1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Evakuasi Korban Gempa Berlanjut, Bantuan Mulai Mengalir

1 Oktober 2009

Jumlah korban tewas dalam bencana gempa bumi di Sumatra Barat dikhawatirkan terus bertambah. Sementara itu bantuan dari berbagai penjuru mulai mengalir.

https://p.dw.com/p/Jvt7
Rumah hancur akibat gempa di Padang.
Rumah hancur akibat gempa di Padang.Foto: AP

Dikhawatirkan jumlah korban tewas meningkat akibat gempa di Sumatra Barat. Menurut keterangan resmi, hingga saat ini tercatat lebih dari 770 korban tewas dan 294 orang luka berat.

Koordinator Urusan Kemanusiaan dan Bantuan Darurat PBB John Holmes mengatakan di New York bahwa jumlah korban tewas meningkat hingga 1100 orang dan jumlah itu dikhawatirkan bertambah. Saat ini para petugas penyelamat dengan peralatan berat berupaya mengevakuasi warga yang tertimbun reruntuhan gedung dan rumah.

Walikota Padang Fauzi Bahar mengatakan, "Yang meninggal sudah lebih dari ratusan. Kemudian yang terjepit atau yang terjebak hari ini masih ada ratusan lagi, seperti di hotel Ambacang ini. Di hotel Mariani, tadi malam saya masih dengar suaranya dan anak-anak di Gama Center Pendidikan yang sedang belajar, lebih kurang enam lokal. Baru 12 jenazah yang baru keluar. Kepada seluruh masyarakat atau perantau Minang, saya mohon doanya.”

Pemerintah Indonesia langsung menyetujui pemberian dana bantuan segera sebesar 250 miliar rupiah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia membuka pintu untuk bantuan kemanusiaan internasional bagi penanganan dampak gempa di Sumatra Barat.

Petugas penyelamat mengangkat korban yang tertimbun reruntuhan bangunan.
Petugas penyelamat mengangkat korban yang tertimbun reruntuhan bangunan.Foto: AP

Juru Bicara Presiden Andi Mallarangeng di wisma Semen Padang tempat Presiden dan rombongan menginap Kamis malam mengatakan beberapa negara sahabat di antaranya Jerman, Singapura, dan Australia sudah menawarkan bantuan.

Kanselir Jerman Angela Merkel secara khusus menyampaikan kepada Presiden SBY bantuan sebesar dua juta Euro. Menurut kementerian luar negeri Jerman, dana bantuan tersebut akan disalurkan untuk keperluan akomodasi darurat, makanan dan air minum.

Palang Merah Internasional sudah mengerahkan para petugasnya ke lokasi bencana. Ketua delegasi Palang Merah Internasional Bob McKerrow menjelaskan, "Hari ini kami mengirimkan 50 dokter. Kami mengerahkan petugas penyelamat dan petugas medis. Kami menyediakan air dan makanan. Tapi daerah terpencil merupakan prioritas utama, dan pengiriman bantuan ke sana akan memerlukan waktu lebih lama.”

Sehari setelah gempa di Sumatra Barat, Jambi dan Bengkulu juga digoyang gempa berkekuatan 7,0 skala Richter pada hari Kamis (01/10) menjelang pukul sembilan pagi dan berpusat 46 km tenggara Sungaipenuh, Jambi, atau 54 km dari Mukomuko, Bengkulu.

Kabupaten Kerinci di provinsi Jambi merupakan wilayah yang paling parah terkena dampak gempa Kamis kemarin. Dilaporkan, terdapat 600 rumah rusak berat, dan 500 rumah rusak ringan. Sejumlah 21 gedung sekolah juga rusak 16 sekolah di antaranya adalah SD, dua SMP, dan tiga SMA. Tempat ibadah atau mesjid yang rusak juga tercatat 16 buah, empat di antaranya rusak berat.

Hingga saat ini tidak dilaporkan adanya korban tewas akibat gempa di Jambi. Dikabarkan, 12 orang menderita luka berat dan puluhan lainnya menderita luka ringan. Gempa di Jambi bukanlah gempa susulan dari gempa di Sumatra Barat karena pusat gempanya berbeda.

LS/AR/dpa/afp/ap