1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Eropa Harus Lebih Menarik Mahasiswa Asing

Marcus Lütticke30 Maret 2013

Kunjungan ke Uni Eropa bagi mahasiswa dan ilmuwan dari negara dunia ketiga masih dinilai rumit. Kini Komisi Eropa ingin memberlakukan proses pemberian visa yang seragam. Tapi itu belum mempermudah semua masalah.

https://p.dw.com/p/186xK
Bei einer Vorlesung für Betriebswirtschaftslehre an der TU Chemnitz sitzen unter den Studenten viele Chinesen. Von den 750 ausländischen Studierenden aus 70 Ländern, die sich derzeit in Chemnitz eingeschrieben haben, kommen allein 314 aus China und sind damit die größte Gruppe unter den Ausländern an der Universität. Besonders nachgefragt sind Studienangebote aus den Wirtschaftswissenschaften, aus dem Maschinenbau und der Informatik. Für die TU Chemnitz ist Asien und dabei besonders die Volksrepublik China ein attraktiver Bildungsmarkt. Besonders enge Beziehungen unterhält sie zur Fudan-Universität Shanghai und zur Beihang-Universität Peking. Foto: Wolfgang Thieme +++(c) dpa - Report+++ Für Projekt : Destination Europe Mangelnde Perspektiven und große Träume
Foto: picture alliance/dpa

Ketika Ketua Komisi Eropa José Manuel Barroso menginformasikan jurnalis tentang krisis Siprus, seorang mahasiswa dari Benin berbicara di mikrofon di ruang pers Komisi di Brussel. Bellarminus Kakpovi kuliah komunikasi politik di Brussel. Tapi jalan menuju universitas di Eropa baginya tidak mudah, antara lain karena sulit mendapat visa. "Untuk visa ke Belgia, saya menunggu lebih dari tiga bulan. Rekan saya yang ke Perancis, sudah memperolehnya dalam dua pekan. Saya tidak mengerti mengapa di Uni Eropa pengurusan visa begitu berbeda."

Kopkavi sedang diundang Komisaris Urusan Dalam Negeri Eropa Cecilia Malmström yang memperkenalkan programnya untuk memperbaiki situasi mahasiswa dari negara-negara dunia ketiga. Sebelum politisi itu berbicara, ia memberi kesempatan mahasiswa dari Afrika berbicara dan menceritakan pengalamannya tentang birokrasi Eropa.

Gruppe von Studenten lernt gemeinsam in einer Bibliothek. Erstellung: 14.02.2012 © Robert Kneschke - Fotolia.com
Mahasiswa belajar bersamaFoto: Fotolia/Robert Kneschke

Pertukaran antar Negara Anggota Sulit

Setiap tahun lebih dari 200 ribu mahasiswa dan ilmuwan dari negara non Uni Eropa berkesempatan datang ke Eropa untuk waktu terbatas. Namun proses di negara anggota Uni Eropa tidak seragam. Setiap negara menetapkan aturan masing-masing mengenai pemberian akses mahasiswa dan ilmuwan asing ke perguruan tingginya. Juga pertuakaran dari satu negara ke negara lainnya sulit.

Agar lokasi pendidikan Uni Eropa lebih menarik bagi ilmuwan dari negara dunia ketiga dan dapat bersaing dengan AS dan Australia, Komisi Eropa kini ingin menyeragamkan syarat kedatangan dan memperbaiki kondisinya bagi akademisi muda. Untuk ke depan permohonan visa di seluruh anggota UE akan ditetapkan batas waktu seragam, maksimal 60 hari. Pertukaran antar universitas di negara UE akan dipermudah. Selain itu direncanakan mahasiswa sedikitnya boleh bekerja 20 jam per minggu.

Perlu Upaya Berikutnya

Pressefoto der Universität Konstanz Bibliothek innen Lernende J6 Fotograf: Stefan Greitemeier http://www.aktuelles.uni-konstanz.de/bildarchiv/studierende/
Perpustakaan Universität KonstanzFoto: Stefan Greitemeier

Ulrich Grothus dari Deutsche Akademische Austausch Dienst (DAAD) juga berpendapat, bahwa Eropa harus lebih menark bagi mahasiswa dari dunia ketiga. Baginya poin lain yang menentukan, "Di Jerman, permintaan akan jurusan Master berbahasa Inggris jauh lebih besar dari yang ditawarkan." Di sini perlu ada peningkatan.

Selain itu pengakuan ijazah luar negeri yang memungkinkan akses ke perguruan tinggi tidak boleh dinilai kolektif berdasarkan negara asal, melainkan harus dinilai secara individual. "Seorang warga Amerika mungkin dapat mendaftar ke universitas terbaik di negaranya, tapi di Jerman ijazah itu belum cukup untuk mendapat ijin menempuh kuliah."

Karena itu Grothus mengusulkan pengkajian individual pendaftar universitas dari luar negeri. Sejauh mana tercapai standar seragam di Uni Eropa, karena sistem pendidikan yang berbeda di negara-negara anggota, masih diragukan.

Ein Antrag auf Erteilung eines Schengen-Visum in deutscher Sprache ist symbolisch vor einer Europafahne zu sehen (Illustrationsfoto vom 25.01.2004 zum Thema Visa, Schengen-Visa) Foto: Ralf Hirschberger +++(c) dpa - Report+++
Formulir permohonan visa SchengenFoto: picture-alliance/dpa

Langkah ke Arah yang Benar

Sandra Haseloff, kepala  bagian di Yayasan Alexander von Humboldt yang mengurus kerjasama ilmuwan, memandang usulan baru Uni Eropa sebagai langkah penting. "Saya pikir dan berharap, akan terjadi kemudahan lebih besar. Ini menyangkut pengurusan permohonan visa, tapi juga mobilitas mahasiswa di dalam Uni Eropa, misalnya jika menulis program doktoral antar negara."

Peluang ijin kerja 20 jam per minggu, dipandang Haseloff cukup tinggi untuk program kuliah penuh. Saat ini peraturan Jerman menetapkan, mahasiswa asing boleh bekerja penuh 120 hari atau 240 untuk kerja setengah hari. Kerja praktek, meskipun tidak dibayar, sudah termasuk di dalamnya. Parlemen Eropa dan Dewan Eropa kini akan membahas usulan itu. Komisi Eropa mengharap usulan itu mulai berlaku tahun 2016.