsi Anak 'Raib' di Jerman

ap/hp (dpa/rtr)3 Februari 2016

Sejak awal Januari 2016, hampir 5.000 anak-anak pengungsi yang mengungsi tanpa pendampingan dilaporkan hilang di Jerman.

https://p.dw.com/p/1HpGW
Österreich Grenze Kuscheltier von Flüchtlingskind
Foto: picture-alliance/dpa/H.P. Oczeret
Badan Kriminal Jerman BKA menyebutkan, 10 persen dari jumlah anak yang hilang tersbut berusia masih di bawah 13 tahun. Sementara lebih dari 4200 anak yang dilaporkan raib berusia antara 14 sampai 17 tahun. Sisanya lebih dari 18 tahun.
Angka tersebut menandai peningkatan tajam jumlah pengungsi anak yang hilang dari enam bulan yang lalu, ketika 1637 anak-anak pengungsi dilaporkan hilang.
Juru bicara BKA mengatakan bahwa angka anak hilang berfluktuasi antara 300 sampai 500 anak per hari, tergantung pada jumlah kasus baru. Dia menambahkan bahwa angka itu bisa jadi terlalu tinggi, karena kadang-kadang satu nama terdaftar sebagai orang hilang di banyak tempat.
Instansi penegak hukum Uni Eropa, Europol, baru-baru ini mengatakan bahwa 10.000 anak-anak pengungsi telah dilaporkan hilang di Eropa dalam dua tahun ini.
Beberapa dari mereka ternyata tinggal dengan kerabat tanpa sepengetahuan pemerintah. Namun perlu dicatat, bahwa sejumlah besar dari mereka berada dalam risiko bahaya. Ribuan anak-anak itu lenyap setelah didaftar di negara-negara tujuan mereka.
Organisasi bantuan anak-anak Deutsches Kinderhilfswerk mengatakan bahwa aturan baru kabinet Kanselir Jerman Angela Merkel bisa membahayakan anak-anak pengungsi yang bepergian tanpa pendampingan keluarga. Anak-anak itu digambarkan sebagai pengungsi yang "rentan." Kebijakan yang menetapkan masa tunggu dua tahun untuk reuni keluarga migran beralasan, masa penantian itu tidak berisiko tinggi pada aksi kekerasan di negara asal mereka. Kebijakan itu sedianya diambil untuk meredam datangnya ribuan anggota keluarga sebagai bagian dari program reuni keluarga di negara suaka Jerman.
Organisasi itu mengatakan bahwa masuknya anak di bawah umur dapat dikaitkan dengan perjalanan berbahaya di sepanjang rute Balkan, yang menyebabkan banyak di antara mereka terpaksa harus terpisah dari keluarga mereka. Dikatakan organisasi itu, anak-anak harus diberikan izin untuk tinggal dan dianggap sebagai berkah bagi masyarakat Jerman.