1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

080810 Pakistan Flut Ripert

9 Agustus 2010

Kerusakan yang diakibatkan banjir yang melanda Pakistan jauh lebih buruk daripada yang diperkirakan. Utusan khusus PBB memperkirakan, untuk jangka waktu yang lama, Pakistan akan tergantung pada bantuan internasional.

https://p.dw.com/p/OfWm
Dua orang warga sebuah desa berenang setelah memungut paket bantuan yang dilemparkan petugas dari helikopterFoto: AP

Setelah melakukan peninjuan ke lokasi bencana banjir di Pakistan selama beberapa hari, utusan khusus PBB Jean-Maurice Ripert kini memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai tingkat kerusakan yang diderita. "Tidak pernah saya menyaksikan kehancuran seperti ini. Ini merupakan banjir terparah yang pernah diderita Pakistan. Para korban banjir merupakan korban dari satu bencana kemanusiaan lain. Kita tidak boleh melupakan, tahun lalu terdapat sekitar 3 juta pengungsi akibat bentrok senjata antara militer dan kelompok militan. Jadi, yang terjadi adalah bencana setelah bencana.“

Pertolongan Lebih Sulit

Tahun 2009 lalu, jutaan penduduk Lembah Swat terpaksa mengungsi, menghindar dari peperangan antara pemerintah Pakistan melawan Taliban. Banyak diantara mereka baru saja kembali lagi ke kampung halamannya. Dan mereka harus kembali berjuang mempertahankan eksistensi mereka – kali ini melawan alam. Banyak kalangan membandingkan bencana banjir ini dengan bencana gempa bumi di Pakistan tahun 2005, yang menewaskan lebih dari 75 ribu warga.

Akan tetapi, utusan khusus PBB Jean-Maurice Ripert mengatakan dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio Jerman ARD, upaya bantuan bagi korban banjir ini lebih sulit. "Jika gempa bumi terjadi, Anda tahu lebih pasti, apa yang harus dilakukan. Tapi bencana banjir; ini sudah berlangsung selama 10 hari dan terus meluas. Parahnya bencana, dampak yang ditimbulkannya terhadap kehidupan penduduk, juga terhadap perekonomian, jauh lebih dasyat daripada yang diakibatkan oleh gempa bumi.“

Tugas utama petugas penyelamat di lokasi bencana adalah berusaha untuk memberikan bantuan kepada korban yang paling membutuhkannya. Dan masalah pertama yang mereka hadapi adalah, sulitnya mencapai lokasi para korban, karena tertutupnya akses ke tempat lokasi bencana.

Dikhawatirkan Akan Lebih Parah

Ketika ditanya, apakah cukup dana untuk aksi bantuan ini, Jean-Maurice Ripert mengatakan, "Mungkin dana yang diperlukan akan terus bertambah. Salah satu tugas saya di sini adalah melihat situasi bencana dan melaporkannya kepada PBB, agar dapat memutuskan berapa besar dana yang dibutuhkan.Pertama dana untuk upaya penyelamatan dan kemudian dana untuk pembangunan kembali. Apa yang kita minta adalah upaya jangka panjang."

Sampai saat ini belum tampak bahwa genangan banjir akan surut. Malah kekhawatiran muncul, banjir akan semakin parah, mengingat curah hujan yang diperkirakan akan turun lebih banyak. "Sekarang adalah awal musim hujan. Setiap orang khawatir, hujan akan turun lebih lebat sampai akhir bulan. Kita tidak bisa mengatakan, bahwa yang terburuk belum datang. Tapi yang pasti tingkat kerusakan jauh lebih besar daripada yang telah diperkirakan.“

Dan yang jelas, tugas organisasi-organisasi bantuan serta PBB akan berlangsung lama, juga berbulan-bulan setelah banjir surut.

Kai Küstner/Yuniman Farid

Edtor: Ayu Purwaningsih