1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Energi Angin, Upaya Mempertahankan Suaka Alam Galapagos

8 Desember 2008

16 Januari 2001 kapal tanker Jessica, dalam perjalanan dari Puerto Bazuerizo Moreno, ibukota Provinsi Galapagos menuju Pulau San Cristóbal dihantam badai dan tenggelam, m enumpahkan lebih dari 600 ribu liter minyak bumi.

https://p.dw.com/p/GBWN
Foto: AP

Kawasan suaka alam Galapagos tercemar. Minyak bumi yang tumpah, sebagian merupakan pasokan untuk generator diesel yang merupakan sumber listrik utama bagi penduduk di kepulauan itu. Untuk menghindari terulangnya bencana serupa, Ekuador menetapkan sasaran, menghentikan segera penggunaan generator-generator tersebut. Sampai tahun 2015 penduduk Galapagos hanya akan memperoleh pasokan listrik dari energi terbarukan. Saat ini sebagian kawasan Pulau San Cristóbal sudah tidak lagi membutuhkan generator diesel.

Sejak sekitar satu tahun di San Cristóbal terdapat tiga pembangkit listrik tenaga angin yang menghasilkan pasokan energi bagi 6000 warga, yang mencakup sekitar sepertiga penduduk pulau tersebut. Target yang dicanangkan sebenarnya lebih besar, tapi tahun 2007 kekuatan angin yang bergerak di St Cristóbal jauh lebih lemah dari yang diperhitungkan. Tahun 2009 listrik yang dihasilkan di pulau itu dari tenaga angin diharapkan menjangkau 50 persen penduduknya.

Proyek energi angin itu membutuhkan waktu lima tahun dari perencenaan sampai turbin pertama dibangun. Demikian dikatakan Jim Tolan, insinyur kepala proyek tersebut. "Terdapat pertimbangan berkaitan rotor kincir angin, mengingat akan burung-burung dan kelelawar. Kami harus sangat berhati-hati, kami memulai proyek ini untuk melindungi lingkungan jadi dampak negatif bagi lingkungan adalah hal yang tidak kami inginkan. Dilakukan penelitian selama beberapa tahun dan hasilnya adalah kami memindahkan lokasi pembangkit listrik tenaga angin ke bukit lainnya." Jelas Tolan lebih lanjut.

Burung-burung laut di kepulauan Galapagos dapat terganggu karenanya. Mereka membuat sarang di dekat lokasi pembangkit listrik tenaga angin itu mula-mula dirancang ditempatkan. Dalam 12 bulan terakhir populasi burung laut ini tidak menunjukkan kenaikan, justru sebaliknya. Ancaman utama bagi hewan ini adalah tikus-tikus yang dibawa manusia, dan menyerang sarang-sarang tersebut.

Proyek energi angin di Galapagos didanai oleh pemerintah Ekuador, Perserikatan Bangsa Bangsa dan 9 perusahaan energi terbesar dunia. Di antaranya juga perusahaan energi Jerman RWE. Bagi organisasi lingkungan Greenpeace atau Worl Wildlife Fund, RWE dipandang sebagai perusak iklim, karena perusahaan ini di Eropa merupakan produsen terbesar emisi gas rumah kaca. Citra ini hendak diperbaiki RWE dengan proyek energi angin di St Cristóbal.

„Saya pikir, perusahaan besar lebih baik berpartisipasi dalam proyek yang benar-benar besar, misalnya proyek energi angin di Eropa Utara, karena proyek itu benar-benar membutuhkan investasi dari perusahaan-perusahaan besar. Dan itulah partisipasi besar yang kami harapkan dari perusahaan listrik besar. Dukungan terhadap proyek yang relatif kecil di pulau yang jauh letaknya, kelihatannya lebih sebagai tindakan publikasi." Demikian pendapat Sven Teske dari Greepeace.

Greenpeace menilai positif proyek energi angin tersebut. Namun untuk memenuhi pasokan energi Kepulauan Galapagos sampai tahun 2015 hanya dengan mengandalkan energi angin tidaklah mungkin. Demikian dikatakan pimpinan proyek insinyur Jim Tolan. Energi angin itu merupakan langkah awal yang baik. "Apa yang diharapkan terjadi adalah akan dilakukan program lainnya yang menghasilkan energi yang efisien serta menguji di mana pembangkit energi matahari dapat digunakan. Sebagian besar energi di kepulauan ini dipakai untuk mobil dan sepeda motor. Jadi akan diperlukan pula program bahan bakar bio. Proyek kami hanya sebagian dari program secara keseluruhan yang dikoordinasi oleh pemerintah Ekuador dan Perserikatan Bangsa-Bangsa." (dk)