1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiGlobal

Elon Musk Jadi Pemegang Saham Terbesar di Twitter

5 April 2022

Bos Tesla Elon Musk membeli 9,2% saham Twitter senilai hampir 3 miliar dolar, menjadikannya pemegang saham terbesar. Aksi itu memicu kenaikan harga saham Twitter sampai lebih 27%.

https://p.dw.com/p/49TZD
Elon Musk
Elon MuskFoto: Patrick Pleul/AP Photo/picture alliance

Elon Musk sendiri yang mengumumkan penguasaan 9,2 persen saham Twitter pada hari Senin (4/4). Selain itu, dia juga menggelar jajak pendapat di Twitter yang menanyakan, apakah pengguna ingin ada tombol edit atau tidak, yang disebutnya sudah lama ditunggu-tunggu di platform media sosial itu.

Jajak pendapat yang diluncurkan bos Tesla itu langsung ditanggapi Direktur Utama Twitter, Parag Agrawal yang meminta pengguna agar "memilih dengan hati-hati".

Dalam waktu kurang dari tiga jam sejak polling dimulai, sudah lebih dari 1,2 juta pengguna bereaksi, dengan lebih dari 75% dari mereka mendukung adanya opsi edit di Twitter.

Pekan lalu, dalam jajak pendapat lain, Elon Musk bertanya apakah algoritma Twitter harus dibuka ke publik dan menjadi open source. Lebih dari 82% pengguna mengatakan ya, sementara mantan CEO Twitter Jack Dorsey mengatakan, "pilihan algoritma mana yang akan digunakan (atau tidak) harus terbuka untuk semua orang."

Harga saham Twitter hari Senin melonjak naik sampai 27,1% dan ditutup pada US$ 49,97. Padahal dalam 12 bulan terakhir, saham Twitter turun sampai 38%. Kapitalisasi pasar Twitter sekarang mencapai US$ 39,3 miliar, setelah Elon Musk memborong sahamnya.

Peserta aktif di Twitter yang sering bikin heboh

Elon Musk sendiri dikenal sebagai seorang pengguna Twitter yang sangat aktif dengan lebih dari 80 juta pengikut, sejak dia bergabung dengan situs tersebut pada tahun 2009. Dia biasa menggunakan Twitter untuk membuat pengumuman-pengumuman yang menghebohkan.

Akhir-akhir ini, Elon Musk sering mengeritik platform media sosial itu dan mengatakan Twitter mencoba membatasi kebebasan berpendapat. Bulan Desember lalu, Elon Musk mengeluarkan meme yang membandingkan Direktur Utara Twitter, Parag Agrawal dengan diktator Soviet, Joseph Stalin.

Dalam sebuah jajak pendapat yang menanyakan pengguna apakah mereka percaya platform tersebut menganut prinsip kebebasan berbicara, lebih dari 70% penjawab memilih opsi "tidak ."

Twitter selama beberapa bulan terakhir berjuang dengan angka penambahan pengguna yang lebih rendah, yang menimbulkan keraguan tentang prospek pertumbuhannya. Untuk mengatasi stagnasi, media sosial itu mencoba berbagai proyek baru seperti ruang obrolan audio dan buletin.

Menguntungkan pemilik saham

Masuknya bos Tesla Elon Musk sontak menghidupkan lagi perburuan saham Twitter. Menurut majalah Forbes, Elon Musk saat ini memiliki kekayaan bersih sekitar 300 miliar dollar, dan didapuk sebagai salah satu orang terkaya dunia. Sejak November lalu dia menjual sebagian sahamnya di Tesla dan mengatakan akan melepas sampai 10% kepemilikannya, untuk memulai proyek-proyek baru.

Elon Musk saat ini mengusai sekitar 73,5 juta saham Twitter lewat perusahaan Elon Musk Revocable Trust. Pemegang saham terbesar kedua di Twitter adalah dengan 8,79% penguasaan saham, menurut data Refinitiv.

"Masuknya Elon Musk ke Twitter akan memberi hasil hasil positif bagi para pemegang saham", kata Ryan Jacob, Direktur Utama Jacob Asset Management. "Jika (Musk) memutuskan untuk mengambil posisi aktif, itu membuat perusahaan lain jadi tertarik, dan mungkin harganya akan lebih tinggi daripada sekarang," kata Jacob. 

hp/as (rtr, afp, ap)