1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bentrokan Kekerasan di Yerusalem

16 Maret 2010

Yerusalem kembali diguncang bentrokan kekerasan. Utusan khusus AS untuk Timur Tengah, George Mitchell membatalkan rencana kunjungannya ke Israel.

https://p.dw.com/p/MUce
Demonstran warga Palestina di Yerusalem melempari dengan batu aparat keamanan Israel. Polisi dan tentara membalas dengan tembakan peluru karet dan granat air mata.Foto: AP


Bentrokan kekerasan paling hebat sejak beberapa bulan terakhir ini antara warga Palestina dengan aparat keamanan Israel, pecah di Timur Yerusalem. Ribuan warga Palestina mengikuti seruan dari kelompok radikal Hamas dan kelompok lainnya menggelar “Hari Kemarahan“ hari Selasa (16/3), dengan berdemonstrasi di kota Ramallah, Yerusalem dan Jalur Gaza, menentang pengumuman PM Israel, Benjamin Netanjahu yang tetap akan membangun 1.600 unit pemukiman baru Yahudi di Timur Yerusalem. Sedikitnya 100 warga Palestina dan delapan polisi Israel cedera. Sekitar 45 warga Palestina ditangkap. Sekitar 3.000 aparat keamanan Israel yang disiagakan menghadapi para demonstran, menembakan peluru karet, granat pengejut dan granat gas air mata untuk membubarkan aksi demonstrasi.

Saksi mata melaporkan di bagian kota tua Yerusalem yang diblokade dan di kawasan pemukiman warga Arab masih terlihat kepulan asap dari tong sampah dan ban-ban yang dibakar serta sesekali terdengar letusan granat gas air mata.

Anggota parlemen Israel-Knesset keturunan Arab, Talab El-Sana pada saat mengunjungi masjid Al Aqsa mengecam pemerintahan Netanjahu, sebagai berusaha memicu Intifada ketiga. El-Sana yang sudah menjadi anggota parlemen Israel selama 18 tahun, dalam wawancara dengan radio Israel mengatakan : “Saya memohon kepada Liga Arab, menggelar inisiatif untuk menggiring keputusan Dewan Keamanan PBB, yang mewajibkan Israel menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di tepi barat Yordan dan terutama di Yerusalem. Saya meminta, agar keputusan Dewan Keamanan itu dalam bentuk yang mengikat dan bukan sekedar berkarakter imbauan. Bentuk keputusan Dewan Keamanan itu harus sama seperti resolusi terhadap Irak atau Iran.“

Konflik AS-Israel meruncing

Sementara itu sengketa antara pemerintah AS dan PM Benjamin Netanjahu semakin meruncing. Utusan khusus AS untuk Timur Tengah, George Mitchell secara mendadak menyatakan membatalkan rencana kunjungannya ke Israel yang sedianya dilakukan hari Rabu (17/3). Jurubicara kementrian luar negeri di Washington, Philip Crowley melontarkan kritik, aksi Israel itu meruntuhkan kredibilitas dan kepercayaan terhadap proses perdamaian sekaligus kepentingan AS. Namun menteri luar negeri Israel, Avigdor Lieberman menegaskan penolakannya atas tuntutan Washington untuk menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi dan menyebut tuntutan itu tidak tahu malu.

Sementara mantan menteri pertahanan Israel, Shaul Mofaz dari partai oposisi Kadima, menuduh Netanjahu tidak memiliki konsep bagi perdamaian Timur Tengah, dan memicu krisis kepercayaan amat dalam dengan Washington.

“Kita memerlukan visi dan rencana. Jika visinya dua negara untuk dua bangsa, kita harus mengajukan rancangan yang bertanggung jawab dan praktis, yang mendorong sebuah proses dialog dan saling pengertian dengan Palestina. Menurut saya, generasi pimpinan saat ini, tidak dapat mengelak dari tanggung jawab bagi tercapainya kesepakatan dengan Palestina," kata Mofaz lebih lanjut.

Sejumlah surat kabar Israel dengan mengutip sumber di pemerintahan AS melaporkan, presiden Barack Obama bertekad menuntaskan konflik dengan Netanjahu menyangkut kontroversi rencana pembangunan di kawasan Arab di Timur Yerusalem itu. Serta mengkaji apakah Netanjahu memang siap melaksanakan solusi dua negara.

Clemens Verenkotte/Agus Setiawan

Editor : Christa Saloh Foerster