1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

080410 Obama Prag Mitteleuropäer

8 April 2010

Akankah Presiden AS kembali disambut baik warga Praha seperti tahun lalu? Kali ini ia didampingi Presiden Rusia Dmitry Medvedev. Maksud kunjungannya adalah penandatanganan perjanjian pengurangan senjata nuklir.

https://p.dw.com/p/MqW9
Presiden AS Barack Obama tiba di lapangan udara di Praha, CekoFoto: AP

Tahun lalu janji Presiden AS Barack Obamas disambut baik oleh warga Praha, "saya di sini untuk mengatakan, Amerika Serikat tidak akan berpaling dari rakyat negeri ini. Kita terikat oleh norma dan sejarah bersama serta perjanjian persekutuan kita. Artikel 5 perjanjian NATO menyebutkan dengan jelas, sebuah serangan terhadap sekutu berarti serangan terhadap seluruh anggota NATO.“

Namun kunjungan Obama kali ini didampingi Presiden Rusia Dmitry Medvedev, diamati banyak kalangan dengan skeptis. Mereka tampil seperti „pasangan percintaan“. Ini belum pernah terjadi selama 20 tahun terakhir, demikian kata mantan menteri Eropa Alexander Vondra. Koran „Reflex“ menerbitkan karikatur yang menunjukkan bagaimana Obama dipeluk mesra oleh mantan pemimpin pemerintah Uni Soviet, Leonid Brezhnev. Tersirat pesan, barat bertekuk lutut di bawah kendali Rusia. Jika mengingat masa lalu, keberangan itu dapat dimengerti, demikian politisi Ceko dari kubu sosial demokrat Lubomir Zaoralek, "ada ketakutan yang dirasakan di Ceko dan negara-negara pasca komunis lainnya, bahwa Rusia masih merupakan ancaman besar bagi perdamaian dunia. Tetapi, sebenarnya AS juga tidak punya alasan untuk memberi kelonggaran pada Rusia.“

Tidak hanya Ceko, negara-negara pasca komunis lainnya di Eropa tengah juga menilai kolaborasi itu sebagai ancaman. Dan mereka khawatir, posisinya di agenda pemerintah AS tergeser ke bawah. Karena negara-negara itu, sesungguhnya juga tergantung pada Rusia. Dalam surat terbuka yang ditujukan kepada Barack Obama tahun lalu, kalangan intelek negara Eropa tengah dan timur memperingatkan adanya ancaman melemahnya NATO dan revisionisme Rusia.

Menurut pakar politik dari Praha Petr Kratochvil, ketakutan itu semakin besar terutama sejak Barack Obama membatalkan rencana pembangunan sistem penangkis rudal di Polandia dan Ceko. Proyek itu dinilai oleh banyak pihak sebagai simbol keterlibatan AS di kawasan tersebut. Namun, sikap kalangan elit politik Ceko sekarang, dapat digambarkan seperti seorang kekasih yang ditolak pujaan hatinya, tutur Kratochvil. Polandia dan negara kawasan Baltik juga merasa dianaktirikan oleh pemerintah AS. Dan penandatanganan perjanjian di Praha tidak akan mengubah hal ini. Karena kalangan elite menganggap kerjasama antara Obama dengan Rusia sebagai utopia dan naiv, demikian Kratochvil.

Ceko serta sejumlah pemerintah lainnya di kawasan itu tidak memandang dirinya sebagai daerah netral antara Timur dan Barat. Bagi kebanyakan mereka, pemerintah AS adalah sekutu terdekat, bahkan lebih dekat daripada Uni Eropa. Karena itu, mereka semakin geram, jika muncul kesan, AS rela mengorbankan mitranya di Eropa timur untuk memulai hubungan baru dengan Rusia.

Hanya beberapa negara saja seperti Slovakia, melihat masalah „Washington atau Moskow“ secara pragmatis. Menteri Luar Negeri Slovakia, Miroslav Lajcak menuturkan, "tidak ada pemerintah di dunia ini yang akan melontarkan pertanyaan, „yang ini atau yang itu“. Rusia adalah pemain global. Slovakia tergantung 100 persen pada impor bahan bakar Rusia. Dan ini kenyataan, yang tidak bisa diubah oleh pemerintah Slovakia. Sungguh tidak dapat dipertanggungjawabkan, jika ini tidak diperhatikan atau bahkan tidak dihiraukan sama sekali.“

Di Praha, Barack Obama akan dikonfrontasi oleh daftar panjang yang memuat kekhawatiran dan keinginan negara mitranya. Apa yang akan dikatakan presiden AS ditunggu oleh warga di Praha, Bratislava dan Warsawa, lebih daripada penandatanganan perjanjian baru terkait pengurangan senjata.

Christan Janssen / Andriani Nangoy

Editor: Hendra Pasuhuk