1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Berkurang Suara Tapi Partai Putin Masih Berkuasa

5 Desember 2011

Dalam pemilu Minggu (04/12), jutaan warga Rusia tidak lagi memilihnya. Namun partai dari PM Vladimir Putin “Rusia Bersatu” masih berhasil meraih mayoritas mutlak untuk mandat di parlemen.

https://p.dw.com/p/13MwY
epa03024470 Activists of the pro-Kremlin youth movement Nashi (Ours) gather with flags before a stage decorated with portraits of Russian President Dmitry Medvedev during a concert in downtown of Moscow, Russia, 04 December 2011. Ruling party United Russia won Sunday's parliamentary election in a poll marred by hacker attacks on opposition websites and the arrests of dozens of people protesting alleged vote fraud. United Russia, headed by President Dmitry Medvedev, obtained 47 per cent of the popular vote with 26 per cent of all ballots counted, election officials said. EPA/SERGEI ILNITSKY
Pemilu Parlemen RusiaFoto: picture alliance/dpa

Komisi pusat pemilu Rusia Senin (05/12) secara resmi mengumumkan partai dari Perdana Menteri Vladimir Putin memenangkan pemilihan parlemen. Partai Rusia Bersatu meraih 238 mandat dari total 450 mandat di parlemen Duma. Dalam pemilu empat tahun lalu, Rusia Bersatu meraih 315 mandat.

Setelah hasil penghitungan pertama Minggu (04/12) malam yang menunjukkan merosotnya perolehan suara Rusia Bersatu, Presiden Dmitry Medvedev dan Perdana Menteri Putin tampil di depan televisi. Walaupun saat itu belum diketahui apakah Rusia Bersatu dapat memerintah sendirian atau harus berkoalisi, Presiden Medvedev berusaha tampil optimis. Ia menampik tuduhan terjadinya manipulasi serta mengenai larangan sejumlah partai oposisi mengikuti pemilu dengan menyatakan semua berjalan secara demokratis: "Komposisi Duma mencerminkan hubungan politis praktis di negara ini. Setidaknya kami sesuai kondisi harus bekerja sama dengan kekuatan politik lainnya, atau bahkan membentuk koalisi atau blok. Itu sangat normal, itu adalah parlementarisme, itu adalah demokrasi.“

Russian President Dmitry Medvedev, left, and Prime Minister Vladimir Putin visit the United Russia party headquarters in Moscow, Saturday, Dec. 4, 2011. Exit polls cited by Russian state television showed Prime Minister Vladimir Putin's party with less than 50 percent of the vote in Sunday's parliamentary elections, a significant drop reflecting Russians' growing weariness with his rule. (Foto:Yuri Kochetkov, Pool/AP/dapd)
Presiden Medvedev (kiri) dan PM Putin saat tampil di televisi (04/12) malamFoto: dapd

Putin Tampak Kecewa dengan Hasil Pemilu

Dalam pemilu Minggu (04/12) Rusia Bersatu hanya meraih 49,5 persen suara. Ini berarti merosot sepertiga dibanding perolehan suara 64 persen pada pemilu tahun 2007.

Seperti Medvedev, kandidat presiden Putin menilai hasil pemilu Rusia Minggu (04/12) positif. Namun dari raut wajahnya dalam tampilan televisi dapat ditebak, ia mengharapkan hasil suara lebih baik bagi partainya: "Meskipun masa sulit di negara kita, meskipun krisis. Meskipun kenyataan bahwa Partai Rusia Bersatu sebagai kekuatan politik utama harus mengambil alih seluruh tanggung jawab. Meskipun semua komplikasi, warga kami menetapkan Rusia Bersatu sebagai kekuatan politik utama.“

Pemilihan parlemen Rusia Minggu (04/12) dibayangi tuduhan manipulasi. Ketua Partai Komunis Gennadi Sjuganov mengatakan pengamat dari organisasinya menemukan kotak suara berisi 300 kertas suara sebelum Tempat Pemungutan Suara dibuka. Satu-satunya kelompok pengamat independen Rusia Golos melaporkan, di kota Samara para pengamat dan anggota komisi pemilu dihalangi untuk memeriksa segel kotak suara.

Di Moskow sejumlah jurnalis, diantaranya fotografer kantor berita AP ditangkap untuk sementara, setelah mereka mengambil foto sebuah TPS.

DW/DPA/DK/AS