1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

200411 Atom Gesundheit Menschenrechte

27 April 2011

Dua bencana atom besar dialami dunia. Chernobyl 25 tahun lalu dan kini Fukushima. Sebulan setelah gempa bumi hebat, Badan Energi Atom Jepang menggolongkan tingkat bahaya PLTN Fukushima di skala 7 sama seperti Chernobyl.

https://p.dw.com/p/114FZ
Evakuasi pasca bencana atom Fukushima JepangFoto: DW

Menurut data organisasi pelindung lingkungan Greenpeace tingkat radiasi pada dua desa yang terletak 60 kilometer dari reaktor Fukushima tercatat 48 mikrosievert per jam. Kadarnya sama dengan paparan radiasi yang diijinkan di Jerman selama satu tahun. Tapi penduduk di dua desa di Jepang itu tidak dievakuasi

"Penduduk di kawasan tertentu dengan tingkat kontaminasi tinggi tidak dievakuasi. Kawasan evakuasi adalah dalam radius 20 kilometer. Hidup di kawasan antara 20 sampai 30 kilometer artinya sedapat mungkin tinggal di rumah.“

Demikian keterangan pakar biologi radiasi Katsumi Furitsu di Berlin. Perempuan Jepang itu meneliti kesehatan korban atom Hiroshima dan mendampingi para korban bencana atom Chernobyl. Berdasarkan pertimbangan dampak kesehatan, seperti halnya pakar dari Amerika Serikat, Katsumi Furitsu memandang zona evakuasi pada radius 80 kilometer dari pusat bencana atom sebagai hal yang layak. Tapi bukan pakar radiasi biologi yang menentukan kawasan radius evakuasi di Jepang, melainkan walikota.

Pakar dari Badan Energi Atom Internasional IAEA, tidak memberikan saran yang berbeda. Setelah bencana atom Chernobyl para pengritik menyebutnya sebagai bencana informasi. Mengenai hal itu orang kini juga harus membahasnya kembali, demikian dikatakan Sebastian Pflugbeil, pakar radiasi dari Berlin

"IAEA misalnya dalam peraturannya sudah merumuskan lingkup tugas dengan jelas, bahwa perluasan pemanfaatan energi nuklir untuk tujuan sipil merupakan tugasnya. Dan semua yang membayangi hal tersebut, dan itu tentu saja termasuk dampak gangguan kesehatan pasca bencana dan ketidak-mampuan mengelola hal semacam itu, berusaha dikesampingkan.“

Meskipun mendapat informasi dan angka-angka yang rinci, komisi ilmiah PBB awal tahun ini baru menulis bahwa untuk sebagian besar penduduk tidak ada alasan mencemaskan dampak kesehatan serius dari dampak kecelakaan atom Chernobyl. Ini amat berlawanan dengan berbagai pengalaman dokter yang banyak merawat para pasien yang sakit dan berbagai studi yang menunjukkan hasil yang berbeda. Dijelaskan pakar radiasi Pflugbeil lebih lanjut

"Itu merupakan pelecehan manusia dan melayani kepentingan lobi industri atom, maupun lobi pengusaha energi atom dan di balik itu juga kepentingan negara-negara yang membangun senjata atom“

Baru-baru ini Hagen Scherb, seorang peneliti Jerman pada Helmholtz Institut di München mempublikasikan sebuah studi yang menunjukkan defisit hampir 1 juta jumlah kelahiran di seluruh Eropa. Dan dalam perbandingan terdapat lebih sedikit kelahiran anak perempuan. Scherb menilai hal ini sebagai dampak debu awan ledakan reaktor nuklir Chernobyl yang menyelimuti Eropa 25 tahun lalu.

Meski demikian menurut organisasi dokter internasional anti perang atom, tidak ada penelitian sistematis WHO untuk mengelola dampak  bencana Chernobyl. Juga Badan Kesehatan Dunia WHO tidak diperbolehkan mempublikasikan penelitian-penelitian berkenaan hal tersebut tanpa seijin Badan Energi Atom Internasional IAEA. Untuk semua masalah penelitian yang berkaitan dengan nuklir, berdasarkan perjanjian dengan IAEA tahun 1950-an, WHO terlebih dahulu harus meminta ijin badan energi atom tersebut.

 Ulrike Mast-Kirschning/Dyan Kostermans

Editor: Agus Setiawan