1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

260110 Weltsozialforum Auftakt

26 Januari 2010

Tarian, lagu-lagu dan spanduk. Dan seperti biasa, juga Forum Sosial Dunia ke 10 yang digelar di Porto Alegre, Brasil, dimulai dengan sebuah demonstrasi.

https://p.dw.com/p/Lgwi
Kelompok lingkungan Greenpeace dan peserta Frorum Sosial Dunia 2005 di Porto Alegre, melakukan aksi protes menentang rekayasa genetika tanamanFoto: AP

Pihak-pihak yang kritis terhadap globalisasi ingin mencari perhatian di forum ini, terutama di masa krisis. Demikian ditekankan Francisco Whitaker, salah seorang pemrakarsa Forum Sosial Dunia.

“Dunia sedang berada dalam proses evolusi dan kita sedang bersemangat sekali. Mungkin kita dapat meraih sesuatu di sini, memang bukan sebuah perubahan besar. Hal seperti ini tidak mungkin terjadi lagi. Dunia tidak berfungsi seperti ini lagi, di mana orang bisa dengan mudah meraih kekuasaan dan semua aturan lama dinyatakan tidak berlaku lagi dan dibuat aturan-aturan baru,” lebih lanjut Francisco Whhitaker.

Sepuluh tahun lalu, Whitaker dan dua orang lainnya mendirikan Forum Sosial Dunia di Porto Alegre, Brasil, sebagai saingan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. Forum ini tidak melibatkan para pemimpin dunia atau pemimpin perusahaan-perusahaan besar, yang terlibat langsung adalah lembaga-lembaga swadaya masyarakat, perwakilan gereja dan rakyat biasa.

“Saya ikut serta disini karena kita harus berjuang untuk sebuah planet yang lebih menunjukkan solidaritas, yang mempunyai martabat lebih tinggi dan lebih sosialis. Terutama bagi orang-orang yang dikucilkan. Masyarakat kapitalis menindas dan memecah belah masyarakat,” demikian komentar salah seorang peserta forum.

Sebenarnya tahun 2010 ini, nama Forum Sosial Dunia merupakan istilah yang salah, karena tidak ada sebuah acara besar yang diselenggarakan di satu tempat, melainkan berbagai forum kecil di seluruh dunia. Tetapi Porto Alegre adalah sebuah tempat yang istimewa. Salah satu pendiri forum, Oded Grajew, mengatakan, di sinilah asal mula gerakannya dan di sini juga lah akan muncul orientasi baru setelah adanya krisis ekonomi global dan KTT Iklim yang gagal.

Forum sosial ini merasa lebih yakin dengan bentuk kritiknya yang radikal karena berbagai persitiwa yang terjadi beberapa bulan belakangan. Dan forum ini merasa mendapat dukungan lebih besar, walaupun tidak terlihat dalam jumlah peserta di Porto Alegre. Maksimal 20 ribu peserta dinantikan di Porto Alegre, terutama dari Brasil dan negara-negara Amerika Latin. Fokus perundingan dalam pertemuan lima hari ini adalah perdebatan mengenai strategi. Seorang pemrakarsa lainnya, Grajew, yakin, ide-ide yang dicetuskan di forum ini sudah membuahkan hasil dalam krisis ekonomi global terbaru.

Gottfried Stein/Anggatira Gollmer

Editor: Asril Ridwan