1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Asosiasi Dokter Korsel Tolak Rencana Penambahan Kuota Dokter

14 Agustus 2020

Asosiasi dokter di Korea Selatan menggelar aksi turun ke jalan sebagai bentuk protes menentang rencana pemerintah yang akan menambah kuota mahasiswa di fakultas kedokteran.

https://p.dw.com/p/3gwXs
Global 3000 - Sendung vom 15.06.2020 - Südkorea Corona-Welle
Foto: BR

Sekitar seperempat klinik medis di Korea Selatan ditutup pada hari Jumat (14/08) sebagai bentuk protes atas rencana pemerintah yang akan memperluas penerimaan mahasiswa di sekolah kedokteran untuk mengatasi kekurangan dokter.

Para dokter menyebut rencana tersebut sebagai "kebijakan populis" yang akan membuang-buang uang pajak dan memelihara sekolah kedokteran berkualitas rendah.

Pemerintah berencana menambah jumlah mahasiswa kedokteran sebanyak 4.000 dalam jangka waktu 10 tahun ke depan, yang bertujuan untuk menghadapi krisis kesehatan masyarakat seperti pandemi virus corona.

Namun Asosiasi Medis Korea (KMA), yang membantu mengorganisir protes tersebut, mengatakan bahwa negara sudah memiliki lebih dari cukup dokter. Peningkatan jumlah dokter baru hanya akan meningkatkan persaingan antara dokter dan tidak membantu meringankan disparitas infrastruktur medis antardaerah.

Setidaknya 8.365 dari total 33.836 fasilitas medis negara itu, termasuk klinik swasta, akan melakukan aksi turun ke jalan. Ratusan dokter rencananya akan menggelar aksi protes di luar gedung parlemen pada Jumat malam (14/08).

"Jumlah dokter per 1.000 orang telah meningkat 3,1 persen setiap tahun selama 10 tahun terakhir, enam kali lebih besar dari rata-rata OECD," kata KMA dalam sebuah pernyataan.

Aksi mogok berlangsung saat Korea Selatan melaporkan 103 kasus virus corona baru, di mana 85 di antaranya berasal dari dalam negeri. Jumlah ini merupakan jumlah kasus yang paling banyak ditularkan secara lokal sejak 31 Maret lalu, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (KCDC) Korea.

Kasus-kasus baru yang disebabkan oleh kerumunan di sekitar gereja dan restoran cepat saji, membuat total kasus terkonfirmasi negara itu menjadi 14.873, dengan jumlah kasus kematian mencapai 305, pada Kamis tengah malam (13/08).

Pihak berwenang mengatakan mereka sedang meninjau apakah akan melanjutkan kebijakan menjaga jarak sosial yang lebih ketat, termasuk membatasi pertemuan hingga 50 orang di dalam ruangan dan 100 orang di luar ruangan. ha/hp (reuters)