1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Barat Akan Rangkul Taliban Moderat

20 Juli 2010

Gagasan memberikan bantuan keuangan kepada Taliban harus dikaji ulang dengan cermat. Juga kondisi pasukan koalisi internasional harus lebih diperhatikan.

https://p.dw.com/p/OPzj
Polisi bersenjata lengkap jaga keamanan konferensi internasional bahas masa depan Afghanistan yang digelar di Kabul.Foto: AP


Konferensi internasional mengenai masa depan Afghanistan serta berbagai masalah yang terkait dengannya, menjadi sorotan sejumlah harian internasional.

Harian konservatif Denmark Berlingske Tildende dalam tajuknya berkomentar : Rencana barat memberikan bantuan uang tunai kepada Taliban dapat dianggap sebagai tindakan penyuapan. Taliban, yang selama ini kita tembaki, kini akan mendapat uang tunai, jika menghentikan perang dan ikut serta dalam pembangunan kembali negaranya. Yang akan dirangkul adalah Taliban yang moderat. Tapi tindakan ini juga menuntut konsekuensi, berupa sistem pengawasan yang ketat. Agar uangnya jangan sampai jatuh ke tangan Taliban garis keras. Akan menjadi seni tersendiri, untuk membedakan kelompok yang bersimpati dengan kelompok fanatik Taliban. Bagaimana caranya menguji kemauan untuk berdamai dari warga? Kedengaranya ini seperti tantangan amat berat.

Harian Jerman Neue Osnabrücker Zeitung menulis : Sekretaris jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen tidak tepat, jika ia mengistilahkan “kami“ yang berjuang di Afghanistan. Sebab kepala pemerintahan maupun menteri pertahanan samasekali tidak perlu membayar ongkos yang mahal dari perang itu. Justru para serdadu aliansi-lah yang harus mempertaruhkan kepalanya, untuk kegagalan pimpinan politik di negara-negara barat. Tapi memoles agar misi itu kelihatannya bagus, tidak kunjung berhenti. Menteri luar negeri Jereman, Guido Westerwelle misalnya dengan berapi-api menyatakan, mulai tahun depan sudah siap menarik pasukan Bundeswehr dari Afghanistan. Presiden Barack Obama juga sudah menetapkan jadwal penarikan pasukan AS, tapi dengan mengaitkannya pada persyaratan tertentu. Dalam kenyataannya, NATO harus terus menghadapi perang bertahun-tahun lagi di Afghanistan.

Tema lainnya yang masih disoroti harian internasional adalah bencana cemaran minyak di Teluk Mexico dan upaya penanggulangannya oleh perusahaan perminyakan Inggris BP. Harian Perancis Le Figaro berkomentar : BP sudah mengalami kerugian hampir 100 milyar Dolar di lantai bursa. Untuk menanggulangi pencemaran, BP sudah mengeluarkan empat milyar Dolar. Ongkos keseluruhannya diperkirakan mencapai 10 kali lipatnya. Dampak bencana cemaran minyak itu sulit diramalkan, tapi yang jelas akibatnya akan terasa hingga beberapa dekade. Kita harus menarik pelajaran dari bencana ini. Yakni, keamanan pengeboran minyak di laut dalam harus ditingkatkan, dan rencana darurat untuk mengantisipasi kecelakaan juga harus diperbaiki. Dan pada akhirnya, ketergantungan kita pada bahan bakar fossil juga harus dikurangi.

Terakhir harian ekonomi Jerman Handelsblatt menulis : Walaupun BP untuk sementara berhasil menyumbat kebocoran minyak di dasar laut di Teluk Mexico, namun tidak berarti krisis sudah berakhir. Spekulasi pengambil alihan BP oleh perusahaan minyak saingannya Exxon Mobil atau Petro China juga belum dapat diredam. Namun BP masih punya peluang bagus untuk selamat setelah bencana lingkungan ini. Di kemudian hari, memang situasinya akan berubah banyak. Tapi BP tidak akan bangkrut, apalagi berpindah tangan kepada perusahaan China atau perusahaan manapun juga.

AS/AG/dpa/afpd