1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bersama Melawan Pembajakan

7 September 2010

Dalam lingkaran komunitas bisnis, Cina dipandang sebagai yang terpenting, namun juga tersulit. Masalah yang terus kerap mengganjal adalah pembajakan produk

https://p.dw.com/p/P66Y
Serupa tapi tak samaFoto: picture-alliance / dpa/dpaweb

Meskipun undang-undang mengenainya ketat dan pemerintah Cina selama bertahun-tahun berjanji untuk melawan pembajakan, upaya mengatasi pembajakan produk di Cina tak kunjung membaik. Sejak 25 tahun terakhir badan hak paten Eropa menggandeng SIPO, yaitu badan yang mengurusi kekayaan intelektual Cina, menghadapi masalah besar ini.

Kedengarannya baik bila menjadi kenyataan apabila kantor pameran perdagangan Cina memiliki perhatian besar untuk melawan pembajakan produk. Namun nyatanya, Michael Pulch, orang kedua di Kedutaan Uni Eropa di Beijing sering mendengar hal lain: „Kami punya banyak kasus, dimana para pengusaha Uni Eropa sangat marah. Mereka datang ke Cina untuk pameran dan kemudian melihat di gerai lain di pameran itu, ada perusahaan Cina menawarkan produk serupa namun palsu. Dan pihak berwenang tidak dapat menyita barang selama masa pameran. Kami telah menawarkan beberapa ide tentang apa yang harus dilakukan dengan memastikan bahwa pejabat berwenang tak membiarkan perusahaan yang menawarkan produk palsu, mendapatkan stand. Pihak berwenang juga diberikan otoritas untuk menyita produk palsu dari stand. Bahkan mempunyai otoritas untuk menutup stand itu. Mereka tidak membantu, jika baru lima bulan setelahnya ditutup. Ini harus dilakukan bersamaan.“

Sejak 25 tahun lalu, kantor hak paten Eropa dan SIPO yang mengurusi hak kekayaan intelektual Cina bekerjasama. Proyek terkini bernilai sekitar 16 juta euro. Para pakar dídidik, penterjemahkan profesional dikembangkan, semua ini diperlukan bagi tujuan jangka panjang: „Kita memiliki sedikit ahli hukum yang cukup akrab dengan pihak Cina. Di kota-kota besar situasi lebih baik. Namun tentu saja perusahaan-perusahaan Cina berusaha berpindah-pindah tempat dimana hukum tak menjangkau mereka. Salah satu ide kami adalah dengan membangun pengadilan khusus yang untuk kasus semacam ini dapat menjangkau mereka."

Tian Lipu, yang merupakan pimpinan SIPO mengenal betul problem-problem ini: "Kita ambil misalnya pelanggaran HAKI yang terjadi di World Expo di Shanghai. Sebuah maskot pameran dijual di toko resmi senilai 6 euro. Sementara barang palsunya diseludupkan ke dalam area pameran dan dijual dengan harga cuma sepersepuluhnya saja. Hal itu jelas ilegal dan harus dihukum. Tapi kami menyelesaikan masalah itu tidak dengan lebih banyak hakim dan pengawas. Kita harus mengubah paradigma tradisional di masyarakat, yang menganggap kekayaan intelektual tidak ada harganya.“

Selama bertahun-tahun Tian Lipu belajar di Jawatan Hak Paten di kota München. Menurutnya, gugatan warga asing cendrung berlebihan: „Banyak orang menghasilkan uang yang banyak di Cina. Soal itu mereka tutup mulut, tapi kalau ada masalah, maka mereka langsung mengeluh. Bagaimanapun juga, hal itu tidak mempengaruhi upaya kami untuk melindungi kekayaan intelektual. Upaya ini bukan cuma pertunjukan belaka buat orang asing. Upaya itu hanya untuk Cina dan jiwa inovasi warganya. Hal itu penting untuk Cina.“

Semakin banyak pebisnis Cina yang sependapat dengan Lipu. Tahun 2009 tercatat lonjakan permohonan hak paten dari Cina di jawatan hak paten Eropa dibanding tahun 2005. Saat ini jumlah hak paten di Cina jauh lebih besar daripada di Jerman. Presiden Jawatan hak paten Eropa, Benoit Battistelli mengemukakan: „Kita harus berhati-hati soal sumber data statistik. Pemerintah Cina menghitung sama setiap penemuan, penggunaan dan desain industri. Itu tentu menghasilkan jumlah yang besar. Kita tidak melakukan hal itu. Tapi yang penting adalah level hak paten di Cina semakin mendekati kualitas di Eropa. Dan prosesnya sangat cepat. Meski begitu, dihitung per kepala, kita di Eropa masih jauh lebih maju dalam hal inovasi.“

Astrid Freyeisen /Ayu Purwaningsih

Editor : Hendra Pasuhuk