1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cina Tunjukkan Keperkasaannya

1 Oktober 2009

Cina kini ibaratnya seekor naga yang menunjukkan kekuatannya. Namun dalam tema demokratisasi Cina ibaratnya bergerak seperti seekor kura-kura.

https://p.dw.com/p/Jva8


Peringatan ulang tahun ke 60 berdirinya republik rakyat Cina menjadi tema komentar harian internasional.

Harian konservatif Inggris The Times yang terbit di London dalam tajuknya berkomentar : Penguasa Cina masa kini mempercayai kaitan antara Mao Zedong dan McDonalds, yakni sistem satu partai dengan kapitalisme. Tapi mereka juga tidak mempercayai rakyatnya. Parade di jalanan disaksikan penonton yang dipilih. Warga Beijing hanya dapat menonton upacara megah itu lewat layar televisi. Pimpinan Cina sekuat tenaga hendak mencegah terulangnya aksi protes pro-demokrasi seperti dahulu di lapangan Tienanmen. Mereka belum belajar, mentolerir pendapat yang berbeda atau memperlakukan rakyat secara sama rata, dari Tibet hingga kawasan etnis Uigur di Xinjiang. Cina di bawah presiden Hu Jintao dapat membanggakan kemajuan pesat yang dicapai. Namun tetap tidak terdapat rasa percaya diri, untuk menjamin kebebasan berpendapat dan demokrasi bagi warganya.

Harian konservatif Perancis Le Figaro yang terbit di Paris berkomentar : Tayangan gambar panser dan roket pada parade ulang tahun ke 60 republik rakyat Cina dari lapangan Tienanmen, menunjukkan naiknya secara perlahan sebuah negara adidaya baru, yang bertekad meningkatkan pengaruhnya di panggung politik dunia. Berbagai peristiwa aktual mempercepat perkembangan tsb. Tenggelamnya pamor Amerika, lumpuhnya Eropa serta krisis ekonomi global merupakan gabungan faktor, yang mendorong Cina menjadi kekuatan adidaya di zaman ini. Kesulitan yang dialami negara-negara lainnya, semakin menggaris bawahi sukses yang diraih Cina. Warga Cina menyadari gengsi internasional dari negaranya, dan bertekad untuk memanfaatkannya.

Harian ekonomi Spanyol Expansion yang terbit di Madrid berkomentar : Bagian pertama dari penguasa komunis Cina memicu kelaparan, kesengsaraan serta totaliterisme secara brutal bagi rakyat Cina. Tapi rezim ini juga memiliki sisi lainnya yang positif, yang terutama terlihat nyata dalam 30 tahun belakangan. Cina berhasil mencapai kesatuan politik dari berbagai etnisnya. Kaum perempuan memperoleh kesetaraan dan terbentuknya lapisan menengah yang memiliki daya beli cukup kuat. Cina praktis kebal terhadap krisis ekonomi. Tantangan terbesarnya saat ini adalah menjamin kebebasan individu. Sebaliknya dari jaminan tsb, di kalangan pimpinan di Beijing tidak terlihat kemajuan dalam tema pengormatan hak asasi manusia. Dalam derap pembukaan demokrasi, Cina ibaratnya hanya bergerak dalam kecepatan seekor kura-kura.

Dan terakhir harian liberal kiri Denmark Information yang terbit di Kopenhagen berkomentar : Bukan ideologi yang memulihkan kembali kekuasaan partai komunis Cina. Melainkan hasil konkrit yang dicapai pimpinan di Beijing, digabungkan dengan pengawasan dan tekanan yang terus dilakukan terhadap kritik. Partai komunis Cina kini menghadapi tantangan berat. Diantaranya korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, perusakan lingkungan dan kemiskinan yang masih tetap eksis. Partai komunis menulis sendiri konstitusi, yang berisi pasal kekuasaan di Cina adalah milik rakyat. Setelah 60 tahun, sekaranglah waktunya bagi partai komunis untuk mentaati pasal konstitusi yang mereka buat itu.

AS/dpa/afpd