1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Brot für die Welt: Kelaparan Merupakan Skandal Dunia

27 November 2009

Menurut laporan Badan PBB yang mengurus pangan, FAO, lebih dari satu milyar manusia di dunia mengalami kelaparan dan paling banyak terdapat di Asia, Afrika dan Amerika Latin.

https://p.dw.com/p/Kjf2

Sementara di belahan dunia lainnya terjadi bencana kelaparan di Eropa setiap harinya, ratusan ribu ton bahan makanan dibuang. Ini merupakan kenyataan mengejutkan. Organisansi bantuan Jerman Brot für die Welt tahun 2009 ini bermaksud menyoroti hal itu.

Dengan motto "Cukup untuk semua", aksi menjaring sumbangan tahunan organisasi Brot für die Welt dimulai pada hari minggu 29 November 2009. Kegiatan pengumpulan dana ini sudah menjadi tradisi 51 tahun lalu, untuk mereka yang sangat membutuhkan. Menurut direktur Brot für die Welt, Cornelia Füllkrug-Weitzel, saat ini setidaknya satu milyar manusia tengah kelaparan dan sulit untuk ditangani.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, organisasi Brot für die Welt memulai pengumpulan dananya sekitar 4 minggu sebelum natal. Uang yang terkumpul, dapat membiayai sekitar 1000 proyek di seluruh dunia: utamanya adalah keluarga-keluarga petani kecil di Afrika, Asia dan Amerika Latin yang gizinya perlu dipenuhi. Proyek bantuan sering dikritik karena dinilai lebih sering berdampak negatif daripada positif.

Cornelia Füllkrug-Weitzel menolak hal ini, "Uang yang terkumpul itu digunakan dalam dalam proyek yang ditentukan dan dijalankan penerima bantuan. Mereka tahu apa yang tumbuh dan yang tidak tumbuh di daerah tempat tinggalnya. Apa yang cocok baginya dan bagi desanya. Mereka menjalankannya dengan antusiasme besar, proyek ini dijalankan. Jadi bantuan dana ini tidak percuma. Besar manfaatnya dan membuat senang banyak orang, karena bisa hidup layak."

Pada upacara pembukaan pengumpulan dana, Cornelia Füllkrug Weitzel menunjukkan bagaimana Brot für die Welt bekerja, "Di Ethiophia selatan, suku Konso memiliki ide yang bagus. mereka tinggal di wilayah kering. Karena perubahan iklim, mereka harus berjuang di wilayah kering itu.Gagal panen beberapa tahun mengakibatkan kelaparan dahsyat. Masyarakat disana mendapat bantuan dari Brot für die Welt untuk membiayai sistem pengairan . mereka kerja mandiri berdasarkan rencana sendiri pula. Hasilnya, sebuah wilayah pertanian dengan pengairan. Sekarang mereka mampu panen 2 kali setahun."

Cornelia menegaskan, proyek itu tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi keluarga, namun juga mampu membiayai jaringan sosial, danmembiayai sekolah anak anak. Juga Johannes Friedrich, uskup gereja Protestan di Bayern, telah membantu Brot für die Welt selama bertahun tahun.Salah satu masalah utama penyebab kemiskinan dramatis menurutnya adalah perubahan iklim, yang disebabkan ooleh negara-negara maju.

Di tengah krisis saat ini, makin sedikit orang yang tergerak untuk berderma. Tapi ini tidak berdampak buruk bagi organisasi Brot für die Welt. Sejak tahun 2008, setelah dimulainya krisis ekonomi dunia, dana sumbangan tetap datang. Tahun 2008 lalu Brot für die Welt mengumpulkan dana sumbangan sebesar 50 juta Euro.

Susanne Niedernolte/Miranti Hirschmann

Editor: Hendra Pasuhuk