1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ekspor Senjata Jerman ke Timteng Meningkat

Bernd Gräßler8 Agustus 2013

Jerman tahun 2013 menjual senjata ke enam negara di Kawasan Teluk. Penjualan senjata ke Mesir dihentikan. Pembeli senjata terbesar adalah Qatar.

https://p.dw.com/p/19LsQ
German army Leopard 2-A6 heavy tank participates a maneuver May 2, 2006 in Bergen, Germany.
Leopard 2 A6Foto: Getty Images

Pada paruh pertama 2013, pemerintah Jerman mengijinkan ekspor senjata senilai 817 juta Euro ke negara-negara di Kawasan Teluk. Angka penjualan sepanjang tahun 2013 diperkirakan bisa mencapai rekor baru. Tahun yang lalu, penjualan senjata ke Kawasan Teluk mencapai nilai 1,4 miliar Euro. Demikian keterangan pemerintah Jerman menjawab pertanyaan anggota parlemen dari Partai Kiri, Jan van Aken.

Ada enam negara yang termasuk dalam Dewan Kerjasama Kawasan Teluk: Bahrain, Qatar, Kuwait, Oman, Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab. Pembeli senjata terbanyak adalah Qatar, yang membeli senjata senilai 635 juta Euro.

Masih belum jelas, apa saja jenis senjata yang dipesan oleh negara-negara di Kawasan Teluk tahun ini. Sebab data-data penjualan senjata baru akan dikeluarkan tahun depan. Menurut laporan media, Qatar akan membeli 64 tank tempur jenis "Leopard 2" dan 24 kendaraan lapis baja lain. Menurut keterangan produsen senjata Krauss-Maffei Wegmann, Qatar akan memesan senjata seluruhnya senilai 1,9 miliar Euro.

Ekspor senjata dan HAM

Anggota Partai Kiri Jan van Aken mengeritik kebijakan ekspor senjata pemerintah Jerman di bawah Kanselir Angela Merkel yang tidak memperhatikan situasi hak asasi manusia. Memang dalam pedoman ekspor senjata ada kriteria hak asasi manusia. Tapi itu hanya salah satu dari banyak kriteria lain. Yang menjadi prioritas dalam penjualan senjata adalah kepentingan politik luar negeri. "Negara-negara Teluk bukan negara yang dikenal mementingkan hak asasi manusia", kata Jan van Aken kepada Deutsche Welle.

Dalam laporan tahunan Amnesty International dimuat berbagai kasus penyiksaan dan pelecehan perempuan di Qatar. Juga di Saudi Arabia praktek penyiksaan masih dilakukan secara luas. Tahun 2013, pemerintah Jerman mengijinkan ekspor senjata ke Saudi Arabia senilai 118 juta Euro. Menurut Jan van Aken, masih ada pesanan kapal patroli dan tank dari Saudi Arabia yang sedang diproses perijinannya. Media di Jerman melaporkan, Saudi Arabia tertarik membeli ratusan tank jenis Leopard 2.

Ekspor ke Mesir dihentikan

Menteri perekonomian Jerman Philip Rösler menegaskan, pemerintah Jerman benar-benar mempertimbangkan banyak hal dalam mengeluarkan ijin ekspor senjata. Misalnya dalam kasus Mesir, "semua rencana ekspor dihentikan atas alasan situasi politik yang tidak jelas".

Kementerian Ekonomi adalah salah satu instansi yang berhak mengeluarkan ijin ekspor senjata. Menjawab pertanyaan dari Partai Kiri, Kementerian Ekonomi menegaskan, "semua keputusan tentang ekspor senjata ke Mesir ditunda".

Sejak beberapa tahun terkahir, banyak pihak mengeritik ekspor senjata dari Jerman ke Saudi Arabia dan Qatar. Tahun 2009, kedua negara membantu menindas gerakan protes di Bahrain dengan mengirim pasukan dan kendaraan lapis baja. Selain itu, Saudi Arabia juga melakukan penindasan di dalam negeri. "Apa yang kita kritik tentang Taliban, bisa juga kita sampaikan ke Saudi Arabia," kata Jan van Aken. Di negara itu juga terjadi penindasan perempuan dan penyiksaan.