1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cina Desak Amerika Serikat dan Korea Utara "Tahan Diri"

24 April 2017

Dua kapal perusak Jepang bergabung dengan rombongan kapal induk AS, USS Carl Vinson, untuk melakukan manuver gabungan dekat Semenanjug Korea.

https://p.dw.com/p/2bnDf
US-Flugzeugträger USS Carl Vinson
Foto: picture-alliance /dpa/ZUMA/U.S. Navy/DOD/M. Brown

Presiden Cina Xi Jinping mendesak Korea Utara dan Amerika Serikat agar menahan diri. Xi melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden AS Donald Trump hari Senin (24/4).

Sebelumnya, media pemerintah Korea Utara menyatakan, pasukannya telap siap tempur dan bisa "menenggelamkan kapal induk AS bertenaga nuklir dengan satu serangan saja," tulis harian Rodong Sinmun hari  Minggu (23/4)

Dua kapal perang Jepang, Samidare dan Ashigara, meninggalkan perairan pesisir barat hari Jumat (21/4) dan bergabung dengan gugus tempur. Presiden AS Donald Trump beberapa waktu lalu memerintahkan USS Carl Vinson dan beberapa kapal perang lain untuk siaga di Semenanjung Korea.

Südchinesisches Meer Flugzeugträger USS Carl Vinson
Marinir AS di kapal induk USS Carl VinsonFoto: Reuters/US Navy/M. Brown

Pemerintah AS telah beberapa kali meminta Cina, sekutu utama Korea Utara, untuk lebih mengendalikan Pyongyang, karena ketegangan di wilayah itu meningkat setelah Korea Utara melakukan uji coba nuklir dan berniat melakukannya lagi.

Cina berarap "agar pihak-pihak terkait dapat menahan diri dan menghindari tindakan yang akan meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea," kata Xi Jinping sebagaimana dilaporkan kementerian luar negeri Cina.

"Satu-satunya cara mewujudkan denuklirisasi di Semenanjung Korea dan menyelesaikan masalah nuklir Korea Utara dengan cepat adalah jika setiap pihak memenuhi tugas-tugasnya," kata Xi Jinping

Percakapan telepon pimpinan Cina dan AS itu adalah yang kedua kali, sejak keduanya bertemu di resor mewah Trump di Florida awal bulan ini. Saat itu Cina sudah menyatakan kekhawatiran dalam konflik antara Washington dan Pyongyang.

"Situasi internasional berubah dengan cepat. Penting bagi Cina dan AS untuk tetap melakukan kontak dekat dan saling bertukar pendapat mengenai hal-hal penting pada waktu yang tepat," kata Xi Jinping ketika itu kepada Donald Trump.

USA Donald Trump und Xi Jinping
Presiden AS Donald trump (kiri) bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping di Palm beach, Florida, 7 April 2017Foto: Reuters/C. Barria

Situasi di Semenanjung Korea meruncing dalam dalam beberapa bulan terakhir karena ujicoba rudal yang dilakukan Korea Utara. AS menuntut Cina, yang dianggapnya punya pengaruh besar, agar menekan Korea Utara untuk menghentikan ujicoba nuklirnya.

Cina telah meningkatkan tekanan dan bulan Februari lalu, dan mengumumkan bahwa pihaknya menghentikan semua impor batubara dari Korea Utara - penghasil utama Pyongyang - untuk tahun ini.

Korea Utara bulan April ini merayakan ulang tahun pendirinya, Kim Il Sung. Perayaan kenegaraan itu biasanya disertai dengan penembakan rudal.

Sebuah media pemerintah Korea Utara hari Senin (24/4) menyebut pengriman USS Carl Vinson ke semenanjung Korea sebagai "pemerasan militer yang tidak disembunyikan".

"Ancaman semacam itu mungkin bisa mengejutkan ubur-ubur, namun tidak DPRK," demikian disebutkan.

hp/yf (afp, ap, rtr)