1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gencatan Senjata Tampaknya Tercapai

12 April 2012

Dilaporkan, pasukan Suriah tidak lagi melancarkan operasi militer. Namun masyarakat internasional masih mengkhawatirkan situasi di negara ini.

https://p.dw.com/p/14cK0
Foto: Reuters

Sesuai rencana perdamaian yang diusulkan utusan Khusus PBB Kofi Annan, gencatan senjata di Suriah diberlakukan mulai Kamis (12/04) pukul 6 waktu setempat (03 GMT). Pemerintahan Presiden Basahar al-Assad menyatakan akan mematuhi gencatan senjata, demikian pula pasukan pemberontak.

“Gencatan senjata merupakan satu langkah penting menuju solusi politik penyelsaian krisis,“ demikian disampaikan juru bicara Kementrian Luar Negeri Cina Liu Weimin, Kamis (12/04). Cina berharap bahwa pemerintah Damaskus mematuhi kewajibannya dan bekerja sama dengan Kofi Annan. Cina juga mengimbau pemberontak untuk meletakkan senjata mereka dan melaksanakan rencana perdamiaan yang diusulkan Annan.

Annans Gespräche mit Assad in Syrien
Utusan Khusus PBB Kofi Annan saat bertemu Presiden Assad di damaskusFoto: picture-alliance/dpa

Situasi Tenang

Sejak Kamis pagi (12/04), situasi di Suriah tampak tenang. “Sejauh ini kami tidak menerima laporan adanya insiden,“ dikatakan Rami Abdel Rahman, kepala organisasi pengamat HAM Suriah yang berkantor di London, Inggris. Namun kita tidak dapat memperkirakan perkembangan situasi ke depan, ditambahkannya.

Rabu malam (11/04), dilaporkan masih terjadi kontak senjata di ibukota Damaskus, dikatakan Rahman. Di dekat Damaskus, satu ledakan menghantam sebuah mobil, namun tidak ada yang terluaka dalam insiden ini. Situasi tenang juga dilaporkan dari kota Hama, Homs dan Idlib, wilayah paling parah yang dilanda perang. Juga di kota Aleppo dan Damaskus dilaporkan tidak terjadi bentrokan, dikatakan Rami Abdel Rahman.

“Tindakan yang Memadai”

Walaupun tampkanya situasi berangsur tenang, namun militer Suriah belum juga menarik kendaraan berat dari kota-kota, sebagaimana ditetapkan dalam rencana perdamaian yang diusulkan Kofi Annan. Pemerintahan Presiden Assad telah berjanji untuk menghentikan operasi militernya. Namun jika terjadi serangan, militer Suriah akan melakukan “tindakan yang memadai“.

Minggu lalu, pemerintah Suriah dan pihak oposisi menyetujui butir-butir rencana Annan untuk menyelesaikan konflik di Suriah. Dimulai pada hari Selasa (10/04) dengan penarikan militer Suriah dari kota-kota. Namun pemerintah Suriah tidak mengabaikan memungkiri keputusan ini. Pasukan pemerintah masih terus melakukan serangan militer terhadap kubu-kubu pemberontak.

Angela Merkel und Barack Obama
Kanselir Jerman Angela Merkel bersama Presiden AS Barack ObamaFoto: AP

Internasional Meragukan

Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Amerika Barack Obama tidak sepenuhnya yakin akan niat Assad ini. Dalam percakan telefon, keduanya khawatir, seberapa lama pertempuran pihak yang bertikai di Suriah akan terhenti.

Sebelumnya, Assad juga tidak menepati janjinya untuk menghentikan aksi kekerasan, dikatakan juru bicara Obama, Jay Carney, di Washington. Amerika Serikat bersama sekutunya akan membahas langkah selanjutnya, jika gencatan senjata di Suriah tidak sepenuhnya dipatuhi. Baik Obama maupun Merkel mengatakan, dalam krisis Suriah Dewan Keamanan PBB akan melakukan tindakan “tegas“.

Di sela pertemuan para menteri luar negeri negara G 8 di Washington, Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle mengatakan, “Tentu saja kita tidak dapat menerima, jika rezim Assad hanya bermain dengan waktu. Namun kini saat yang tepat untuk berfokus pada solusi politik.“

Menurut perkiraan PBB, konflik di Suriah yang telah berlangsungsejak Maret 2011, menurut PBB, telah menewaskan lebih dari 9.000 orang.

Yuniman Farid (rtr/dpa/dap/afp)

Editor: Andy Budiman