Eurovision Ungkap Dua Sisi Azerbaijan
28 Mei 2012Lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia menonton melalui televisi saat penyanyi asal Swedia Loreen mengalahkan sekelompok nenek-nenek Rusia dan menjadi pemenang Eurovision 2012, kompetisi tahunan yang diadakan di antara negara anggota Uni Penyiaran Eropa yang aktif. Bekas negara pecahan Uni Soviet ini "sukses" menggelar acara budaya terbesar sejak kemerdekaan.
Pemerintah Azebaijan memperlakukan Eurovision seperti acara besar politik dan tidak sebagai kompetisi pop murahan. Mereka memanfaatkannya sebagai ajang promosi negara ekonomi yang mewah. Ratusan juta dollar dihabiskan untuk mempercantik ibukota dan membangun lokasi acara Crystal Hall. Pemerintah berharap, Azerbaijan tidak hanya dikenal di Eropa sebagai pengekspor energi yang melewati perang berdarah dengan Armenia.
Namun, sebelum acara digelarpun, muncul berbagai tuduhan terhadap Presiden Ilham Aliyev. Ia dikatakan menjalankan rezim otoriter yang memenjarakan oposisi, mengintimidasi jurnalis dan melarang publik untuk bersuara. Polisi Baku bahkan menahan belasan pendukung oposisi yang berusaha menggelar aksi protes jelang Eurovision untuk mendapat perhatian dunia.
"Warga Eropa kini tahu kami bagian dari keluarga Eropa dan kami ingin hidup sesuai prinsip Eropa," ujar salah seorang aktivis Rasul Jafarov. Ia menambahkan, pemenang Eurovision asal Swedia Loreen yang memicu kemarahan pemerintah setempat karena bertemu aktivis HAM sebelum kontes, telah menunjukkan "bagaimana Eropa menghargai prinsip HAM". Dalam konferensi pers setelah kontes, Loreen hanya mengatakan : "Saya akan mendukung warga Azerbaijan dalam hati."
Menurut para aktivis, Eurovision memperjelas dominasi Aliyev, yang berkuasa sejak 2003, setelah menggantikan ayahnya. Istrinya Mehriban Aliyeva memimpin komite organisasi Eurovision dan menantunya Emin Agalarov, penyanyi dan pengusaha yang bermukim di Moskow, menjadi bintang tamu dalam acara tersebut.
vlz (afp, ap)