1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Diplomasi Empat Jalur Atasi Krisis Ukraina

9 Februari 2015

Jerman dan Perancis terus dorong proses perdamaian dalam krisis Ukraina dengan menggelar diplomasi empat jalur bersama Rusia. Dalam kunjungan ke AS, Kanselir Jerman juga akan bahas rencana perundingan damai di Minsk.

https://p.dw.com/p/1EYLr
Merkel und Hollande zu Gesprächen mit Putin in Moskau
Foto: picture-alliance/AP/Zemlianichenko

Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis, Francois Holland terus berusaha menggolkan perdamaian bagi Ukraina dengan menggelar diplomasi 4 jalur dengan Ukraina dan Rusia. Dalam konferensi lewat telepon antara Jerman, Perancis, Ukraina dan Moskow hari Minggu (08/02) terus didiskusikan solusi komprehensif terkait konflik antara pasukan Kiev melawan separatis pro-Rusia di timur Ukraina.

Perundingan intensif itu merupakan persiapan menjelang konferensi tingkat tinggi konflik Ukraina yang akan digelar di ibukota Belarusia, Minsk hari Rabu (11/02). Presiden Rusia, Vladimir Putin sudah melontarkan peringatan, bahwa KTT di Minsk bisa digelar, jika para pihak yang terlibat konflik menyepakati sejumlah tema. "Baru setelah itu tema akan dibahas lebih intensif", ujar penguasa Kremlin itu.

Terkait rencana KTT di Minsk, menteri luar negeri 4 negara itu menggelar pertemuan di Brussel Senin (09/02). Sementara dalam waktu bersamaan kanselir Merkel mengadakan kunjungan ke Washington, untuk memberikan informasi kepada presiden AS, Barack Obama. Selain itu Merkel kembali menegaskan sikapnya, menolak pengiriman lebih banyak senjata ke Ukraina.

Eropa tangguhkan sanksi baru

Berkaitan dengan akan digelarnya perundingan tingkat tinggi empat jalur di Minsk, Uni Eropa untuk sementara menangguhkan sanksi baru terhadap Rusia. "Prinsip sanksi tetap diterapkan, akan tetapi implementasinya tergantung dari perkembangan situasi," ujar menteri luar negeri Perancis Laurent Fabius Senin (09/02).

Dengan optimistis menteri luar negeri Perancis menyebutkan, terlihat mulai adanya pergerakan. Akan tetapi menlu Jerman, Frank Walter Steinmeier menanggapi lebih hati-hati. "Belum yakin KTT akan digelar karena masih banyak hal yang masih harus digarap," ujar Steinmeier.

Uni Eropa terpecah-pecah menanggapi rencana sanksi baru terhadap Rusia. Negara yang menentang sanksi menyebutkan, hal itu tidak akan memecahkan masalah malah merugikan Eropa. Sementara pendukung sanksi menegaskan, Eropa tidak boleh menunjukkan kelemahannya terhadap Moskow.

as/vlz (afp,dpa,rtr)