1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bantuan untuk Haiti Tersendat-Sendat

16 Januari 2010

Di tengah kesibukan menyalurkan bantuan dan warga membongkar puing-puing gedung untuk selamatkan korban, dilaporkan penjarahan mulai beraksi. Pemerintah Haiti seakan lumpuh karena sejumlah menteri tewas akibat gempa.

https://p.dw.com/p/LXOx
Seorang warga Haiti mencoba menyelamatkan korban yang masih tertimbun di bawah puing-puing gedung sekolah.Foto: AP

Sementara ini suara pesawat yang memenuhi landasan terbang di bandara ibukota Port-au-Prince menjadi harapan satu-satunya bagi warga Haiti. Karena pesawat-pesawat itu membawa bantuan. Namun jumlahnya terlampau banyak. Sebagian datang dalam waktu yang bersamaan, sehingga beberapa terpaksa menunggu di udara memutari ibukota sampai mendapat izin mendarat. Menara pesawat hancur dan tempat parkir pesawat di lapangan udara pun sangat sedikit. Belum tampak adanya alat-alat besar yang dapat memindahkan barang bantuan. Begitu juga tidak ada kendaraan yang dapat membawa bahan bantuan ke tempat lain. Bensin pun mulai habis. Kiriman bantuan lewat laut juga sulit, karena pelabuhannya hancur.

Yang dibutuhkan Haiti sesungguhnya lebih dari sekedar bantuan, karena juga dibutuhkan pakar-pakar yang dapat mengkoordinasi bantuan. Karena pemerintahan Haiti dalam keadaan lumpuh. Sebagian besar menteri Haiti tewas akibat gempa.

Rakyat Haiti harus bersabar karena upaya bantuan memerlukan waktu untuk tiba di lokasi gempa. Terlebih, karena banyak jalanan yang hancur atau tertutup puing-puing gedung yang berjatuhan. Masih tampak warga Haiti yang membongkar puing-puing gedung dengan tangan kosong untuk mengeluarkan korban yang tertimbun.

Warga Haiti semakin putus asa dan geram. Di tengah kesibukan menyelamatkan warga lain dan menunggu bantuan, penjarahan pun marak terjadi. Kerap terdengar suara tembakan. Saksi mata melaporkan adanya aksi penjarahan toko-toko. Begitu juga bangunan gudang program pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dikatakan, situasi di Port-au-Prince tegang, tetapi masih terkendalikan.

AS juga telah mengerahkan tentaranya ke kawasan bencana. Dilaporkan, bahwa lebih dari 5.000 tentara tiba Jumat (15/1) di Haiti. Demikian tutur Jenderal AS Mike Mullen. Ia menambahkan, enam kapal laut lainnya yang membawa barang dan bala bantuan sedang dalam perjalanan menuju Haiti. Namun sebagian tenaga bantuan akan menunggu di kapal karena akan dikerahkan untuk membantu PBB dan organisasi lainnya.

Hingga kini belum dapat dipastikan jumlah korban. Palang Merah memperkirakan sekitar 50.000 orang tewas dalam bencana gempa. Sekjen PBB Ban Ki Moon mengatakan di New York Jumat (15/1), PBB menyerukan bantuan segera untuk dapat mengucurkan dana senilai 550 juta dolar AS. Sebagian besar dana itu akan digunakan untuk kebutuhan mendesak. Persediaan bahan pangan dan air minum semakin kritis. Bagi korban yang kehilangan rumahnya akan disediakan penampungan. Dibuthkan tenda sebanyak mungkin.

Kemudian ia melanjutkan, ia sendiri akan mengunjungi Haiti dalam waktu dekat ini untuk menunjukkan solidaritas kami pada para korban dan staf PBB, dan untuk mendapat gambaran dari kawasan bencana.“

AN/DK/afpd/ard/bbc