1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cina: 100 Hari Xi Jinping

Ping Chang22 Februari 2013

Ketika dilantik menjadi pimpinan baru Partai Komunis Cina, Xi Jinping berjanji akan melakukan gebrakan melawan korupsi. Sampai sekarang belum ada tanda-tanda reformasi mendasar.

https://p.dw.com/p/17kE4
Xi Jinping stands during a trade agreement ceremony between the China and Ireland at Dublin Castle in Dublin, in this February 19, 2012
Xi JinpingFoto: Reuters

Ada "angin baru“ yang berhembus, demikian komentar media di Cina, ketika pimpinan Partai Komunis bulan November lalu memperkenalkan jajaran pemimpin barunya. Yang saat itu menjadi pusat perhatian adalah Xi Jinping, yang diangkat sebagai Sekretaris Jendral dan Ketua Komisi Militer. Dengan demikian, Xi Jinping juga menjadi pemegang komando tertinggi bagi sekitar 2,3 juta tentara Cina.

Dalam Pidato pertamanya kepada pers, Xi Jinping yang berusia 60 tahun tampil penuh simpati, berbeda dengan penampilan pendahulunya Hu Jintao. Gaya kepemimpinan seperti ini adalah sesuatu yang baru dalam puncak kekuasaan di Cina.

Dari Tebar Pesona Menuju Realita Politik

Kini, setelah 100 hari memimpin Partai Komunis Cina, perhatian terutama ditujukan pada kinerja politik yang sebenarnya. Yang diperhatikan sekarang adalah, apa yang telah dicapai Xi Jinping dan ke arah mana ”angin segar” ini membawa kapal raksasa Cina.

Sebagai tugas pertama, Xi Jinping mencanangkan perang melawan korupsi. ”Korupsi yang dilakukan secara besar-besaran akan meruntuhkan partai dan negara”, katanya dua hari setelah ia resmi dilantik oleh anggota Polit Biro. Xi Jinping memang langsung melakukan langkah konkrit. Selama tiga bulan terakhir, lebih dari 30 pejabat tinggi dipecat dari jabatannya.

Tidak Ada Reformasi Mendasar

Korupsi yang terjadi di Cina memang sudah terlalu luas dan sekarang mengancam eksistensi negara. Sudah ada banyak contoh kasus. Mencari keuntungan untuk diri sendiri adalah praktek yang sudah lumrah di kalangan politik Cina, kata Profesor Zhou Xiaozheng dari Universitas Renmin di Beijing. ”Mereka yang menarik keuntungan dari sistem yang ada sekarang, melakukan segalanya supaya kepentingan mereka tidak terganggu oleh pimpinan partai yang baru.”

Zhou Xiaosheng menerangkan, memang sudah ada landasan hukum untuk memerangi korupsi. ”Tapi selama undang-undang ini tidak diterapkan secara konsekuen, semuanya tetap tidak berubah.”

Kaitan Antara Politik dan Militer

Salah satu sinyal penting yang dilakukan Xi Jinping sebagai Ketua Komisi Militer adalah melakukan kunjungan ke pasukan yang bertugas. Di provinsi Guangdong, Cina selatan, ia mengunjungi sebuah kapal perang dan makan bersama para tentara. Di Cina barat ia mengunjungi satuan tentara yang sedang melaksanakan program roket dan angkasa luar. Sebelum Tahun Baru Cina, ia mendatangi markas pusat angkatan paramiliter yang disebut sebagai Polisi Bersenjata, yang punya sekitar 1,5 juta anggota.

Bagaimana menilai 100 hari Xi Jinping memimpin Partai Komunis? Christian Göbel, pengamat Cina dari Universitas Heidelberg mengatakan: ”Xi melaksanakan politik yang konservatif. Partainya menguasai pemerintahan. Reformasi politik hanya menjadi aspek sampingan.”

Bulan Maret mendatang, Xi Jinping akan dipilih secara resmi menjadi Presiden Cina oleh Kongres Rakyat. Menurut tradisi politik di Cina, sang pemimpin baru yang dijuluki ”Nakhoda Besar” akan menentukan nasib bangsanya selama sepuluh tahun ke depan.