1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Diculik di Berlin, Kini Terancam Hukuman Mati

8 Januari 2018

Pengadilan korupsi mantan eksekutif minyak Vietnam yang diduga diculik dari Jerman digelar hari Senin (08/01). Terdakwa yang diculik ini kini diajukan ke meja hijau dan terancam hukuman mati.

https://p.dw.com/p/2qVEV
Vietnam Trinh Xuan Thanh
Foto: picture alliance/AP Photo/Doan Tan

Di sebuah tempat terbuka di Kota Berlin, pada siang tengah hari bolong, Juli tahun lalu, seorang pria Vietnam berusia 51 tahun, tiba-tiba diseret ke sebuah van dan dilarikan untuk dibawa kembali ke Vietnam. 

Diduga pelaku penculikan itu adalah agen intelijen Vietnam yang menyamar. Pria yang diduga diculik itu bernama Trinh Xuan Thanh, seorang terdakwa kasus korupsi di Vietnam. Serta-merta, insiden ‘penculikan‘ terhadap  mantan eksekutif minyak Vietnam tersebut memicu krisis diplomatik. Kementerian Luar Negeri Jerman menyebut tindakan tersebut sebagai aksi ‘penculikan‘ dan ‘pelanggaran hukum‘.

Trinh Xuan Thanh, diculik dan didakwa
Trinh Xuan Thanh, mantan fungsionaris Partai Komunis VietnamFoto: picture-alliance/dpa/Privat

Pemerintah Vietnam menyangkal tudingan bahwa agen rahasianya yang melakukan penculikan tersebut dan menegaskan bahwa Thanh yang selama ini jadi buronan telah kembali ke tanah air dengan sukarela untuk  menghadapi dakwaan.

Pengadilan pun digelar

Kini setengah tahun setelahnya, memasuki minggu kedua bulan Januari 2018, pengadilan di Hanoi memulai persidangan terhadap Trinh Xuan Thanh, mantan kepala Konstruksi Petro Vietnam --perusahaan minyak yang dikelola negara -- atas tuduhan salah urus dan penggelapan uang. Thanh hadir di hadapan pengadilan bersama mantan anggota komite politik Dinh La Thang dan 20 pejabat senior lainnya. Mereka dituduh menyebabkan kerugian negera sebesar  5,2 juta dollar AS dalam kasus pembangunan pembangkit listrik termal.

"Ini adalah kasus yang sangat serius, menarik perhatian publik luas," kata sebuah pengumuman online oleh Pengadilan Rakyat Hanoi, dengan menambahkan bahwa semua terdakwa memegang jabatan penting di institusi-institusi milik negara.

Setelah menjalani hukuman percobaan dua minggu, Thang dan Thanh menghadapi ancaman 20 tahun penjara atas kasus salah urus. Selain itu Thanh menghadapi tuduhan penggelapan, yang ancamannya adalah hukuman mati. 

Aksi gencar Vietnam dalam berantas korupsi

Dalam kasus terkait, pekan lalu Singapura mendeportasi petugas intelijen Vietnam yang buron Phan Van Anh Vu, yang memegang pangkat senior di dinas kepolisian rahasia. Vu mencoba mencari suaka di Jerman, kata pengacaranya, dengan alasan dia mungkin memiliki informasi tentang penculikan Thanh di Jerman.

Di Ho Chi Minh City persidangan 46 orang - termasuk mantan konglomerat perbankan Pham Cong Danh dan Tram Be - juga dimulai pada hari Senin ini. Mereka dituduh melanggar peraturan pinjaman yang menyebabkan kerugian Vietnam Construction Bank sebesar 270 juta dollar AS.

Transparency International telah menempatkan Vietnam pada urutan 113 dari 176 dalam indeks korupsi, lebih buruk daripada negara-negara Asia Tenggara, Thailand, Filipina dan Myanmar.

