1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Olahraga

Empat Masalah Timnas Jerman di Piala Dunia 2018

20 Juni 2018

Kritik tajam dari media-media di Jerman harus ditelan olen tim asuhan Jogi Löw ini. Kekalahan dari Meksiko sungguh mengejutkan. Apa yang harus dibenahi? Simak analisa DW!

https://p.dw.com/p/2zrR2
Fußball WM 2018 Gruppe F Deutschland - Mexiko
Foto: Getty Images/M. Hangst

1. Pertahanan lemah

Toni Kroos dan Sami Khedira sebenarnya adalah dua nama mentereng di kancah sepakbola internasional. Keduanya adalah pemenang Piala Dunia. Secara keseluruhan keduanya telah bermain 160 kali untuk Jerman. Tetapi apa gunanya, jika kinerjanya tidak tepat?

Pada kekalan 0:1 dari Meksiko, tampak jelas: kecerobohan dalam membangun serangan, dan lambatnya gerakan mundur. Posisi keduanya terlalu di depan. Sehingga Meksiko bisa cepat menyerang balik tanpa perlawanan.

Tim Jerman beruntung, di babak pertama Meksiko tidak mencetak lebih dari satu gol. "Jika kita menyerang dengan tujuh atau delapan pemain, jelas bahwa kekuatan ofensif lebih besar dari stabilitas pertahanan," kata Hummels setelah pertandingan. Kalimat yang setengah menyindir beberapa rekan setimnya.

Toni Kroos di Real Madrid terbiasa dengan bermain bertahan. Saat ia harus bantu menyerang, dia memiliki partner yang menutup barisan pertahanan. Ini yang kurang di timnas.

2. Lemahnya penyelesaian akhir

Tim Jerman berupaya menjebol gawang Meksiko sebanyak 25 kali! Tetapi tidak ada satu pun gol yang jatuh. Lebih buruk lagi, hanya sepertiga dari tendangan ke arah gawang yang tidak melenceng dari gawang.

Ini bukan hanya tidak efisien, tetapi juga nilai yang sangat buruk. Ya, memang ada dua upaya cemerlang. Tendangan bebas Toni Kroos dari jarak 22 meter yang membentur mistar gawang, atau tendangan pemain cadangan Julian Brandt dari jarak 19 meter.

Namun demikian: serangan yang ditampilkan Jerman terlalu sedikit. Tidak tampak kelincahan Timo Werner yang sukses di Bundesliga. Mario Gomez juga tidak mampu unjuk gigi. Pelatih Joachim Löw mungkin juga sama bingungnya dengan penonton.

3. Kehilangan banyak bola

Angka juga bisa menipu: 60 persen penguasaan bola, 88 persen akurasi operan - demikian statistik FIFA untuk tim Jerman dalam pertandingan lawan Meksiko. Apa yang tidak dijelaskan oleh angka-angka ini: tim Jerman sering sekali kehilangan bola. Pemain Meksiko tampak lebih waspada dan gesit dibanding pemain Jerman.

Sekali lagi, Khedira berada di pusat kritik setelah kehilangan bola saat melakukan serangan yang berujung pada terciptanya gol bagi Meksiko yang dicetak oleh Hirving Lozano . Hari yang buruk bagi Khedira.

4. Tidak ada kreativitas

Tim Jerman tertua di Piala Dunia sejak Piala Dunia 2002 ini tidak hanya membuat banyak kesalahan, mereka juga tidak menunjukkan semangat dan kreativitas. Mereka seakan hanya menunggu bola sampai ke depan gawang dengan sendirinya.

Padahal tim Jerman memiliki begitu banyak pemain dengan kemampuan lari yang cepat, seperti Werner, Reus dan Draxler. Müller, Kroos dan Özil biasanya selalu siap dengan berbagai aksi kejutan. Tapi tidak ada yang terwujud.

Permainan ofensif terlalu lambat dan terlalu transparan. Sisi kiri nyaris tidak dilibatkan. Marvin Plattenhardt tampak terlalu fokus pada tugas-tugas defensifnya. Seorang pengguna Twitter menuliskan, pengganti Jonas Hector yang jatuh sakit, seakan diabaikan oleh pemain Jerman lainnya.

Namun rekannya yang ofensif di sebelah kiri, Julian Draxler, hampir tidak berbeda: "Dalam situasi tertentu saya berharap bisa mendapatkan bola," kata Draxler yang terdengar tidak puas.

Masih ada dua pertandingan grup yang tersisa bagi Jerman, yakni lawan Swedia (23.6.) dan Korea Selatan (27.6.). Hanya dengan sistem permainan yang lebih kreatif dan pembagian bola yang lebih merata, impian untuk mempertahankan gelar juara dunia akan tetap hidup.