Ban Ki Moon Peringatkan Dampak Hebat Konflik Suriah
21 Maret 2012Utusan khusus Liga Arab dan PBB untuk konflik Suriah, Kofi Annan dalam waktu dekat akan kembali mengunjungi Suriah, demikian perkiraan Sekjen PBB Ban Ki Moon. Mantan sekjen PBB, Annan, Jumat (16/03) lalu melaporkan situasi di Suriah kepada Dewan Keamanan PBB dan memperkirakan dalam waktu singkat akan kembali ke Suriah. Demikian dikatakan Ban Ki Moon Rabu (21/03) di Jakarta, saat membuka konferensi pertahanan global yang akan berlangsung sampai Jumat (23/03).
Dalam kesempatan itu Ban kembali menyerukan agar masyarakat internasional berbicara dengan satu suara dalam konflik Suriah. „Kami punya tiga prioritas. Yakni segera diakhirinya aksi kekerasan, dialog politis antara semua pihak, serta bantuan humaniter bagi warga Suriah yang menderita.“ Sekjen PBB Ban Ki Moon melukiskan situasi di Suriah amat berbahaya dan memperingatkan akan terjadinya dampak hebat bagi kawasan itu dan dunia.
Setelah meninggalkan Jakarta, Rabu (21/03) Ban Ki Moon tiba di Malaysia. Dalam kunjungan dua harinya di Tanah Jiran, Sekjen PBB itu berupaya memperkuat kerjasama antara PBB dan pemerintah di Kuala Lumpur.
Selain bertemu dengan Perdana Menteri Abdul Razak Kamis (22/03), Ban juga dijadwalkan mengunjungi Pusat Latihan Pengaman Perdamaian
Pemungutan Suara untuk Pernyataan Suriah Ditunda
Sidang Dewan Keamanan PBB menunda satu hari pemungutan suara mengenai pernyataan bagi Suriah. Sidang badan tertinggi PBB itu Selasa (20/03) malam berakhir tanpa hasil. Para diplomat menilai perundingan berjalan sulit, namun tidak menutup kemungkinan terjadinya kesepakatan.
Rusia dan Cina sudah tiga kali menghalangi dikeluarkannya resolusi terhadap pemerintah Suriah. Meski demikian Rusia pada dasarnya tidak akan menolak sebuah pernyataan, yang memiliki bobot lebih ringan dibanding sebuah resolusi. Namun Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan, pernyataan itu tidak boleh dalam bentuk ultimatum terhadap pemerintah Suriah.
Sementara itu Organisasi HAM Human Rights Watch menuduh oposisi Suriah melakukan pelanggaran berat hak asasi manusia, antara lain penganiayaan.
Kostermans/AP/AFP
Editor: Setiawan