1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Bayar Iklan Politik Selama Kampanye Pilpres AS

7 September 2017

Ratusan akun Facebook palsu, kemungkinan besar dioperasikan dari Rusia, menghabiskan sekitar 100 ribu dolar AS untuk iklann politik. Isu yang digalang adalah yang mendukung Donald Trump.

https://p.dw.com/p/2jUxF
Deutschland Berlin Löschzentrum von Facebook
Foto: picture-alliance/dpa/S. Stache

Meskipun jumlah iklan dan propaganda yang dilansir relatif kecil dibandingkan iklan-iklan dari partai politik, tapi fakta baru ini menguatkan dugaan bahwa Rusia memang berusaha mempengaruhi opini publik untuk memenangkan Donald Trump dan kubu Republik. Terlebih lagi karena isu-isu yang diangkat adalah isu pro Republik, seperti misalnya mempertahankan kepemilikan senjata.

Data-data itu dikumpulkan oleh Facebook dalam rangka penyelidikan yang dilakukan oleh penyelidik khusus Robert Mueller, yang bertugas menyelidiki kemungkinan turut campurnya Rusia dalam kampanye pemilu AS tahun lalu.

Facebook mengatakan ada sekitar 470 akun yang kelihatannya dikoordinasi oleh sebuah organisasi yang berpusat di St. Petersburg. Organisasi ini memang terkenal bisa menggiring sebuah isu dengan tema-tema yang menimbulkan kontroversi dan polarisasi.

Secara keseluruhan, akun-akun tersebut membayar sekitar 3.000 iklan antara bulan Juni 2015 dan Mei 2017. Meskipun iklan-iklan itu tidak secara khusus merujuk pada seorang kandidat atau pada pemungutan suara, namun membawa "pesan yang memecah belah" untuk kemudian disebarkan di berbagai platform media sosial, kata direktur keamanan Alex Stamos dalam sebuah pernyataan.

G20 Gipfel in Hamburg | Putin & Trump
Banyak kalangan mengeritik kedekatan Presiden AS Donald Trump kepada pemimpin Rusia, Vladimir PutinFoto: Getty Images/AFP/S. Loeb

Facebook menyatakan telah menyerahkan temuannya kepada Robert Mueller, pejabat khusus yang menyelidiki campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS.

Senator Mark Warner dari Virginia, anggota Demokrat di Komite Intelijen Senat AS mengatakan, Facebook sudah memberi keterangan itu kepada anggota Komisi hari Rabu (6/9), namun masih banyak hal yang perlu ditanyakan

"Saya punya banyak pertanyaan untuk Facebook, dan saya juga punya banyak pertanyaan untuk Twitter," kata Warner.

Seorang juru bicara Twitter menolak berkomentar mengenai isu ini pada Rabu malam.

Akun-akun palsu itu ditemukan saat dilakukan pemeriksaan terhadap perusahaan pemasang iklan sehubungan dengan penyelidikan di Senat mengenai kemungkinan pengaruh yang lebih luas yang diinisiasi perusahaan tersebut dalam campur tangan Rusia setelah pemilihan, kata Stamos.

Jumlah belanja iklan yang diidentifikasi oleh Facebook sangat kecil dibandingkan dengan jumlah total belanja iklan selama pemilu. Menurut lembaga konsultan iklan Borrell Associates, selama siklus pemilu 2016, belanja iklan politik mencapai 1,4 miliar dolar AS. Itu hanya angka untuk iklan digital saja.

hp (rtr, ap, afp)