1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

"Ebay" Untuk Kaum Muslim Buatan Jerman

Aygül Cizmecioglu5 Desember 2012

Mulai dari kerudung hingga sajadah. Semua yang dibutuhkan umat Muslim bisa dibeli di "Selisha.de". Ini adalah situs lelang online pertama di dunia yang bermarkas di Jerman dan ditujukan bagi dan dari umat Muslim.

https://p.dw.com/p/16vgB
Foto: selisha.de

Pada pandangan pertama, "Selisha.de" sama seperti semua situs lelang di internet. Membeli, menjual, menawar pelelangan. Bedanya, di sini disapa dengan "Assalamualaikum" dan di kolom pencarian barang ada tulisan "mencari dengan mengucapkan Bismillah terlebih dahulu".

Situs ini aktif sejak dua tahun dan beriklan dengan slogan "Semua yang diperlukan umat Muslim dan lebih banyak lagi..". Ini berarti mulai dari jilbab berwarna biru dengan hiasan, hingga jam weker plastik dengan seruan azan dan kompas penunjuk kiblat.

Beragam lewat satu klik

Selim Reid, mahasiswa Hamburg keturunan Irak, adalah pendiri "Selisha.de". "Di Jerman saja ada 3,5 juta umat Muslim seperti saya. Tapi sayangnya platform online seperti Ebay tidak sesuai dengan kebutuhan kami. Kalau pun ada hanya beberapa. Misalnya, sajadah yang hanya dalam satu warna. Kalau ada juga cepat habis."

Peluang pasar ini ingin dimanfaatkan Selim Reid dengan "Selisha.de". Ia kenal baik komunitas online muslim Jerman dan sebelumnya juga telah memulai bisnis "Muslimtaxi", yang membuka kemungkinan menumpang mobil sesama Muslim.

Deutschland vor Ramadan Sehitlik-Moschee in Berlin
Banyak kaum Muslim di JermanFoto: dapd

Semua sesuai ajaran Islam

Keluarga dan teman-teman Reid pada awalnya skeptis apakah ide online tersebut bisa berjalan. Kini "Selisha.de" perusahaan start-up Jerman yang tergolong sukses. Setelah mendaftar, orang biasa dan penjual profesional bisa membeli, menjual dan menawar.

"Semua sesuai dengan aturan yang tertera dalam Al Quran", kata Selim Reid. Artinya, dilarang menaikkan harga tawar secara ilegal. "Kami mengawasinya dengan program software internal dan kerap menguji secara acak." Untuk memastikan kebenarannya dari segi agama dan meyakinkan sesama Muslim, Reid memasang fatwa seorang ulama tentang kepentingan dan hak dari segi Islam.

Lebih banyak perempuan dari laki-laki

Situs ini juga berhasil menarik minat Fatma sejak beberapa bulan lalu. Ia tinggal di desa kecil di Rheinland dan terpukau dengan banyaknya pilihan di "Selisha.de". "Biasanya saya harus ke kota besar yang jaraknya cukup jauh untuk membeli kerudung yang modis", kata perempuan berusia 56 tahun ini. Perempuan berusia lanjut seperti Fatma, termasuk pengguna yang paling aktif di "Selisha.de".

Di situs ini juga dijual pakaian dalam. Tapi modelnya di foto penjual adalah patung manekin. Orang sungguhan dengan pakaian dalam tidak dibolehkan di "Selisha.de". "Ini bisa lebih diterima umat musim", kata Fatma. "Lagipula hanya dengan duduk di depan komputer saya bisa membeli barang-barang yang bersifat pribadi dan tidak ada yang melihatnya."

Selain anonim, aspek praktis juga memainkan peranan. "Saya menemukan semua yang saya butuhkan disini hanya dengan membuka halaman pertama situs. Ada kategori tersendiri untuk sastra Islam misalnya. Atau yang berniat naik haji dan sebagainya. Semua tertera jelas dan lebih cepat ditemukan dibandingkan dengan Ebay", kata ibu rumah tangga tersebut.

Islamisches Auktionshaus SelishA
Contoh barang yang dijual di Selisha.deFoto: selisha.de

Jerman dan Muslim

Paralel dengan Ebay, yang situs lelang raksasa asal Amerika, yang diutamakan adalah kepercayaan terhadap pengguna dan cara pengawasannya. Sama seperti "Ebay", di "Selisha.de" pengguna juga bisa memberikan penilaian dan melaporkan pelanggar aturan.

"Saat seseorang misalnya mau menjual buku karya Adolf Hitler 'Mein Kampf', dalam kurun waktu tiga menit ratusan keberatan masuk dalam bentuk email", cerita Selim Reid dengan bangga. Pelecehan, anti semitisme, rasisme adalah tema yang tabu di situs Selisha.

Tuduhan bahwa situsnya adalah upaya mengisolasi diri ditolak oleh Selim Reid dan Fatma. Keduanya menyatakan Jerman sebagai kampung halaman mereka dan Islam sebagai agama mereka. Ini sesuatu yang tidak perlu dipermasalahkan lagi. Mereka hanya ingin bisa berbelanja melalui internet secara cepat dan praktis.