1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Belanda Tarik Pasukan Sesuai Jadwal

22 Februari 2010

PM Belanda Jan Peter Balkenende menyatakan pihaknya kini tidak memiliki legitimasi untuk memperpanjang mandat militer dan akan menarik serdadu Belanda dari Afghanistan sesuai jadwal Agustus mendatang.

https://p.dw.com/p/M7NZ
PM Belanda, Jan Peter BalkenendeFoto: picture-alliance/dpa

Sehari setelah ambruknya kabinet pimpinannya, Perdana Menteri Belanda Jan Peter Balkanende mengumumkan pihaknya tetap mempersiapkan penarikan mundur sekitar 2000 serdadu Belanda dari Afghanistan pada bulan Agustus mendatang.

Menurutnya pemerintahannya saat ini tidak memiliki legitimasi untuk memperpanjang penugasan militer.

Balkanende juga mengkhawatirkan dampak langkah tersebut terhadap reputasi Belanda di mata dunia internasional. "Ketika Belanda menjadi negara pertama yang mengumumkan bahwa kita tidak akan aktif di Afghanistan pada akhir 2010, maka negara lain akan mempertanyakan hal tersebut dan itu memilukan."

Pernyataannya itu dibuat sehari setelah penampilannya di hadapan wartawan untuk mengumumkan bahwa Partai Buruh menyatakan hengkang dari koalisi pemerintahan setelah gagal mencapai kompromi mengenai perpanjangan misi militer Belanda di Afghanistan.

Balkenende yang memimpin kubu konservatif sejak tahun 2001 itu ingin memperpanjang masa penugasan militer di Afghanistan atas permohonan NATO selambatnya hingga akhir 2011.

Nato desak pertimbangan ulang

Setelah perundingan yang berlangsung selama lebih dari 16 jam menemui jalan buntu, Balkanende segera menghubungi Ratu Beatrix untuk menyampaikan pembubaran kabinet.

Sebagai reaksi atas pecahnya koalisi besar di Belanda, NATO sabtu kemarin kembali mengulangi desakannya agar pemerintah tetap mempertahankan sejumlah kecil serdadu Belanda di Afghanistan untuk 12 bulan.

Sekretaris Jendral NATO, Anders Fogh Rasmussen secara resmi telah menyampaikan permohonan kepada pemerintah Belanda untuk menyediakan pendidikan militer bagi serdadu Afghanistan dan menangguhkan penarikan mundur pasukannya.

Namun jurubicara NATO, James Appathural mengakui, bahwa semuanya bergantung pada keputusan pemerintah Belanda.

"Ini adalah urusan Belanda yang dihormati oleh NATO," katanya kepada kantor berita AFP.

Namun ia juga menambahkan, bahwa Sekjend Nato Rasmussen "tetap meyakini bahwa sekelompok kecil serdadu Belanda di tambah tim bantuan pembangunan di Urusgan akan menjadi langkah yang tepat untuk mengkonsolidasikan pencapaian Belanda di wilayah tersebut. "

Militer Belanda nantinya diharapkan akan lebih fokus pada pendidikan militer. Namun "apapun yang terjadi, NATO tetap akan membantu warga Afghanistan, termasuk di Urusgan," tukas Appathural.

Misi kontroversial

Misi militer di Afghanistan telah kehilangan popularitasnya di mata penduduk Belanda. Hingga saat ini Belanda telah kehilangan 21 orang serdadunya selama penugasan di Afghanistan.

Di masa jabatan pertamanya Balkenende dengan susah payah berhasil memperpanjang misi militer Belanda yang seharusnya berakhir dua tahun lalu.

Banyak pengamat meyakini, Ketua Umum Partai Buruh Wouter Bos berupaya memprovokasi keretakan di tubuh kabinet hanya untuk mendulang popularitas warga bagi partainya. Ia sendiri menampik tuduhan tersebut.

"Itu adalah omong kosong belaka. Penarikan serdadu dari Afghanistan telah kami wacanakan sejak dua tahun lalul," tukasnya.

Yang pasti tanpa Partai Buruh, Balkenende nyaris mustahil akan dapat melanjutkan roda pemerintahan saat ini karena kehilangan suara mayoritas di parlemen.

Dan lagi, tanpa dukungan militer Belanda, pasukan perdamaian internasional akan kerepotan menjaga stabilitas keamanan di setiap provinsi di Afghanistan.

Namun jurubicara NATO Appathural meyakinkan bahwa penarikan mundur militer Belanda tidak akan menggoyang strategi NATO. "Apapun yang terjadi kami akan mampu mengatasinya. Kami memiliki banyak negara dan serdadu. Tapi meski begitu kontribusi Belanda tetap sangat, sangat penting. Dan kami tentunya ingin melihat kelanjutan peran Belanda."

Demonstrasi di Jerman

Bahwa dukungan warga di Eropa semakin menipis terhadap penugasan militer di Afghanistan juga ikut dirasakan di Jerman.

Ribuan orang hari minggu kemarin berdemonstrasi di íbukota Berlin menuntut parlemen membatalkan penambahan pasukan. Jerman sedianya berencana mengirimkan 800 serdadu tambahan ke Afghanistan.

Parlemen rencananya akan memberikan keputusan pekan ini. Melihat situasi dan konstelasi politik di Bundestag, persetujuan hanya tinggal menunggu waktu.

Meski demkian Menteri Luar Negeri Guido Westerwelle tetap merasa berkepentingan untuk menjawab tuntutan para demonstran."Tidak akan ada sumur yang digali, tidak ada rumah sakit yang terbangun dan tidak akan ada seorang bocah perempuan yang pergi ke sekolah jika kita sekarang menarik mundur pasukan dari Afghanistan," katanya.

RN/AR/afp/dpa/rtr