1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Duran: "Jurnalis dipenjara karena lakukan tugas"

Nihat Halici3 Mei 2013

Kebebasan pers di Turki tak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi

https://p.dw.com/p/18ReH
Bereitstellungsfrist: Bis 16:00 Uhr (30.04.2013) Bildbeschreibung: Ragip Duran, türkische Journalist. Schlagworte: Ragip Duran, türkische Journalist Wann wurde das Bild gemacht?: April 2013 Wer oder was ist auf dem Bild zu sehen?: Ragip Duran
Ragip DuranFoto: Ragip Duran

Ekonomi Turki tumbuh pesat dalam dekade terakhir ini. Apakah media dan Kebebasan Pers di Turki juga berkembang sehat?


Ragip Duran: Gambaran di bidang ini sangat berbeda. Menurut pemerintah Turki, kami berada di peringkat ke 17 sebagai ekonomi dunia. Tapi soal jumlah jurnalis yang dipenjara, kami berada di peringkat 1!. Jurnalis yang dipenjara di Turki jumlahnya lebih banyak daripada di Cina maupun Iran, padahal penduduk kedua negara itu jauh lebih besar daripada Turki.

Apa yang telah berubah 20 hingga 30 tahun terakhir?

Dulu kolega kami dibunuh, kantor-kantor surat kabar dibom, militer melakukan initimidasi dan diberlakukan sensor yang keras. Sekarang tidak terjadi lagi pembunuhan jurnalis. Tapi kalau dulu kami pergi ke pemakaman rekan-rekan kami, sekarang kami mengunjungi mereka di penjara atau mengikuti proses pengadilannya. Sensor, baik itu yang dilakukan sendiri maupun tekanan terhadap perusahaaan dan kalangan jurnalis jauh lebih keras daripada 20 atau 30 tahun lalu.

Menurut Anda, ada masalah strukltural apa di Media Turki?

Masalahnya ada pada kepemilikan media, karena hal itu yang menyebabkan surat kabar-surat kabar tidak bebas dan independen, meskipun jurnalisme justru membutuhkan kebebasan dan independensi yang lebih besar. Apa yang dulu dilakukan oleh militer, kini dilakukan oleh pemerintah.

Di Turki kita tidak biasa berbicara tentang jurnalisme yang independen dan bebas. Salah satu prinsip dasar jurnalisme adalah memberikan ruang bagi pendapat yang berbeda dengan pemerintah. Di sini itu tidak mungkin. Jurnalis tidak boleh beroposisi. Bila memuji pemerintah, maka ia dianggap jurnalis yang baik. Tapi kalau mengritik pemerintah, si jurnalis akan mendapat masalah.

ARCHIV - Türkische Zeitungen sind am 16.11.2011 an einem Stand in Istanbul zu sehen. Auf den Titelseiten wird über die NSU-Morde an Türken in Deutschland berichtet. Die Debatte um die Vergabe der Akkreditierungen für den NSU-Prozess in München kocht weiter. Politiker, Vertreter der türkischen Seite und Journalistenverbände fordern eine Lösung vor allem für die türkischen Medien. EPA/TOLGA BOZOGLU dpa (zu dpa "NSU-Prozess: Forderung nach festen Plätzen für türkische Medien" ) +++(c) dpa - Bildfunk+++
Türkische Zeitungen Zeitungsstand in Istanbul ARCHIVBILDFoto: picture-alliance/dpa

Bisakah seorang jurnalis di Turki saat ini, melakukan tugasnya tanpa kekhawatiran akan digugat hukum?

Sayangnya itu tidak bisa. Jurnalis yang kritis akan dipanggil oleh kejaksaan, kemudian berhadapan dengan hakim, lalu dijebloskan ke penjara. Contoh tipikal adalah kasus rekan-rekan Ahmet Sık dan Nedim Sever. Keduanya melakukan penelitian mengenai sebuah komunitas agama yang terkenal. Mereka ingin melakukan jurnalisme investigasi dan menulis mengenai hal yang tak diberitakan oleh media massa umumnya. Mereka baru meneliti saja, tapi karenanya sudah berbulan-bulan mendekam di penjara.
Saya tidak mengatakan, jurnalis tidak mungkin bersalah. Jurnalispun bisa melanggar hukum. Tapi dalam kasus lainnya, Mustafa Balbay dan Tuncay Özkan yang tanpa proses hukum terpaksa mendekam lama di penjara, itu kan keadaan yang bertolak belakang dengan prisip hukum.

Pemerintah Turki menyebut sejumlah jurnalis sebagai teroris.

Pemerintah berargumentasi begitu di tingkat internasional. Menurut mereka, rekan-rekan kami itu dipenjarakan atau digiring ke pengadilan karena anggota organisasi teroris. Padahal sebenarnya, rekan-rekan ini ditangkap karena kegiatannya sebagai jurnalis. Sedikit sekali yang dijatuhi hukuman. Dan bila melihat bukti yang diajukan, tak ada senjata, tak ada bukti telah menggunakan kekerasan. Para jurnalis itu dihukum karena pemberitaannya. Sejumlah jaksa membaca struktur organisasi surat kabar bagai struktur organisasi rahasia. Contohnya, redaksi menugaskan seorang koresponden untuk melakukan penelitian. Dalam pledoinya, lalu menggunakan penugasan itu sebagai bukti penguat. Kolega kami bersama pengacaranya kerap mengingatkan, bahwa yang berlangsung adalah penugasan kerja biasa – dan bahwa mereka ditangkap karena berpandangan kritis,

Jurnalis Turki Ragip Duran sejak lama bekerja sebagai koresponden harian Perancis Libération, BBC dan kantor berita AFP. Akhir tahun 90-an, ia dipenjara selama 7,5 bulan karena telah menulis mengenai harian pro Kurdistan, Ülkede Gündem. Ragip Duran yang ahli hukum, juga mengajar di Universitas Galatasaray di Istanbul.