1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Banjir Pengungsi, Yunani Khawatirkan Pertumpahan Darah

13 Agustus 2015

Situasi pengungsi di pulau Kos, Yunani, mendekati bencana kemanusiaan. Ribuan terpaksa dikurung di stadion tanpa makanan dan minuman. Pemerintah Kos memperingatkan bahaya pertumpahan darah.

https://p.dw.com/p/1GEuO
Griechenland Kos Flüchtlinge Registrierung Ausschreitungen Panik
Foto: Getty Images/AFP/A. Tzortzinis

Walikota pulau Kos, Yunani, Giorgos Kyritsis sedang panik. Pasalnya pulaunya yang indah dan rajin disambangi turis itu sedang kebanjiran pengungsi. Dalam sebuah surat kepada pemerintah pusat ia mengeluhkan situasi di kamp-kamp pengungsian, dan betapa pemerintahannya kewalahan.

"Saya peringatkan, ancaman pertumpahan darah sangat nyata," tulisnya. Rusuh di Kos muncul ketika pengungsi berdemonstrasi meminta dokumen yang mengizinkan mereka berpergian ke Eropa daratan.

Beberapa pengungsi menyambangi markas kepolisian untuk mendaftarkan diri. Namun polisi memaksa pendaftaran dilangsungkan di dalam stadion. Ketika petugas yang datang cuma tiga orang dan membuat proses pendaftaran menjadi lambat, pengungsi mulai kehabisan sabar.

Mengurung Pengungsi

Yang kemudian dilakukan pemerintahan lokal adalah menurunkan Polisi anti huru hara dan mengurung 2500 pengungsi di sebuah stadion selama 24 jam. Mereka yang kebanyakan datang dari Suriah dan Afghanistan itu terpaksa berjejalan tanpa air dan makanan.

Baru setelah 20 jam pemerintah mengirimkan enam toilet darurat buat pengungsi.

"Ini adalah untuk pertama kalinya kami melihat hal semacam ini di Yunani," kata Julia Kourafa, dari Médecins sans Frontières. "Mereka dikurung di stadion dan diawasi oleh polisi anti huru hara. Kita berbicara mengenai nasib ibu, anak-anak dan kaum manula."

Ratusan migran berdatangan setiap hari ke pulau Yunani yang berdekatan dengan Turki itu. Tidak cuma pemeritah, organisasi bantuan dan penduduk yang mencoba membantu juga kewalahan. Situasi serupa terjadi di beberapa pulau lain di Yunani.

Tidak Ada Pilihan

Kendati situasi menggenaskan di Kos, sebagian besar dari 1,6 juta pengungsi Suriah dan Afghanistan yang transit di Turki tetap berencana hijrah ke Yunani.

Mousa, bekas mahasiswa sastra Inggris, berniat berlayar ke Kos akhir Agustus, katanya kepada Guardian. Niatnya tidak luruh bahkan setelah menyaksikan laporan mengenai kerusuhan di stadion dari televisi. Ia mengaku akan membeli passpor Uni Eropa palsu di Kos.

"Saya akan tetap pergi karena saya berencana tiba di Kos dan langung pergi ke Airport, lalu terbang ke negara lain di Eropa. Jadi saya tidak harus berurusan dengan otoritas di Yunani," ujarnya.

Griechenland Kos Flüchtlinge Registrierung Ausschreitungen Feuerlöscher
Petugas menggunakan alat pemadam kebakaran buat mengusir pengungsiFoto: Getty Images/AFP/A. Tzortzinis



rzn/hp (ap,rtr,dw,guardian)