1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

270710 Porträt BP-Chef

28 Juli 2010

BP mengumumkan bahwa tertanggal 1 Oktober, Tony Hayward tidak lagi memimpin BP. Ini adalah reaksi konsorsium asal London itu terhadap kritik bertubi-tubi yang dituainya akibat manejemen krisis yang buruk.

https://p.dw.com/p/OWub
Robert DudleyFoto: AP

Pengganti Hayward, Robert Dudley, adalah direktur pelaksana BP yang bertugas menangani bocoran di sumur minyak lepas pantai negara bagian Lousiana. BP akan diuntungkang oleh pengalaman Bob Dudley yang didapatnya saat bertindak sebagai presiden anak perusahaan British Petroleum (BP) di Rusia - pujian ini disampaikan Tony Hayward awal tahun 2009 lalu, saat dewan direksi mengangkat Robert Dudley sebagai direktur BP untuk kawasan Amerika dan Asia.

Orang Yang Tepat untuk Pimpin BP

Kini, Robert Dudley kembali naik jabatan. Selasa (27/07) kemarin, BP mengumumkan bahwa Dudley akan menggantikan Hayward sebagai pemimpin perusahaan minyak BP. Dewan Direksi beranggapan, Dudley adalah orang yang tepat untuk menggantikan Hayward, meski saat kecelakaan terjadi di anjungan minyak Deepwater Horizon, Dudley sebagai direktur operasi untuk kawasan Amerika, turut memikul tanggung jawab atas peristiwa naas itu.

Bintang Dudley mulai naik awal Juni 2010. Ketika itu, bos BP Tony Hayward menyerahkan tanggung jawab untuk menangani dampak cemaran minyak di Teluk Meksiko kepada Dudley. Sejak itu, Dudley terus berkeliling, tanpa kenal lelah. Dari lokasi kecelakaan di Teluk Meksiko, ke kantor utama BP di Houston, lalu ke Washington. Di ibukota Amerika Serikat, Dudley berperan aktif dalam meredakan ketegangan antara pemerintah Amerika Serikat dan BP.

BP Akan Tetap Bertahan

Dudley juga tak segan untuk berurusan langsung dengan publik Amerika. Tanggal 1 Juli ia diundang sebagai tamu untuk acara tanya jawab di stasiun siaran Amerika PBS. Seorang penonton bertanya, apakah benar pakar ekonomi menyarankan agar BP menyatakan pailit. Maksudnya agar perusahaan tersebut tak perlu melunasi biaya untuk membersihkan Teluk Meksiko dan membayar segala kerugian yang muncul karena bocoran minyak di Teluk Meksiko.

Jawaban Dudley saat itu, "Saya kira, tidak ada yang menuntut itu dari kami. BP adalah konsorsium yang kuat, yang memiliki cukup modal. Dan keunggulan ini kami butuhkan untuk menjawab kebutuhan pihak yang tekena imbasnya. Untuk jangka waktu empat tahun kami menyediakan dana 20 miliar Dollar. Dana ini berasal dari kekayaan perusahaan yang ada di Amerika Serikat. Dan aliran dana ini bahkan bisa ditingkatkan di masa depan."

Kini, Bob Dudley akan dituntut untuk memenuhi janjinya. Dudley sendiri tak mengelak dari tanggung jawab tersebut, asal syarat dasarnya terpenuhi. "Presiden perusahaan juga mengatakan hal sama: ini penting untuk menjamin agar perusahaan BP dapat tetap bertahan hidup. Harus ada jaminan bagi investasi kami, agar kami dapat meraup keuntungan, agar kami dapat memenuhi tanggung jawab dan tuntutan yang ada. Saya rasa, ini pendekatan yang lebih baik," dikatakan Dudley.

Tokoh Yang Penuh Kesuksesan

Robert 'Bob' Dudley dibesarkan di negara bagian Mississippi. Ia kuliah kimia, teknik manufaktur dan manejemn ekonomi. Tahun 1979 ia melamar kerja di perusahaan minyak Amerika Serikat Amoco. Ketika perusahaan tersebut melebur dengan British Petroleum (BP), Dudley bekerja sebagai manejer bagian strategi di kantor pusat BP di London.

Antara tahun 2003 sampai 2008, Dudely bertugas sebagai direktur utama perusahaan gabungan Rusia Inggris TNK-BP, yang adalah konsorsium minyak dan gas alam terbesar ke tiga di Rusia. Selama masa jabatanya, produksi minyak perusahaan tersebut meningkat 26 persen. Di antara semua anak perusahaan BP, perusahaan yang dipimpin Dudley paling sukses dalam menemukan dan melakukan penambangan ladang minyak dan gas.

Di akhir masa jabatan Dudley, perusahaan yang dipimpinnya mencatat keuntungan lima kali lipat dibandingan saat ia mulai mengambil alih tugas tersebut. Tapi, tahun 2008 mitra bisnis Rusia BP sengaja melakukan sabotase agar kontrak Dudley tidak diperpanjang. Alasannya, Dudley lebih bias pada kepentingan BP. Tapi, mengingat sukses Dudley, kantor pusat BP di London tetap memperpanjang kontraknya. Meski akhirnya, Dudley yang memilih untuk meninggalkan Rusia. Ia lalu diangkat sebagai direktur BP untuk kawasan Amerika dan Asia.

Kini, ayah dari dua orang anak ini tiba di puncak karirnya. Pria berusia 54 tahun ini adalah orang Amerika Serikat pertama yang memimpin konsorsium minyak multi-nasionl British Petroleum.

Silke Hasselmann/Ziphora Robina
Editor: Hendra Pasuhuk