1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cegah Penjarahan, Chile Tetapkan Jam Malam

1 Maret 2010

Setelah aksi penjarahan besar-besaran di Concepcion, Presiden Chile Michelle Bachelet menetapan situasi darurat selama 30 hari di kawasan bencana. Chile untuk pertama kalinya juga meminta bantuan internasional .

https://p.dw.com/p/MErD
Petugas penyelamat berhasil mengeluarkan korban yang tertimpa reruntuhan gedung di Concepcion, kawasan yang paling parah terknea gempaFoto: AP

Militer Chile melaporkan berhasil mengendalikan situasi di Concepcion setelah dilanda aksi penjarahan hari Minggu (28/02). Sejak Minggu malam (28/02) diberlakukan jam malam di kawasan yang paling parah dilanda gempa bumi tersebut. Lambannya aksi pertolongan dan bantuan, mendorong warga Concepcion melakukan penjarahan.

Seorang warga menyebutkan, “Saya perlu air, saya amat haus tapi tidak ada air dan tidak ada yang mau membantu. Kami punya uang, kami meminta supermarekt dibuka sebentar saja, agar kami bisa belanja, kami tidak berniat mencuri.“

Presiden Chile yang akan mengakhiri masa jabatannya pekan depan, Michelle Bachelet, mengumumkan situasi darurat selama 30 hari di kawasan bencana. Ia juga mengerahkan 10.000 serdadu ke kawasan yang paling parah dilanda gempa, yakni Concepcion, Maule dan Biobio. Sementara itu, lebih dari 700 orang dipastikan tewas akibat gempa, dan jumlah korban tewas dikhawatirkan akan terus bertambah. Sekitar dua juta warga Chile kehilangan tempat tinggalnya. Mereka berlindung di tenda-tenda darurat. Warga ketakutan tinggal di rumah, karena hingga kini tercatat sedikitnya 90 gempa susulan telah mengguncang.

Ribuan warga yang cedera menghadapi masalah, karena banyak rumah sakit juga runtuh akibat guncangan gempa. Untuk pertama kalinya Presiden Bachelet memohon bantuan internasional untuk penanggulangan pasca bencana. “Di saat dramatis ini, kami sekali lagi menyadari pentingnya bantuan internasional. Kemarin kami yang membantu Haiti, sekarang kami yang menerima solidaritas tersebut,“ dinyatakan Bachelet.

Koordinator pusat penanggulangan bencana, Carmen Fernandez, menyebutkan, regu penyelamat saat ini memfokuskan aksinya pada pencarian korban yang masih dinyatakan hilang. Sementara militer bertugas membagikan barang bantuan, berupa makanan, minuman, selimut dan obat-obatan kepada ratusan ribu korban gempa.

Sementara itu, militer Chile juga mengakui kesalahannya, ketika di kawasan Pasifik dari Hawaii, Jepang hingga ke Australia dibunyikan tanda bahaya kemungkinan munculnya tsunami, militer Chile sebaliknya mencabut peringatan bahaya tsunami. Sejumlah kawasan pantai Chile, antara lain Talcahuano dan Lloca dilanda gelombang tsunami setinggi lima meter yang melanda hingga beberapa kilometer dari garis pantai. Untungnya tidak banyak korban jiwa, karena rakyat tidak mempercayai pernyataan aman dari pihak militer tersebut, dan telah mengungsi menjauh dari wilayah pantai.

Tugas pertolongan serta distribusi bahan bantuan, saat ini masih menghadapi kendala cukup berat. Penyebabnya sejumlah jalan utama hancur atau teputus, aliran listrik dan pemasokan air bersih sebagian besar masih terkendala. Presiden Bachelet menegasakan, “Masalah utama saat ini adalah pemasokan listrik, terutama pembagiannya. Karena itu kami mengimbau perusahaan pembangkitan listrik, untuk mengutamakan pemasokannya ke rumah-rumah sakit, pusat kesehatan dan tempat penampungan, serta untuk menjamin apa yang diperlukan agar rakyat dapat memperoleh bantuan.“

Saat ini sejumlah negara dan organisasi internasional antara lain Uni Eropa, Amerika Serikat, PBB, Cina dan sejumlah negara tetangga juga telah menyatakan janji bantuan secepatnya bagi Chile. Bandar udara di Santiago de Chile juga sudah dibuka kembali secara terbatas. Sementara presiden terpilih, Sebastian Pinera, mengumumkan, akan melakukan koordinasi dengan Presiden Bachelet yang akan habis masa jabatannya pekan depan. Setelah pelantikan secara resmi, Pinera akan segera memaparkan rencana pembangunan kembali kawasan bencana.

AS/GG/dpa/dpae/rtr/afpd/epd