1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Siapkan Pasokan Bantuan Untuk Korut

7 Maret 2012

Untuk pertama kalinya sejak tiga tahun terakhir AS akan kembali kirimkan bahan pangan ke Korea Utara. Para mediator melakukan pembicaraan di Beijing. Meski demikian masih ada sinyal berbahaya dari Korea Utara.

https://p.dw.com/p/14GRm
U.S. Special Envoy for North Korean human rights issues, Robert King, center right, arrives at the airport in Beijing, China, Tuesday, March 6, 2012. (Foto:Ng Han Guan/AP/dapd)
Utusan khusus AS untuk masalah HAM Korut, Robert King (tengah kanan)Foto: AP

Mediator Amerika Serika dan Korea Utara, Rabu (07/03) di Beijing, melakukan pembicaraan membahas bantuan bahan pangan dari Amerika Serikat. Menurut keterangan Korea Utara, sebagai imbalan penghentian uji coba nuklir dan rudal, serta pengayaan uranium, dilakukan pembahasan rincian bantuan humaniter itu. Perundingan yang digelar di ibukota Cina tersebut dapat berlangsung sampai Kamis (08/03). Demikian dikatakan Robert King, utusan AS untuk masalah hak asasi manusia di Korea Utara di Beijing (07/03).

U.S. Special Envoy for North Korean human rights issues, Robert King, second from left speaks to journalists upon his arrival at the airport in Beijing, China, Tuesday, March 6, 2012. (Foto:Ng Han Guan/AP/dapd)
Robert King (kedua dari kiri) berbicara kepada jurnalis di Beijing (06/03)Foto: AP

Sementara itu mediator masalah atom Korea Utara, Ri Yong Ho, tiba di Amerika Serikat untuk pembicaraan tidak resmi. Demikian dilaporan kantor berita Korea Selatan Yonhap. Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kim Sung Hwan juga diagendakan melakukan lawatan lima hari di Amerika Serikat. Aktivitas diplomatik tersebut menumbuhkan harapan dimulainya kembali pembicaraan enam negara yang terhenti tiga tahun lalu, untuk membahas program atom Pyongyang. Pembicaraan enam negara tersebut selain Korea Utara dan AS, juga melibatkan Korea Selatan, Cina, Jepang dan Rusia.

Penangkal Roket Sekitar Pyongyang Diperluas

Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir meningkatkan secara masif jumlah roket penangkis rudal di sekitar ibukota Pyongyang. Menurut laporan kantor berita Korsel Yonhap mengutip keterangan kalangan militer di Seoul, antara 2000-2010 jumlah roket tipe SA-5 yang memiliki jangkauan tembak sampai 300 km, meningkat dari dua menjadi 40 roket. Pada kurun waktu yang sama, jumlah roket tipe SA-3 yang mampu menangkis pesawat terbang pada ketinggian rendah yang ditempatkan di sekitar Pyongyang, ditambah dari 7 menjadi 140. Yonhap juga melaporkan jumlah roket SA-2 dengan daya jangkau 48 km, dalam kurun 10 tahun dinaikkan dari 45 menjadi 180.

USA: Nordkorea zu Moratorium bei Urananreicherung (FILE) A file handout image from a DigitalGlobe satellite dated 29 September 2004 showing the Yongbyon complex nuclear facility, some100 km (60 miles) north of Pyongyang, North Korea. Following a request from the U.S. the Democratic People's Republic of Korea has agreed to introduce a moratorium on nuclear tests, long-range missile launches and the program of uranium enrichment exercised at the nuclear research center in Yongbyon, the country's Foreign Ministry said in a statement Wednesday. EPA/DIGITAL GLOBE FILE MANDATORY CREDIT, EDITORIAL USE ONLY +++(c) dpa - Bildfunk+++
Foto udara kompleks fasilitas nuklir YongbyonFoto: picture alliance/dpa

Alasan penambahan perlengkapan militer itu adalah kecemasan dilancarkannya serangan dari Korea Selatan atau Amerika Serikat. Namun Departemen Pertahanan Korea Selatan menolak mengkonfirmasi pemberitaan tersebut. 

Korut dan Korsel setelah Perang Korea (1950-1953) secara resmi tetap berada dalam kondisi perang. Beberapa tahun terakhir selalu terjadi kembali insiden militer. Selain roket penangkis rudal, Korea Utara juga memiliki persenjataan roket militer yang diarahkan ke target di Korsel, negara komunis itu juga memiliki roket jarak menengah yang berdaya jangkau lebih dari 3000 km. Korea Utara berulang kali melakukan uji coba roket interkontinental, terakhir April 2009.

Dyan Kostermans/dpa/AFP

Editor: Agus Setiawan