1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bagaimana Pengguna Internet Cina Menghadapi Sensor?

30 April 2010

Di banyak negara, di mana masih diberlakukan sensor pers yang, banyak warga yang beralih menggunakan internet. Mengantisipasi hal ini, banyak pemerintah, seperti Cina, memperketat kontrol jaringan maya.

https://p.dw.com/p/NBoq
Foto: picture-alliance/ dpa

Untuk mengawasi arus informasi dalam dunia maya, pemerintah Cina juga mengaktifkan filter sensor. Tapi, pengguna internet pun berusaha menemukan cara-cara baru untuk menghindari sensor tersebut. Semakin ketat sensornya, semakin kreatif jalan-jalan yang digunakan warga untuk mengakalinya. Pengguna internet di China berkompetisi serius untuk mengalahkan kemajuan sensor dengan menggunakan humor.

Dalam forum-forum dan jaringan sosial internet di Cina berkeliaran sosok makhluk legenda "Gu Ge". Makhluk ini berupa burung merpati dari jaman purba yang dikatakan berasal dari Amerika Utara dan telah punah di daratan Cina, seperti diberitakan oleh situs internet Hudong.

Video pertama yang menampilkan lagu tentang cerita burung yang punah ini telah muncul di situs YouTube. Meskipun kualitas tampilan video musik ini tidak sempurna, pesan yang disampaikan oleh lagu anak-anak di dalamnya sangatlah jelas: burung merpati purba dalam perjalanannya mencari kebebasan telah terbang ke Hongkong. "Dan siapakah yang tidak mencintai kebebasan?" demikian sepotong lirik lagunya.

Gu Ge si merpati purba ini adalah sebuah permainan kata dari nama Cina situs mesin pencari Google. Pengucapannya serupa, namun ditulis secara berbeda. Permainan kata semacam ini adalah bentuk terhalus yang sering dipakai oleh pengguna internet di Cina untuk menghadapi penyensoran di negara mereka. Warga Cina yang membacanya pasti mengerti apa yang dimaksud, namun filter sensor yang digunakan pemerintah Cina tidak mengenali kata tersebut.

Banyak dari kata-kata ciptaan ini telah menjadi seperti status simbol. Kata-kata ciptaan yang paling disukai, diberi titel "Sepuluh Besar Keilahian di Baidu". Baidu adalah situs mesin pencari yang paling banyak digunakan di Cina.

Michael Anti, seorang blogger Cina kenamaan mengomentari hal ini: "Budaya anti sensor kadangkala lucu, hampir seperti sebuah seni panggung saja. Sensor berarti pengintimidasian dan penyebaran ketakutan. Tetapi kalau orang bisa mentertawakannya, rasa takut pun hilang. Jika seorang mendapat undangan dari polisi rahasia, petugas pemerintahan sering menyebutnya dengan undangan minum teh. Jadi, sekarang kita menamakan orang-orang yang sudah pernah diundang oleh polisi rahasia tersebut dengan sebutan "Tamu pesta jamuan teh". Lelucon seperti itu menghilangkan ketakutan kita."

Michael Anti
der chinesische Jury- Mitgelied des BOBs 2005

Mungkin inilah fungsi yang lebih penting dari istilah-istilah terselubung itu. Karena suatu saat pastilah istilah ini akan masuk juga ke dalam daftar sensor dan kehilangan fungsinya untuk menembus sensor.

Sensor internet Cina memiliki dua buah pilar. Situs-situs yang dari awal telah berkecimpung dengan tema-tema yang tidak disukai pemerintah akan ditutup total. Di antaranya situs-situs dari organisasi-organisasi hak asasi manusia, pemerintahan Tibet atau juga situs porno. Jaringan sosial pun kadang kala diblokir, juga situs-situs informasi luar negeri seperti Deutsche Welle sempat kena getahnya.

Situs-situs lainnya dan forum-forum internet akan disensor dengan menggunakan filter berdasarkan kata-kata kunci. Filter ini mencari ungkapan-ungkapan dalam text yang dianggap menyentuh tema-tema tertentu dan kemudian situsnya pun akan diblokir atau sensor akan memperingatkan untuk dilakukannya penghapusan atas komentar-komentar forum.

Barangsiapa yang ingin mendapatkan akses atas situs-situs yang terkena blokir atau sensor, harus pintar-pintar menggunakan pengetahuan teknis untuk mencari celah-celah dari sistem sensor tersebut.

"Kebebasain itu tidak gratis. Jika ada sensor, maka itu artinya ada penyelubungan teknis atas informasi. Tetapi kita punya blogger-blogger yang khusus menciptakan aplikasi-aplikasi tertentu untuk Cina, supaya kebebasan berinternet dapat tercapai. Mereka mengajarkan bagaimana caranya mengakali sensor," diungkapkan Michael Anti.

Caranya ada seribu macam: ada pengalihan jalannya jalur informasi menuju server, yang dinamakan proxies. "The great Firewall" demikian panggilan khusus bagi program pemblokir yang digunakan mesin sensor pemerintah Cina pun tidak lagi dapat mengenali dari mana informasi awalnya berasal. Ada juga program yang menganonimkan penggunanya, teknik-teknik penguncian dan ada lagi yang dinamakan jaringan maya pribadi, yang dapat dibangun khusus antara komputer-komputer di Cina dengan komputer-komputer dengan sistem serupa di luar negri. Informasi dalam jaringan pribadi ini terlindungi dari akses luar dan filter sensor.

Penyensoran mungkin saja dapat meredam penyebaran informasi-informasi yang tidak disukai pemerintah, tapi mereka tidak dapat menghindari penyebaran informasi secara total. Agar pengguna internet di Cina tidak menjadi risiko bagi pemerintah, partai komunis Cina pun menggunakan metode-metode lama, seperti yang dijelaskan oleh Michael Anti, "Jika kamu melakukan sesuatu yang membahayakan posisi pemerintah Cina, maka kamu akan digiring ke penjara. Setiap orang di Cina telah memiliki sensor pribadi, tentang apa yang boleh atau tidak boleh disebutkan. Bagi yang nekad, harus membayar dengan kebebasan mereka."

Karena jika bahayanya nyata, maka lelucon paling bagus pun tidak dapat mengatasi rasa takut.

Matthias Bölinger/Munge Setiana-Heitland

Editor: Yuniman Farid