1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dua Klub Raksasa Memburu 'Treble'

Vidi Athena Legowo21 Mei 2010

Kalau klub Bayern München masih harus berjuang dalam final Liga Champions, klub puteri Turbine Potsdam sudah berpesta merayakan kemenangan mereka Kamis (20/5). Mampukah dua klub Jerman memboyong Piala Liga Champions?

https://p.dw.com/p/NTym
Foto: DW/AP

Final Liga Champions di stadion Bernabeu Madrid antara Inter Milan dan Bayern München adalah pertarungan dua klub meraih 'treble' - tiga gelar sekaligus dalam satu musim. Bayern Sabtu lalu menang Piala Jerman dengan kemenangan telak 4-0 atas Werder Bremen. Sehari kemudian, Inter mengalahkan AS Roma 1-0 di pertandingan final Piala Italia. Dua klub ini sebenarnya begitu berbeda, namun juga memiliki sejuta kesamaan. Satu hal yang paling sering diangkat oleh media adalah hubungan antara kedua pelatihnya, Louis van Gaal dan Jose Mourinho. Van Gaal dianggap Mourinho sebagai gurunya. Ia memulai karirnya di Barcelona sebagai penerjemah, kemudian menjadi asisten pelatih Van Gaal. 'The special one', begitu sebutan media Inggris baginya semenjak ia menyatakan dirinya sebagai sosok yang istimewa karena berhasil membawa klubnya menjadi juara Eropa. "Saya tidak ingat akan tim yang bermain sepakbola seperti kami. Kami menyerang secara agresif melawan juara Eropa."

Demikian ujarnya usai menang atas FC Barcelona di babak semifinal Liga Champions. Van Gaal yang kerap menyebut Mourinho sebagai belahan jiwanya, memiliki pendapat yang berbeda akan kemenangan Inter saat itu. Sekedar mengingatkan, Inter Milan bermain dengan 10 pemain selama lebih dari 1 jam. "Mourinho bermain sepakbola untuk menang. Itu satu pilihan. Tetapi oke lah. Bertahan lebih mudah daripada menyerang."

Selain hubungan kedua pelatih tersebut, kedua klub ini juga memiliki dua pemain yang sebelumnya bermain bagi Real Madrid, dimana stadionnya menjadi laga pertandingan final nanti. Wesley Sneijder dan Arjen Robben 'disingkirkan' dari Madrid untuk membuka jalan bagi pemain-pemain mahal seperti Cristiano Ronaldo, Kaka dan Xabi Alonso. Tetapi kehadiran Robben dan Sneijder di final Liga Champions, seakan menjadi pembuktian keputusan salah yang dilakukan manajemen klub Real Madrid. Di Bayern München, pada awalnya yang diduga akan menjadi pemain bintang adalah Frank Ribery. Namun, cidera yang kerap dideritanya dan masalah pribadi yang diekspos media, membuat Bayern menjadi tergantung pada Robben. Presiden klub Bayern München Uli Hoeneß sadar betul akan keberuntungan klubnya memiliki Robben. "Kami tahu, bahwa Arjen adalah pemain kelas dunia. Ia bisa menentukan jalannya pertandingan dalam setiap fase atau setiap detik. Kami sangat senang ia bermain untuk kami."

Kedua klub dengan dua kemenangan penting, Seri A dan Bundesliga, serta Copa Italia dan Piala Jerman, akan tampil di babak final Liga Champions dengan kepercayaan diri yang tinggi. Ketidakhadiran dua pemain penting sepertinya tidak akan banyak mempengaruhi atmosfir yang ada. Franck Ribery tidak boleh diturunkan Bayern karena masih diskors usai mendapat kartu merah di babak semifinal. Sementara kubu Inter kehilangan pemain tengah Thiago Motta karena alasan yang sama. 

VLZ/AR/rtr/dpa