Pemerintah komunis Vietnam telah memulai kampanye anti-korupsi, yang menurut pengamat didorong secara politis dan mencerminkan tindakan keras korupsi di negara tetangga Cina. Sejumlah mantan pejabat, bankir dan eksekutif negara telah ditangkap atau dipenjara, termasuk seorang bankir senior yang dijatuhi hukuman mati.           

Kasus penculikan ini bukan pertama kalinya

Fakta penculikan orang-orang di Jerman dan dilarikan ke luar negeri telah terjadi beberapa kali di masa lalu, terutama dalam konteks Perang Dingin. Di antaranya penculikan terhadap Jeffrey M. Carney alias Jens Karney. Saat ia meninggalkan apartemennya di Berlin-Friedrichshain pada tanggal  22 April 1991, enam pria mendekatinya. Mereka menyeret Karney ke mobil dan membawanya pergi. Karney dicurigai menyerahkan dokumen rahasia Amerika Serikat ke Kementerian Keamanan Negara (Stasi) Jerman Timur, saat ditempatkan sebagai tentara Amerika Serikat di Berlin Barat.

Penculikan Carney menurut pendapat pengacara, merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional- terutama sejak lima minggu sebelum hak pendudukan telah berakhir dan oleh karena itu Amerika  tidak memiliki hak khusus di Jerman.

Setelah 11 tahun dipenjara, Carney dilepaskan dari penjara Fort Leavenworth pada tahun 2003 dan dia mencoba pindah ke Jerman. Namun, pihak berwenang di Jerman menolak untuk mengakui Carney sebagai warga negara Jerman. 

Penculikan seorang komponis Korea, Isang Yun

Berlin, dan selalu terjadi Berlin. Komponis Korea, Isang Yun diculik di kota yang terbelah itu. Pada pagi hari tanggal 17 Juni 1967, dua orang penelepon berbahasa Korea meminta saran pada Yun untuk sebuah organisasi musik. Tawaran untuk datang ke apartemen Yun di Spandau, ditolak penelepon. Yun mengemudikan mobilnya ke sebuah tempat pertemuan di pusat kota Berlin. Di sana, pria yang tinggal di Jerman sejak tahun 1950 itu dibawa ke Seoul melalui Kedutaan Korea Selatan di Bonn.

Tuduhan terhadap Isang Yun: mempersiapkan sebuah revolusi dan melakukan aksi spionase bagi Korea Utara. Dari hukuman penjara seumur hidup, hukumannya kemudian dikurangi menjadi sepuluh tahun penjara. Setelah merebaknya protes internasional, Yun dibebaskan pada awal 1969 dan dapat kembali ke Republik Federal Jerman. Dua tahun kemudian ia menerima kewarganegaraan Jerman di Berlin.

Isang Yun yang diculik
Komponis Isang YunFoto: picture-alliance/dpa

Aktor paling bersemangat dalam "industri penculikan" di Jerman adalah Kementerian Keamanan Negara (Stasi) Jerman Timur dan badan intelejen Soviet KGB. Sampai pertengahan 1960-an, mereka menculik sekitar 400 orang ke Jerman Timur. Kebanyakan korbannya adalah  penentang rezim partai Persatuan Sosialis Jerman, SED.

Di antara kasus yang paling terkenal adalah yang menyangkut jurnalis Jerman, Karl Wilhelm Fricke, yang melarikan diri dari Jerman Timur  pada tahun 1949 ke Republik Federal Jerman dan melaporkan secara kritis tentang rezim SED. Ketika agen Stasi menculik Fricke dari sebuah apartemen di Berlin pada tanggal 1 April 1955.

Agen rahasia kemudian membawa jurnalis tersebut ke Berlin Timur di malam hari, di mana dia disiksa di penjara Stasi di Hohenschönhausen. Dalam sebuah persidangan rahasia, Fricke dijatuhi hukuman empat tahun penjara. Setelah dibebaskan, wartawan tersebut awalnya pindah ke Hamburg sebelum bekerja di kantor media Deutschlandfunk di Kota Köln.

ap/vlz (berbagai sumber)