1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bentrokan Pecah Setelah Serangan Bom di Mesir

1 Januari 2011

Sejumlah politisi internasional sudah mengungkapkan belasungkawa terhadap korban tewas dalam serangan bom di Mesir dan mengecam serangan tersebut. Ratusan warga Kristen berdemonstrasi memprotes kurangnya pengamanan.

https://p.dw.com/p/zsPt
Lokasi kejadian bom di gereja Koptik di Aleksandria, Mesir, Sabtu (01/01).
Lokasi kejadian bom di gereja Koptik di Aleksandria, Mesir, Sabtu (01/01).Foto: AP

Ratusan warga Kristen Mesir berunjuk rasa memprotes kurangnya pengamanan di gereja-gereja, menyusul serangan bom yang menewaskan 21 jemaat gereja Koptik di Aleksandria. Dalam aksi protesnya, warga Kristen menuding pemerintah Mesir tidak menanggapi serius ancaman Al Qaida. Sebelumnya kelompok sempalan Al Qaida di Irak mengancam akan melakukan serangan terhadap warga Kristen Timur Tengah.

Seorang saksi mata dengan yakin mengatakan, "Mereka sudah menyiapkan orang-orang di sini. Karena anggota Al Qaida tidak begitu saja mendatangkan orang dari Irak. Di sini juga banyak orang yang bekerja untuk Al Qaida."

Aksi demonstrasi yang terjadi di depan gereja di Aleksandria tersebut kemudian mengarah menjadi kerusuhan ketika warga Kristen dan muslim terlibat aksi saling lempar batu. Polisi anti huru-hara kemudian menggunakan gas air mata dalam membubarkan bentrokan.

Presiden Mesir Hosni Mubarak menjelaskan bahwa sasaran serangan itu adalah warga Kristen dan muslim.

Lebih lanjut Mubarak mengatakan, "Teror ini berdampak pada bangsa kita, baik itu umat Koptik dan muslim. Ini merupakan aksi kejahatan yang dilakukan ketika dunia merayakan tahun baru."

Sri Paus Benediktus XVI mengecam aksi intoleransi beragama, khususnya terhadap umat Kristen. Dalam khotbah Tahun Baru di Basilika Santo Petrus, hari Sabtu (01/01), Sri Paus juga mendesak para pemimpin dunia untuk melindungi umat Kristen dari aksi penindasan dan penyiksaan. Selain itu, Sri Paus mengimbau umat Kristen untuk tidak gentar dan menyerah dalam menghadapi ancaman semacam itu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga sudah menghubungi Presiden Hosni Mubarak dan mengungkapkan solidaritasnya. Netanyahu mengungkapkan bahwa semua bangsa yang cinta damai memiliki sikap yang sama, yaitu menentang secara terbuka terorisme.

Kecaman dan ucapan belasungkawa juga mengalir dari sejumlah negara Timur Tengah.

Ketua Organisasi Konferensi Islam (OKI), Ekmeleddin Ihsanoglu, dalam pernyataan tertulisnya mengecam keras aksi serangan bom di Aleksandria. Disebutkannya, "Aksi tersebut adalah aksi kejahatan dan terorisme yang sasarannya adalah warga sipil yang ingin beribadah di gereja di Aleksandria." Ihsanoglu mengimbau warga Mesir untuk "tidak terpengaruh upaya pihak luar yang ingin memecah belah bangsa dengan provokasi."

Seorang pejabat tinggi negara tetangga, Suriah, juga menyampaikan pernyataan tertulis mengecam aksi bom di Mesir, yang sasarannya adalah "persatuan nasional dan kemajemukan agama di Mesir dan negara Arab lainnya."

Gerakan Hamas di Jalur Gaza juga mengecam serangan bom di Mesir. Dinyatakannya, "aksi tersebut merupakan kerja elemen tertentu yang menentang kepentingan Mesir dan memprovokasi konfrontasi antara umat muslim dan Kristen."

Beberapa perwakilan negara Eropa juga sudah menyampaikan ucapan belasungkawa terhadap korban tewas di Mesir. Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle dalam pernyataan tertulisnya di Berlin mengecam aksi serangan terhadap gereja Al Qiddissin di Mesir. Disebutkan bahwa, "serangan itu merupakan aksi brutal terhadap warga yang ingin memulai tahun baru dengan beribadah."

Jurubicara wakil menteri luar negeri Perancis, Christine Fages mengatakan bahwa negaranya teguh menghormati hak-hak kebebasan dasar, termasuk kebebasan beragama, dan mendukung pemerintah Mesir dalam perjuangannya melawan terorisme.

Inggris melalui wakil menteri luar negerinya, Alistair Burt mengatakan bahwa Inggris turut berbelasungkawa. Ditambahkannya, pada permulaan tahun 2011, dunia harus lebih waspada terhadap serangan semacam itu, dan tetap bersatu dalam menerapkan nilai-nilai toleransi, serta gigih dalam melawan terorisme.

Hari Sabtu (01/01) sore waktu setempat, upacara pemakaman para korban tewas serangan bom mobil di gereja Al Qiddissin dilakukan di bawah pengamanan ketat, setelah kejaksaan setempat memberikan izin pemakaman.

Menteri Kesehatan Mesir Hatem al Gabali mengatakan bahwa serangan bom mobil di Aleksandria juga melukai sedikitnya 79 orang. Al Gabali menambahkan, masih sulit dipastikan jumlah resmi korban tewas karena masih banyak bagian-bagian tubuh yang belum diidentifikasi.

Sebelumnya kelompok sempalan Al Qaida, Negara Islam Irak, menyebut bahwa warga Kristen di Timur Tengah menjadi sasaran mereka. Kelompok tersebut menuntut pembebasan dua perempuan Mesir, yang dikabarkan ditawan Gereja Koptik Mesir karena beralih agama menjadi muslimah.

Kelompok militan tersebut mengeluarkan peringatan pertamanya kepada seluruh umat Kristen seluruh dunia ketika mengaku bertanggung jawab atas aksi penyanderaan berdarah bulan Oktober lalu di sebuah gereja di Baghdad, Irak. Dalam insiden tersebut, sedikitnya 60 orang tewas.

Luky Setyarini/dpa/afp

Editor: Rizki Nugraha