1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gbagbo Semakin Terdesak

5 April 2011

"Perang sudah berakhir" itu dikatakan Alcide Djedje, Menlu Gbagbo yang membelot kepada BBC. Kenyataannya, memang Gbagbo sudah sangat terdesak, dan kemungkinan menyerah dalam waktu dekat.

https://p.dw.com/p/10nz3
Laurent GbagboFoto: AP

Ribuan orang berusaha keluar dari ibukota Pantai Gading, Abidjan. Di antara mereka ada yang berjalan sambil mengangkat tangan, sebagai tanda bahwa mereka tidak membawa senjata apapun. Banyak pengungsi berusaha mencapai negara tetangga Liberia. Dikabarkan ratusan ribu warga Pantai Gading telah melarikan diri ke negara itu.

Rakyat Melarikan Diri

Mereka yang tidak mampu meninggalkan daerah pertempuran, bersembunyi di rumah-rumah mereka. Jalan-jalan di kota metropolitan Abidjan kosong dan mencekam. Di banyak lokasi di kota itu tampak kerusakan dan sisa-sisa pertempuran, ketika milisi Gbago beberapa hari belakangan ini dipukul mundur. Seorang perempuan mengatakan, "Saya sudah ke semua pasar, tetapi tidak ada yang dapat dibeli. Dan pedagang menggunakan situasi untuk menaikkan harga." Seorang pria berkata tajam, "Kami benci situasi ini. Kami tidak bisa apa-apa lagi."

NO FLASH Afrika Elfenbeinküste Abidjan Kämpfe
Issiaka Diakhite (26) memerangi Laurent Gbagbo, setelah orang tuanya dibunuh Gbagbo (05/04)Foto: AP

Tetapi akhir dari perebutan kekuasaan sekarang tampaknya sudah dekat. Laurent Gbagbo semakin terdesak. Selambatnya sejak Senin lalu, ketika pasukan Perancis dan pasukan PBB menembaki dari udara pos-pos milisinya di Abidjan, juga gedung-gedung tempat pemerintahnya bekerja, sebagai langkah untuk melindungi rakyat sipil. Saat ini Gbagbo dikabarkan bersembunyi di tempat tinggalnya.

Perancis Ikut Berperan

Gbagbo, yang tidak mau menerima kekalahan dalam pemilu presiden November tahun lalu, sekarang merundingkan cara ia meninggalkan Pantai Gading. Dari Paris dilaporkan, Menteri Luar Negeri Perancis Alain Juppé membenarkan hal itu.

Alain Juppe Frankreich Verteidigungsminister
Menlu Perancis Alain JuppéFoto: picture-alliance/dpa

Ia juga mengatakan, pihak-pihak yang berunding hampir berhasil meyakinkan Gbagbo untuk menyerahkan jabatannya. Juppé menambahkan, pihaknya ingin agar Gbago mau menerima. Jika itu bersedia dilakukan Gbagbo dalam beberapa jam mendatang, Perancis siap mengambil tindakan.

Sementara itu, melalui siaran televisi seorang mantan Jenderal dalam pasukan Gbagbo menyerukan kepada seluruh pendukung Gbagbo agar menahan diri dan mengakhiri pertumpahan darah. Ia menuntut agar semua anggota militer mengusahakan perdamaian bagi negara dan penegakan hukum.

Sedangkan pasukan Alassane Ouattara menyerukan penduduk agar mematuhi larangan keluar hingga Rabu pagi ini (06/04). Masa kekuasaan Gbagbo nampaknya sudah hampir berakhir sepenuhnya. Senin lalu, Komisi Perdamaian dan Keamanan dalam Uni Afrika mengutuk "kekerasan" yang terjadi terhadap warga sipil, akibat pertempuran antara pendukung Ouattara dan Gbagbo.

No Flash Elfenbeinküste Flüchtlinge aus Abidjan
Penduduk yang ingin keluar dari ibukota Abidjan (23/03)Foto: picture alliance/landov

Militer Menyerah

Misi perdamaian PBB di Pantai Gading, yang disebut UNOCI menyatakan, Jenderal Philippe Mangou yang mengepalai angkatan bersenjata negara itu, juga kepala polisi, Thiape Kassarate Edouard, serta Jenderal Bruno Dogbo Ble, yang menjadi komandan satuan Penjaga Republik mengatakan telah memerintahkan anak buahnya untuk menyerah dan mencari perlindungan kepada tentara PBB. Juru bicara UNOCI, Hamadou Toure mengatakan lewat e-mail bahwa UNOCI memerintahkan pasukannya untuk mengumpulkan senjata tentara yang menyerah dan menawarkan perlindungan.

Berkaitan dengan serangan PBB, Toure mengatakan, "Serangan itu diputuskan, setelah pasukan yang setia kepada Gbagbo mengadakan serangan terhadap warga sipil dan tentara PBB. Serangan itu bertujuan untuk mencegah pasukan khusus Gbagbo kembali menggunakan senjata berat terhadap rakyatnya sendiri."

Marjory Linardy/dw/rtr/afp

Editor: Agus Setiawan