1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Di mana Kekayaan Gaddafi Tersimpan?

25 Februari 2011

Selama 42 tahun, Khaddafi dan anak-anaknya menggerogoti devisa negara yang sebagian besar berasal dari sektor migas, begitu kata oposisi Libya. Tapi seberapa banyak dan di mana kekayaaannya tersimpan?

https://p.dw.com/p/10PeD
Flash-Galerie Libyen Muammar al Gaddafi Fernsehansprache in Tripolis
Muammar KhaddafiFoto: dapd


Belakangan banyak spekulasi yang muncul soal kekayaan Muammar Gaddafi dan keluarganya. Hingga kini tidak seorangpun mengetahui seberapa banyak uang negara yang telah mendarat di kantung pribadinya atau menghilang ke luar negeri.

Harian Inggris The Guardian hari Selasa lalu (22/2) melaporkan "celah" dalam anggaran Libya yang berupa selisih dari pendapatan minyak dan gas bumi serta pengeluaran negara. Harian tersebut yakin, pendapatan migas yang tidak dibelanjakan oleh negara itu merupakan harta kekayaan keluarga Gaddafi.

Dari sebuah sumber yang dirahasiakan, The Guardian mengutip bahwa keluarga Gaddafi menyimpan uang milyaran Dollar dalam rekening gelap di Dubai, kemungkinan juga di beberapa negara Teluk yang lain dan di Asia Tenggara. Financial Times dalam laporannya yang mengacu pada memo diplomasi yang bocor melalui Wikileaks, menuding Khaddafi membangun "imperium kekayaan," yang diolah oleh anak-anaknya.

Bahwa Gaddafi tidak membeda-bedakan kekayaan pribadi dengan uang negara semakin mempersulit media untuk mengungkap kekayaannya. Sang pemimpin revolusi dan keluarganya menggunakan uang negara seperti memakai uang sendiri, begitu kata Assanoussi Albseikri, seorang pakar politik di Libya.

"Pejabat tinggi negara langsung ditunjuk oleh Khaddafi. Contohnya saja Farhat Kaddara, Direktur Bank Sentral yang sangat loyal terhadapnya." Para pejabat, begitu lanjut Albseikri, berada di bawah pengawasan langsung Gaddafi dan dilarang untuk menananyakan soal anggaran. Ia mengawasi sumber daya alam dan menentukan pengeluaran negara secara langsung, kata Albseikri.

Kekayaan tak terbatas

Tahun 2010 Libya memproduksi dua persen dari kebutuhan minyak dunia, yakni sekitar 2,6 juta barrel minyak bumi per hari. Pemasukan dari sketor migas tahun lalu mencapai sekitar 45 Milyar US Dollar. Menurut informasi National Oil Coorporation (NOC), negara di Afrika Utara itu tahun 2009 masih memproduksi 1,6 juta barrel minyak per hari dan mendapat pemasukan sekitar 35 milyar US Dollar.

Pengacara asal Libya, Alhadi Shallouf yang merupakan salah seporang anggota di Mahkamah Kejahatan Perang di Den haag, memperkirakan, bahwa penerimaan negara dari sektor migas sejak 1969 berjumlah ratusan milyar Dollar dan separuhnya mendarat di kantung pribadi keluarga Gaddafi.

"Gaddafi", kata Shallouf, "memiliki rekening tambahan untuk pendapatan dari minyak. Isunya ia saat ini memiliki 82 Milyar Dollar, tapi itu jumlah yang muncul pada tahun 90-an, kini jumlahnya pasti lebih tinggi lagi," tukasnya.

Tokoh oposisi Libya, Mohammad Abdul Malik memperkirakan kekayaan Khaddafi sebesar 80 Milyar US Dollar, dan kekayaan seluruh klan-nya mencapai 150 milyar US Dollar. "Pemasukan negara," kata Abdul Malik kepada Deutsche Welle, "langsung mengalir ke kantung keluarga yang berkuasa. Rakyat tidak mendapat sepeser pun."

Alhadi Shallouf meyakini, dengan uang tersebut Khaddafi membangun pasukan serdadu bayaran untuk melindungi rejimnya sendiri. Hal senada juga diungkapkan oleh Abdul Malik.

Petrodollar untuk Terror?

Banyak pihak meyakini, pasukan bayaran yang digunakan Gaddafi untuk memberantas para demonstran di negaranya, berhubungan dengan kelompok pemberontak di Afrika. "Gaddafi banyak membantu kelompok teror, seperti IRA di Irlandia dan banyak kelompok lain di Italia dan juga Chad," kata Abdul Malik.

Kini sebagian besar tokoh oposisi Libya menuntut pemerintahan asing untuk membekukan rekening Khaddafi dan keluarganya, seperti juga dalam kasus Tunisia dan Mesir.

Libya adalah produsen minyak terbesar ketiga di Afrika. Cadangan minyaknya ditaksir mencapai 45 milyar barrel. Sementara cadangan gas bumi yang diperkirakan sekitar 1500 milyar kubikmeter, berada di urutan ke-empat di Afrika.

2006 lalu Gaddafi membentuk Libyan Investment Authority (LIA) yang sejauh ini diduga telah menginvestasikan dana sebesar 60 milyar US Dollar di luar negeri, di antaranya di sejktor perbankan, media, klub olahraga dan di sektor otomotif.

Menurut Guardian, Libya bahkan menguasai 7,5% dari sektorn perbankan Italia. Selain itu LIA juga mengakuisisi 2,6% saham FIAT dan 7,5% di klub Juventus. Khaddafi sendiri menurut Financial Times, menginvestasikan uang sebesar 21,9 juta US Dollar di sebuah kompleks hotel di L'Aquila, sebuah kota di Italia yang 2009 lalu terkena bencana gempa bumi.

Boufidjeline/Alsarras/Nugraha
Editor: Hendra Pasuhuk