1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Feri Rafelia II Tenggelam di Selat Bali

4 Maret 2016

Sejumlah kapal TIM SAR dikerahkan menuju lokasi tenggelamnya KMP Rafelia II yang beroperasi dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang. Kapal itu karam sekitar pukul 13 WIB.

https://p.dw.com/p/1I7R3
Fährunglück Indonesien 2008
Foto: AFP/Getty Images

Menurut keterangan tim penyelamat, lebih dari 70 orang berhasil diselamatkan. Masih belum jelas berapa penumpang yang ada di atas feri penyebrangan itu. Diduga setidaknya masih ada 4 orang yang belum ditemukan.

Korban yang selamat dibawa ke ke RSUD Blambangan dan RS Islam Banyuwangi untuk mendapat perawatan. Feri itu karam di laut tenang. Rekaman video menunjukkan kapal itu miring di satu sisi sebelum terbalik.

Kepala SAR Bali Didi Hamzar mengatakan, kapal itu memuat 51 orang penumpang, termasuk 14 awak kapal. Tapi kenyataannya, jauh lebih banyak penumpang ada di atas kapal.

Feri Rafelia II berada dalam perjalanan dari pelabuhan Gilimanuk di Bali ke Banyuwangi di Jawa. Penyebab kecelakaan sedang diselidiki.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut, Laksamana Pertama TNI M Zainudin menerangkan, kapal tengelam karena mengalami kebocoran pada lambung dan miring pada posisi di belakang. Lokasinya dekat Hotel Banyuwangi Beach.

Komandan Angkatan Laut penyeberangan Banyuwangi Letnan Kolonel Wahyu Eko mengatakan, 71 orang sudah berhasil dievakuasi.

"Kita belum bisa mengetahui apakah ada yang terjebak di dalam kapal yang sudah tenggelam itu," katanya kepada sebuah stasiun televisi.

Humas Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho membenarkan, ada 71 orang yang berhasil diselamatkan, sedangkan empat orang lainnya masih dinyatakan hilang, yaitu kapten kapal, seorang petugas dek dan seorang wanita bersama anaknya.

Kapal feri adalah alat transportasi yang populer dan relatif murah. Tapi sering mengangkut muatan jauh melebihi kapasitasnya. Karena itu sering terjadi kecelakaan kapal di Indonesia yang menelan korban jiwa. Apalagi aturan dan prosedur keselamatan sering tidak ditaati. (Foto artikel kecelakaan kapal The Princess of the Stars di perairan Pulau Sibuya, Juni 2008).

hp/ap (ap, beritasatu.com)