1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Belanda Kalahkan Populisme

16 Maret 2017

Kemenangan partai konservatif dalam pemilu parlemen Belanda ditanggapi media internasional dengan nada lega. Belanda disebut mampu membuktikan diri sukses melawan tren populisme di dunia.

https://p.dw.com/p/2ZH8e
Niederlanden Wahl | Prognose: Rutte-Partei stärkste Kraft
Foto: Reuters/M. Kooren

Bukan hanya media di Eropa tapi di seluruh dunia menulis komentar bernada positif atas kemenangan partai konservatif VVD dari PM petahana, Mark Rutte yang mengalahkan partai populis PVV pimpinan Geert Wilders. Dengan hasil pemilu itu, warga Belanda melontarkan sinyal penting bagi negara-negara lain di Eropa yang akan menggelar pemilu.

Harian Amerika Serikat Washington Post dalam tajuknya menulis komentar: hasil pemilu parlemen Belanda yang menunjukkan kekalahan tokoh populis kanan Geert Wilders bisa jadi indikator bagi pemungutan suara di Perancis dan Jerman yang digelar tahun ini. Di kedua negara penting Uni Eropa itu, juga terlihat tren menguatnnya sikap anti warga asing. Hasil perolehan suara itu dinilai sebagai pukulan telak bagi sikap anti orang asing dan populisme. Belanda kini menjadi pemutus rangkaian distorsi yang dimulai dengan referendum Brexit, dilanjutkan dengan kemenangan Donald Trump dalam pemilu presiden AS serta munculnya skeptisme pada integrasi Eropa.

Sementara harian terkemuka AS lainnya The New York Times walau komentarnya juga bernada memuji, tapi di dalamnya terselip peringatan cukup keras. Hasil pemilu di Belanda menunjukkan adanya ketidak percayaan kepada kelompok ekstrim kanan untuk memegang tampuk kekuasaan. Walau begitu Wilders berhasil menanamkan gagasannya kepada kelompok "mainstream" Belanda. Sebagian pemilih tetap memberikan suara bagi partai kanan yang melontarkan pesan tanpa kompromi saat kampanye. Hal ini akan ikut mempengharuhi politik dari pemerintahan koalisi baru.

Di Eropa terutama harian-harian Perancis yang akan menggelar pemilu presiden lima pekan lagi yang mengomentari hasil pemilu di Belanda itu. Harian Perancis Les Echos daloam tajuknya berkomentar, Belanda dalam pemilu parlemen yang ibaratnya ujian yang dibuat untuk Eropa, berhasil mencegah hal paling buruk. Pemilih Belanda mengikuti seruan kepala pemerintahannya, untuk mengerem spiral populisme di Eropa.

Harian Perancis lainnya Le Figaro menulis komentar, hasil awal pemilu di Belanda membuat lega partai-partai tradisional di Eropa, khususnya di Perancis. Tapi antusiasme sejumlah tokoh politik Eropa menyambut hasil pemilu itu, sekaligus juga menunjukkan kegugupan partai-partai politik Eropa.

Sementara harian Le Monde menulis komentar lebih tajam. Hasil pemilu Belanda yang menunjukkan naiknya suara sejumlah partai kecil memberikan konfirmasi atas tepecahnya tatanan politik di negeri kincir angin itu. Artinya, hasil pemilu akan semakin mempersulit pembentukan koalisi pemerintahan baru.

Harian Spanyol El Pais berkomentar partai anti-Islam di bawah Geert Wilders walau berhasil menaikkan perolehan kursi di parlemen dari 15 menjadi 20 mandat, tapi gagal mencapai target utamanya. Dengan begitu Wilders juga gagal memproklamasikan diri sebagai pemenang pertama dari kelompok anti Eropa, yang dinanti oleh tokoh populis dari Perancis, Jerman dan Austria.

Terakhir harian Italia La Republica juga menulis komentar senada. Eropa bisa kembali bernafas lega, menyaksikan gelombang populisme yang dibangkitkan Geert Wilders tidak berhasil meruntuhkan Belanda. Sukses ini, juga berkat sikap presiden Turki, Erdogan kepada Belanda beberapa hari terakhir. Tapi dari hasil pemilu itu bisa dipastikan perundingan pembantukan koalisi pemerintahan baru akan lama dan alot.

as/rzn(dpa,afp)