1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cat Pembunuh Mahluk Hidup

Brigitte Osterath12 Maret 2014

Cat yang digunakan kapal laut sepenuhnya beracun. Walau demikian, cat tersebut masih diijinkan UE. Kemungkinan karena alternatifnya belum ditemukan.

https://p.dw.com/p/1BNUC
Foto: Moller Maersk Group

Di air laut, hanya dalam waktu beberapa hari, bagian bawah kapal sudah dipenuhi kerang dan Balanidae, hingga tampak seperti terumbu karang. Terutama pada kapal pengangkut container, ini menyebabkan biaya tambahan besar, karena tumbuhan ini menghambat laju kapal dan meningkatkan penggunaan bahan bakar. Menurut perkiraan, tiap tahun biaya bertambah ratusan juta Euro.

Oleh sebab itu, pembuat kapal dan pemilik yacht menggunakan cat antifouling, yang melindungi lambung kapal dari mahluk hidup yang menempel. Yang digunakan adalah bahan kimia yang membunuh semua organisme air di dekat kapal.

Wassersportmesse "boot 2010"
Kerang menempel pada baling-baling kapal dan menghambat lajunya.Foto: picture-alliance/dpa

Cat tersebut dengan sengaja dibuat agar terurai dalam air sedikit demi sedikit. Cat ini kemudian berada di air sekitar kapal dengan pelindung beracun. Substansi yang membahayakan lingkungan ini tentu mengalir ke perairan lain dan mengendap dalam batuan sedimen.

Itu akan terus terjadi dalam sedikitnya 10 tahun berikutnya. Karena komisi Uni Eropa menetapkan, jadwal pemeriksaan semua barang di pasaran akan dilakukan 10 tahun depan, tanggal 31-12-2024. "Selama tidak ada alternatif, produk itu tidak akan dilarang", kata Ulf Jacob dari badan perlindungan lingkungan Jerman, Deutsche Bundesstiftung Umwelt (DBU).

Tembaga Kuasai Pasar

Awalnya, 14 Mei 2014, Uni Eropa akan memeriksa semua cat antifouling. Karena peraturan baru Eropa tentang pemakaian bahan kimia yang baru mengatakan, semua unsur harus tercatat dan diijinkan. Yang sudah adapun sekarang harus diuji.

Dünnschichtlack auf Wassersportmesse Boot 2014
Lak lapisan tipis, yang dipamerkan di pameran Boot 2014.Foto: Rainer Dückerhoff

Bahan kimia utama dalam antifouling adalah tembaga dan unsur yang mengandung tembaga. Substansi berancun itu bisa mengendap di lingkungan. Namun demikian, cat ini laku keras di pasar, kata Christoph Strakeljahn. Ia adalah kepala bagian teknik dan pembuat kapal pada Nauticare, perusahaan yang mengimpor dan menyalurkan cat. Perusahaan pembuatnya tidak akan mau menarik produk ini, demikian Strakeljahn.

Instalasi Pencuci bagian Bawah Kapal

Dalam pameran olah raga laut, Boot 2014 di Düsseldorf, masalah ini jadi topik pembicaraan. Ide di baliknya: tidak mencegah menempelnya mahluk hidup pada kapal, melainkan membersihkan lambung kapal secara teratur, misalnya dengan robot yang bisa beroperasi di bawah laut, seperti halnya pada mobil.

Dalam pameran tersebut dipamerkan instalasi buatan Bernd Christof, insinyur dan pendiri perusahaan International Port Technology, sebuah perusahaan yang membuat instalasi pencuci di dalam laut untuk kapal. Selain itu dipamerikan juga lak yang bisa dicuci, yang disebut lak lapisan tipis. Ini membutuhkan kombinasi unsur kimia yang berbeda. Sebagian besar cat antifouling yang beredar di pasaran sekarang akan hilang jika kapal dicuci. Sehingga lambung kapal tidak memiliki pelindung apapun.

Unterwasser-Waschanlage für Boote
Instalasi bawah air untuk mencuci kapalFoto: Rainer Dückerhoff

Pemilik kapal tidak senang dengan ide mencuci kapal setiap beberapa pekan atau bulan, kata Ulf Jacob dari DBU. Strakeljahn dari perushaan pengimpor cat juga sependapat. Jika lak baru itu dipasarkan, perusahaan cat lainnya jadi punya saingan. Selain itu, instalasi pencucian kapal juga masih harus dibangun, dan makan dana.

Masalah Kulit Hiu

Alternatif bebas racun yang pernah dilempar ke pasaran adalah kulit hiu buatan. Tapi ini sudah menghilang dari pasar. Hiu punya kulit istimewa yang menyebabkannya bisa bergerak cepat dan melindungi dari penyakit dan cedera. Struktur mikro kulit hiu ingin digunakan juga pada cat kapal, supaya kapal bisa menghemat bahan bakar, dan terlindungi dari mahluk hidup yang bisa menempel. Itu harapannya.

Anstecker "Antifouling - nein, danke!"
"Antifouling? Tidak, terima kasih"Foto: Rainer Dückerhoff

Antonia Kesel dari pusat inovasi di Bremen, Bionik Innovations Centrum mengembangkan lak itu. Ini mengandung butir-butir gelas, yang mengakibatkan kulit kapal tidak rata, seperti halnya kulit hiu. Cat ini selama beberapa waktu termasuk produk Vosschemie, perusahaan pembuat lak dan bahan sintetik. Tetapi karena tidak laku, terpaksa tidak dibuat lagi, kata Michaela Horns dari Vosschemie. Sekarang Kesel mengembangkan lak tipe baru yang bisa disemprotkan ke dinding kapal, sehingga bisa lebih murah.

Constanze Fürle, pakar biologi pada Limnomar, sebuah laboratorium independen untuk penelitian laut mengatakan, bidang ini sangat konservatif dan tidak menyambut inovasi. Hanya undang-undang yang ketat dapat mencegah penggunaan cat yang merusak lingkungan.