1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

061010 Deutschland China

6 Oktober 2010

Sebenarnya, Jerman tidak termasuk dalam agenda perjalanan Perdana Menteri Cina Wen Jiabao. Pertemuan singkat dengan Kanselir Merkel menunjukkan, betapa pentingya hubngan bilateral ini bagi kedua negara.

https://p.dw.com/p/PWmH
Kanselir Jerman Angela Merkel menerima Perdana Menteri Cina Wen Jiabao di Berlin (05/10)Foto: picture-alliance/dpa

Hubungan antara Cina dan Uni Eropa silih berganti antara ekspresi perkawanan dan keluhan. Eropa sepakat dengan Amerika bahwa Cina harus menaikkan nilai mata uangnya secara siginifikan. Tapi Cina punya pandangan berbeda. Beijing menekankan, sejak Juni, nilai Yuan sudah naik 2% terhadap dolar. Pernyataan Perdana Menteri Wen Jiabao pada KTT Uni Eropa-Cina di Nanjing tahun 2009, masih berlaku.

"Selama krisis keuangan berlangsung tampak bahwa stabilnya nilai Yuan bermanfaat bagi pembangunan Cina. Yuan juga berkontribusi bagi pemulihan ekonomi dunia. Namun sebagian negara tetap menuntut agar nilai Yuan dinaikkan. Tuntutan semacam itu cuma dalih, dibaliknya tersembunyi proteksionisme,“ dikatakan Wen Jibao.

Cina memiliki cadangan devisa terbesar di dunia. Jumlahnya sekitar 2,5 triliun Dolar dan seperempatnya dalam Euro. Adalah hal yang mustahil bila Cina dapat menjatuhkan keberadaan Euro. Bukan hanya karena PM Wen dalam kunjungannya di Brussel, Belgia, menegaskan akan mendukung Euro yang kemerosotan nilainya akan merugikan Cina. Tapi terutama karena Cina tidak dapat memperlemah mitra dagangnya yang terpenting. Contohnya, perusahaan Suntech di Wuxi. Pasar Eropa menampung 75% dari ekspor perusahaan ini, dan Jerman ada di peringkat pertama. Suntech juga mengimpor bahan mentah dan mesin dari Jerman, negara yang perkembangan industri lingkungannya diakui tinggi.

Perusahaan besar seperti Suntech bisa memikul kerugian akibat lemahnya Euro, namun sangat berbeda halnya dengan pengusaha kecil. Inilah alasan utama mengapa Cina bersikeras dalam masalah nilai tukar. Selain itu Cina juga memenuhi hasratnya. Rencana berinvestasi miliaran Euro di Yunani, selain bentuk dukungan agar Yunani dapat menurunkan utangnya, juga menaikkan Cina ke posisi kekuasaan baru di kawasan Mediterania. Sebuah tabuhan genderang menjelang dimulainya KTT Uni Eropa-Cina.

Dalam kunjungan singkat di Jerman, Kanselir Angela Merkel menjanjikan dukungan pada Wen Jiabao agar Cina diakui Uni Eropa sebagai ekonomi pasar bebas. Cina menuntut hal ini karena status itu melindunginya dari prosedur anti-dumping. Sebagai imbalannya, PM Wen akan memecahkan salah satu masalah utama Eropa.

Peter Löscher, Direktur Siemens, yang juga juru bicara Dewan Asia Pasifik Ekonomi Jerman menerangkan, "Kami menangani pesanan tertentu dari pemerintah, kami diperhatikan sebagai perusahaan asing. Dan kami juga menegaskan, bahwa produk yang dikembangkan di sini, yang diproduksi di sini, akan diperlakukan sama dengan perusahaan Cina dalam tender terbuka.“

Cina adalah mitra berunding yang sulit, tetapi banyak pihak di Eropa meyakini, persaingan dengan perusahaan Cina bermanfaat. Perekonomian Cina tumbuh begitu cepat sehingga pengusaha Jerman selalu dapat meraih untung, walaupun persaingannya lebih keras.

Namun ada kelemahan besar yang harus disadari Eropa dalam politiknya tentang Cina. Horst Loechel dari Sekolah Bisnis Eropa Cina di Shanghai mengingatkan, "Sangat, sangat, penting jika Eropa juga berbicara dalam satu suara.“

Astrid Freyeisen/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid