1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Eks Tahanan Guantanamo Tiba di Palau

3 November 2009

Setelah hampir delapan tahun mendekam di penjara Guantanamo keenam warga Uigur menghirup udara bebas dengan berbelanja di ibukota Palau, Koror.

https://p.dw.com/p/KMPG
Palau, negara pulau di PasifikFoto: AP

Enam warga muslim Uigur tiba di Palau. Atas alasan keamanan perjalanan mereka dari penjara Guantanamo dirahasiakan, sampai mereka tiba di negara pulau di Pasifik tersebut. Bulan Januari lalu Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengumumkan penjara militer yang kontroversial itu akan ditutup sampai akhir Januari mendatang. Saat ini di Guantanamo masih terdapat 215 tahanan.

Hari Senin (02/11), juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Ian Kelly berterima kasih kepada pemerintah Palau dan menekankan penerimaan itu sebagai langkah penting dalam proses penutupan penjara militer Amerika Serikat di Kuba, Guantanamo.

Amerika Serikat awal Mei lalu meminta pemerintah Jerman untuk menerima 9 tahanan Uigur dari penjara Guantanamo. Tapi menteri dalam negeri Jerman ketika itu, Wolfgang Schäuble, menolak permintaan tersebut setelah melakukan pengkajian.

Presiden Palau Johnson Toribiong yang menemui keenam warga Uigur ketika tiba di negara itu mengatakan, mereka akan menjalani masa transisi. Menurut Toribiong penerimaan eks tahanan tersebut adalah sikap kemanusiaan dalam tradisi budaya Palau. Pemerintah Palau menyediakan perawatan kesehatan, tempat tinggal, transportasi serta pendidikan bagi, keenam warga Uigur itu sampai siap berintegrasi dengan komunitas Palau. Mereka akan diajar berbahasa Inggris, mendapat pendidikan tentang budaya dan hukum Palau serta pelatihan agar mampu mendapat pekerjaan dan membiayai kebutuhan mereka sendiri di Palau.

Mula-mula ada 22 tahanan warga Uigur, warga etnis minoritas dari provinsi Xinjiang di China yang tinggal di kamp buatan sendiri di Afghanistan, ketika terjadi invasi pasukan Amerika Serikat ke negara itu tahun 2001. Mereka melarikan diri ke Afghanistan untuk menghindari pengejaran oleh Cina yang ingin agar mereka kembali ke negaranya untuk diadili, karena dituduh termasuk kelompok separatis Islam.

Pengacara dari tiga warga Uigur yang dibebaskan tersebut berterima kasih kepada Palau atas penerimaan itu dan menjelaskan para pria itu tidak mengharapkan hal lain selain kehidupan yang damai dan produktif di sebuah negara demokratis yang bebas, dimana mereka terjamin bebas dari tekanan Cina.

Sebelumnya empat warga Uigur dipindahkan dari Guantanamo ke Bermuda tahun 2009 ini. Sementara tahun 2006 lima orang lainnya pindah ke Albania. Palau sudah menyatakan bersedia menerima enam atau tujuh warga Uigur yang masih berada di Guantanamo.

DK/HP/AFP/dpa