1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gilanya Brasil, Gilanya Kita

10 Februari 2014

Indonesia dan Brasil boleh saja terpisah jauh dalam urusan prestasi. Tapi paling tidak, menurut sutradara dan penulis Andibachtiar Yusuf, penonton kita dan negeri Samba itu sama gila dalam urusan Sepakbola.

https://p.dw.com/p/1B5xl
Foto: Getty Images

“Piala Dunia nya Piala Dunia,” ujar Sepp Blatter, Presiden FIFA tentang turnamen empat tahunan yang tahun ini akan digelar di Brasil. Di tengah persiapan yang kurang meyakinkan serta aksi protes di penjuru Brasil, Sepp yakin bahwa Brasil adalah tuan rumah yang tepat bagi festival terbesar permainan paling populer di dunia ini.

Di Sepakbola, siapa tak kenal Brasil? Negara tersukses di turnamen dengan 5 bintang pertanda jumlah gelar di dada mereka, praktis negeri samba adalah negara yang sungguh dihormati di dunia Sepakbola. Sekurangnya 1.873 pemain profesional mereka ekspor ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia, angka tersebut belum termasuk pemain amatir yang juga banyak bermain di banyak negara.

“Di Brasil, Sepakbola adalah urat darah bangsa kami,” ujar Nandi, teman lama saya asal Sao Paolo. Ia dengan bangga menceritakan pemain-pemain Brasil yang beredar di seluruh dunia bahkan Kepulauan Faroes. Saya pun bercerita padanya bahwa di Indonesia juga banyak pemain asal Brasil yang sebagian besar diantaranya menjadi superstar di timnya masing-masing. Walau tidak mengenal satupun nama Brasil yang saya sebut, Nandi sesekali mengonfirmasi berada di level apa saja tim-tim yang konon pernah diperkuat oleh orang Brasil yang bermain di Indonesia itu.

Saya berkenalan dan bersahabat dengan Nandi di pertengahan dekade pertama abad 21 ini, saat kami bersama menyaksikan beberapa pertandingan Brasil di Piala Dunia 2006 Jerman. Tentu saja motivasi kami datang dari Budapest menuju Jerman jauh berbeda, ia atas nama negaranya yang bertarung di lapangan, sementara saya praktis adalah seorang penonton dan penggembira sejati belaka.

Di tahun itu Jerman memberi Sepakbola persembahan yang sungguh luar biasa. Tak berhenti pada aksi para pemain terbaik dunia saat itu, tuan rumah juga menyajikan parade pertunjukan dengan aroma Sepakbola yang kental. Mulai dari Opera Sepakbola, Instalasi Seni Sepakbola, Pameran Sepakbola, Film-Film Pendek Sepakbola sampai ke kegiatan non kesenian lainnya yang memenuhi segala penjuru Jerman.

4 tahun kemudian, Nandi datang ke Indonesia dan tentu saja ia dengan penuh semangat meminta saya untuk mengajaknya menyaksikan pertandingan Liga Indonesia. Ia menagih janji bahwa saya akan menunjukkan betapa besar Sepakbola di negeri ini. Ia pun berjanji jika suatu hari saya datang ke negaranya, maka kami akan setidaknya menonton satu pertandingan dari Corinthians, tim pujannya. Lalu kami bersepakat untuk sedikit berkeliling Pulau Jawa, mulai dari Jakarta, Bandung, Jepara sampai ke Malang.

“Persis seperti inilah orang Brasil menggilai Sepakbola,” ujarnya saat kami bersama arak-arakan Jakmania bergerak menuju Stadion. Ia dengan antusias merekam dan bahkan ikut aktif di rombongan yang bergerak mendekati kandang mereka. “Bagaimana bisa kami tidak pernah mendengar bahwa ada Sepakbola di Indonesia?” tanya Nandi penuh rasa heran. Kalimat ini ia lontarkan saat kami berada di Malang menyaksikan sebuah partai yang disaksikan oleh lebih dari 30.000 Aremania yang memenuhi Stadion Kanjuruhan.

Nandi terpesona pada antusiasme luar biasa yang diberikan oleh publik Sepakbola Indonesia. Ia ternganga melihat Yuli Sumpil memimpin Aremania bernyanyi memberi dukungan bagi Arema. Ia tak habis pikir, bagaimana bisa di negeri antah berantah ini Sepakbola bisa begitu digilai. Jawabannya sebenarnya sederhana sekali, negeri saya ini memang negerinya para penonton.

“Yusuf, you're an expert!” ujar Michael Mandl di sebuah bar di Regensburg saat saya bercerita dengan detil kondisi Sepakbola Jerman dan juga dunia. Dengan serius ia terkesima atas pengetahuan yang saya dapat dari berbagai sumber yang memang rutin saya cari. Pengetahuan yang jika di Indonesia sebenarnya biasa-biasa saja, karena hampir semua penggemar Sepakbola di negeri ini selalu memperbarui pengetahuannya dengan mencari sumber-sumber berita yang terpercaya.

Dengan cara yang berbeda, Nandi memiliki kekaguman yang sama dengan Michael. Bagaimana sebuah negeri yang tak dikenal sama sekali di peta Sepakbola—atau lebih spesifik lagi, peta dunia—masyarakatnya bisa begitu paham pada Sepakbola. Fanatismenya sama besar dengan yang biasa Nandi lihat di negeri asalnya, pengetahuannya sama persis dengan yang terjadi di kawasan tempat Michael tinggal.

“Di Brasil, berita tentang Piala Dunia hanya akan tinggal satu box kecil jika tim kami sudah kalah,” jelas Nandi.

Andibachtiar Yusuf

Filmmaker & Football Reverend

@andibachtiar