1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Beijing Kembali Jebloskan Aktivis ke Penjara

23 Desember 2011

Pengadilan Cina memvonis seorang aktivis 9 tahun penjara atas tuduhan menghasut. Hukuman ini salah satu yang terberat dan dipandang sebagai upaya Beijing meredam maraknya gerakan unjuk rasa seperti di negara-negara Arab.

https://p.dw.com/p/13Y9O
Ilustrasi kebebasan berpendapat di internet
Ilustrasi kebebasan berpendapat di internetFoto: AP

Chen Wei (42) dihukum atas tudingan menghasut penggulingan pemerintahan melalui sejumlah esai yang ia tulis dan publikasi di internet. Chen ditangkap bulan Februari lalu di tengah respon pemerintah Cina terhadap seruan anonim di dunia maya yang mendesak warga untuk meniru protes di Afrika Utara dan Timur Tengah.

Pengacara Chen, Liang Xiaojun, mengatakan bahwa persidangan di kota Suining hanya berlangsung selama dua jam lebih, dan hukuman langsung dibacakan 30 menit setelah sidang berakhir. "Kami memberi pembelaan tidak bersalah. Chen hanya menulis beberapa esai. Kami memberi pembelaan penuh terhadap kasus ini, namun kami kerap diinterupsi dan tidak satu pun yang kami katakan diterima sidang," tambah Liang.

Chen: saya tidak bersalah

Reaksi Chen begitu hukuman dibacakan adalah: "Saya protes. Saya tidak bersalah. Demokrasi konstitusional harus menang, otokrasi harus mati." Persidangan menjadi kali pertama istri Chen, Wang Xiaoyan, melihat suaminya sejak ditangkap lebih dari 300 hari lalu. Menurut Wang, suaminya terlihat begitu tua. Ia juga memprotes hukuman itu, "Ia tidak bersalah. Hukumannya terlalu berat. Sidang tidak memperbolehkannya membela diri, dan haknya untuk berbicara dengan bebas dirampas begitu saja. Apa salahnya jika seseorang ingin mengekspresikan ide dengan bebas?"

Chen sudah pernah mendekam di penjara sebelumnya. Ia berpartisipasi dalam demonstrasi pro-demokrasi di Beijing tahun 1989 saat duduk di bangku kuliah. Di tahun 1994, ia dihukum 5 tahun penjara atas tuduhan penghasutan dan propaganda.

Kekhawatiran Beijing

Polisi mendesak warga dan jurnalis untuk meninggalkan areal yang direncanakan menjadi lokasi Revolusi Melati di Beijing (20/2)
Polisi mendesak warga dan jurnalis untuk meninggalkan areal yang direncanakan menjadi lokasi Revolusi Melati di Beijing (20/2)Foto: AP

Hukuman yang diberikan kepada Chen hari Jumat (23/12) menjadi salah satu hukuman terberat dalam rangkaian penindasan oleh pemerintah Beijing tahun ini. Seorang periset dari kelompok advokat HAM di Hong Kong, Wang Songlian, berkomentar, "Hukuman berat terhadap aktivis yang terlibat Revolusi Melati seperti ini menunjukkan bahwa pemerintah Cina masih menyimpan kekhawatiran. Segala langkah yang ditempuh, upaya mengontrol mikroblog, penindasan terhadap aktivis memperlihatkan Beijing berusaha menekan kebebasan berekspresi dan kebebasan sipil lainnya."

Aktivis lainnya yang sudah dikenai hukuman adalah Wang Lihong dengan hukuman penjara 9 bulan sejak September lalu karena menggalang unjuk rasa awal tahun, serta Yang Qiuyu yang dihukum 2 tahun penjara. Kepemimpinan Cina yang mengusung satu partai awal tahun ini sempat melancarkan kampanye represi dengan menangkapi puluhan blogger, pengacara dan kaum intelek akibat merebaknya seruan Revolusi Melati versi Cina, mengadopsi nama pemberontakan di Tunisia.

Pembungkaman kritik politik

Penerima Nobel Perdamaian tahun 2010, Liu Xiaobo
Penerima Nobel Perdamaian tahun 2010, Liu XiaoboFoto: picture-alliance/dpa

Lembaga HAM Amnesty International menilai kasus Chen sebagai kasus terbaru yang menunjukkan samarnya tuntutan yang dilayangkan pemerintah Beijing dengan menggunakan argumentasi penggulingan pemerintah terhadap para kritikus politiknya. "Berita yang menyedihkan dan jelas semacam pembalasan terhadap kritik damai Chen Wei bagi Partai Komunis Cina. Chen Wei adalah seorang tahanan hati nurani dan harus segera dilepaskan," tegas Catherina Baber, wakil direktur Amnesty Internasional di Asia.

Chen kini masuk ke deretan 'pembangkang' seperti penerima Nobel Perdamaian Liu Xiaobo yang sejak 2009 lalu menjalani hukuman 11 tahun penjara dan aktivis veteran Liu Xianbin yang tahun ini dikenai hukuman 10 tahun penjara. Namun Chen sudah menyatakan tidak akan mengajukan banding. Masa hukuman Chen baru mulai dihitung Februari 2012.

rtr/ap/Carissa Paramita

Editor: Edith Koesoemawiria