1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Terorisme

Benarkah IHR Sokong Kelompok Teroris Suriah?

28 Desember 2016

Bantuan Indonesian Humanitarian Relief buat warga sipil Suriah diduga jatuh ke tangan kelompok teror yang berafiliasi dengan Islamic State. Kepolisian masih menyelidiki apakah penyaluran bantuan disengaja atau tidak

https://p.dw.com/p/2Uwoa
Syrien Kämpfer Islam Armee Jaish al-Islam Schatten Silhouette
Gerilayawan Jaish al-Islam dalam sebuah pertempuran di Damaskus, Suriah, Januari 2016Foto: Getty Images/A.Almohibany

Kepolisian Indonesia menyelidiki dugaan penyalahgunaan bantuan kemanusiaan dari Indonesian Humanitarian Relief (IHR) yang jatuh ke tangan teroris di Suriah. Bantuan tersebut sedianya ditujukan buat warga sipil di kota Aleppo, Suriah yang menderita kekurangan pangan akibat pertempuran berlarut-larut.

Sebuah video yang diunggah satsiun televisi Euronews di Youtube menampilkan gudang logistik yang berisikan paket bantuan berlabel IHR di sebuah sekolah yang sebelumnya digunakan oleh kelompok teror Jaysh-al Islam. Kelompok yang dulunya bernama Liwa-al Islam atau Brigade al-Islam itu tidak diakui oleh pasukan pemberontak Free Syrian Army dan diduga berafilasi dengan Islamic State.

Menurut laporan jurnal Foreign Policy, Jaysh al-Islam mendapat sumbangan dana terbesar dari Arab Saudi.

"Masih harus diverifikasi apakah pengiriman itu dari Indonesia. Kita akan bertanya ke Kedubes di sana," tutur Jurubicara Kepolisian RI Martinus Sitompul seperti dilansir situs Detik.com.

Afiliasi dengan Kelompok Radikal?

Indonesian Humanitarian Relief adalah lembaga bantuan non pemerintah yang dibentuk tahun silam. Saat ini lembaga tersebut diketuai oleh Bachtiar Nasir, pemimpin Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) demikian dikutip dari jakartaglobe.com.

Nasir antara lain juga dituding mengirimkan bantuan uang buat kelompok teror di Suriah. Dugaan yang sempat ramai diperbincangkan di media sosial itu kini sedang diselidiki oleh kepoilsian.

Namun begitu Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Boy Rafli Amar, mengaku masih mendalami kasus tersebut dan belum akan memanggil Nasir untuk diminta keterangan. Menurutnya penyidik masih "mengumpulkan bahan keterangan, mengumpulkan informasi yang relevan."

IHR sendiri menyebut laporan bahwa bantuannya jatuh ke tangan yang salah sebagai "fitnah dan propaganda" oleh "jejaring gerakan pro rezim Bashar Assad di Indonesia."

Menurut organisasi tersebut pihaknya telah bekerjasama dengan lembaga kemanusiaan kredibel asal Turki untuk menyalurkan bantuan ke Suriah. Lembaga tersebut adalah Lembaga Swadaya Masyarakat konservatif, IHH Humanitarian Relief Foundation, yang aktif sebagai konsultan untuk United Nations Economic and Social Council sejak 2004.

rzn/ap (dari berbagai sumber)