1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bidan – Doris Behrends

Menjadi seorang bidan sudah menjadi cita-citanya dari dulu. Lebih dari seribu persalinan telah ia tangani. Namun menurut dia, setiap kelahiran bayi merupakan sesuatu yang istimewa.

https://p.dw.com/p/N1lL

Bad Salzungen, sebuah daerah yang tenang di negara bagian Thüringen, Jerman, memiliki penduduk sekitar 16.000 jiwa. Di tempat ini, Doris Behrends sudah bekerja sebagai bidan di klinik setempat sejak tahun 1974. Pekerjaan ini baginya tidaklah membosankan. Karena wanita energis itu terus belajar dan memperdalam keahliannya, antara lain di bidang Aromaterapi, Homeopati dan Akupunktur.

Dua kali dalam setahun wanita berusia 59 tahun itu mengambil waktu khusus untuk mengikuti pendidikan lanjutan. Setelah selesai menjalankan tugasnya di klinik, dia masih juga membuat kunjungan dari rumah ke rumah, memberikan kursus persiapan kelahiran dan kursus pasca melahirkan.

Beberapa tahun yang lalu dia memugar sebuah kamar di rumahnya untuk dijadikan ruang kursus. Dia dibantu oleh suaminya yang berprofesi sebagai tukang. Cinta pada pekerjaannya sebagai bidan memberikan daya dorong paling besar buat Doris Behrends. „Saya merasa bahwa perempuan butuh pertolongan seperti ini. Mereka pun berterimakasih karenanya. Karena itu saya tidak keberatan kalau jam kerja saya tidak hanya dibatasi sampai 8 jam per hari melainkan bahkan sampai 12 jam,“ katanya menjelaskan.

Anak-anak Memiliki Arti Penting

Jam kerjanya mungkin sangat padat. Namun untuk keluarga sendiri, Doris Behrends selalu meluangkan waktu. Dia merasa senang karena semua anaknya sampai sekarang masih menetap di kota Bad Salzungen. „Anak-anak saya memainkan peran yang sangat penting dalam hidup saya. Saya senang sekali kalau mereka semua ada di sekitar saya. Tak ada hari yang terlewatkan, di mana kami tidak pernah saling bertemu. Kami senantiasa menikmati sarapan pagi bersama, minum kopi atau makan malam.“

Ikatan kekeluargaan yang sangat kuat ini berulang kali memberinya kekuatan untuk berani mengambil langkah baru. Misalnya 20 tahun yang lalu, ketika Tembok Berlin roboh. Pada waktu itu dia sangat cemas akan kehilangan pekerjaan. Karena setelah penyatuan kembali Jerman, di Jerman Timur para ibu takut mendapat bayi. Akibatnya tingkat kelahiran bayi di sana turun dua pertiganya.

Peluang Baru setelah Jerman Bersatu Kembali

Namun tak lama setelah itu Behrends ternyata mendapat peluang kerja yang lebih besar daripada di masa DDR dulu. Perubahan dalam masyarakat menyertakan juga banyak kemungkinan dan peluang baru. Juga peluang kerja bagi para bidan. „Ada perubahan dalam pola berpikir, misalnya bahwa kaum pria pun mau masuk ke ruang bersalin. Atau bahwa ada kemungkinan untuk melahirkan anak di atas kursi atau di bangku bersalin. Melahirkan anak di dalam bak air juga muncul belakangan. Kami harus belajar semua metode baru tersebut. Kami para bidan selalu terbuka terhadap cara-cara baru. Untuk itu kami mengunjungi sederetan kurus,“ ungkap Doris Behrends.

Pada waktu yang hampir bersamaan dengan perubahaan politis di negara Jerman waktu itu, dalam hidup Doris Behrends juga terjadi suatu perubahan: dia menikah lagi untuk kedua kali. Suaminya sekarang adalah seorang „Wessi“ – sebutan untuk warga negara Jerman Barat (West). Pernikahan ini membuahkan anak keempat baginya, Franziska. Dengan kelahiran putrinya ini, kerinduannya untuk memiliki 5 orang anak nyaris terpenuhi. Kini dia sudah mendapat 5 orang cucu. „Jika ditambah 5 orang lagi pasti lebih baik,“ katanya Behrends berharap. Baginya memiliki anak berarti memiliki kebahagiaan besar.

Bidan: Bukan Profesi Biasa

Berapa banyak proses kelahiran bayi yang sudah dia tangani? „Dalam profesi saya yang telah 30 tahun lamanya ini, jumlah bayi yang saya urus mencapai 1000 orang,“ katanya. Namun setelah itu dia berhenti menghitung. Walaupun sudah demikian lama menjalani profesi ini, baginya setiap kelahiran bayi tetap menjadi sesuatu yang sangat istimewa. „Ini tak bisa disebut sebagai pekerjaan seperti pekerjaan biasa. Ini adalah pengalaman sangat indah yang terus berulang. Di samping itu, orang juga merasa seperti ada keajaiban jika melihat seorang bayi sudah keluar, tampak sehat dan mulai bergerak-gerak: dia mulai membuka mata, meraba-raba, berkomat-kamit dan berusaha menggapai-gapai sesuatu. Memang pekerjaan ini juga sudah menjadi rutinitas, namun perasaan pribadi sering juga dilibatkan,“ kata bidan anak ini.

Doris Behrends adalah seorang wanita kuat. Walaupun demikian dia pun kadang-kadang harus mengucurkan air mata di ruang bersalin.

Eugen Theise/Samuel Limahekin

Editor: Yuniman Farid