1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Promosikan Batubara di Konferensi Iklim Bonn

14 November 2017

Wakil Amerika Serikat di Konferensi Iklim COP23 di Bonn nekad promosikan batu bara sebagai solusi energi masa depan. Kebanyakan ahli energi pesimis bahan bakar fosil bisa punya prospek realistis.

https://p.dw.com/p/2na4u
Hambach open surface mine, Germany
Foto: Elian Hadj-Hamdi

Delegasi resmi Amerika Serikat yang hadir di Konferensi Iklim Bonn mempromosikan bahan bakar fosil yang "bersih" sebagai solusi untuk mengurangi emisi. Mereka merepresentasikan agenda dengan tema "Peran Bahan Bakar Fosil Bersih dan Efisien dan Tenaga Nuklir dalam Mitigasi Iklim."

Puluhan aktivis lingkungan meneriakkan "Keep it in the ground" (simpan dalam tanah) ketika direktur eksekutif Asosiasi Energi Amerika Serikat Barry Worthington membawakan makalahnya. Gubernur California Jerry Brown menertawakan usaha negaranya yang bertentangan dengan pendapat internasional.

Para aktivis berpendapat, promosi bahan bakar fosil yang lebih bersih hanya alasan untuk mempertahankan industri bahan bakar fosil sambil memperlambat transisi menuju energi terbarukan.

Induistri energi AS berpendapat, bahan bakar fosil masih akan digunakan lebih lama dari yang ditargetkan dalam konferensi iklm. Karena itu, bukankah lebih baik untuk mengembangkan teknologi dan membuatnya lebih bersih?

COP23 | Kaliforniens Governeur Jerry Brown
Gubernur Kalifornia Jerry BrownFoto: Getty Images/Lukas Schulze

Promotor batu bara dalam konferensi iklim

"Panel ini hanya kontroversial jika kita memilih untuk mengubur kepala kita di pasir dan mengabaikan kenyataan dari sistem energi global," kata David Barks, asisten khusus Gedung Putih.

Akses terhadap energi fosil diperlukan untuk membantu memberantas kemiskinan dan mencapai tujuan pembangunan. Tanpa bahan bakar fosil, hal ini tidak mungkin terjadi, katanya.

"Gagasan bahwa dunia dapat memenuhi tujuan mitigasi yang ambisius, mendukung pembangunan di negara-negara miskin sebagaimana seharusnya dan memastikan akses energi hanya dengan menggunakan tenaga surya dan angin adalah naif," sambung Barks.

Tapi Gubernur California Jerry Brown menyatakan, langkah pemerintah AS sungguh menggelikan.

"Saya pikir pemerintah federal sedang berjalan di atas air, mereka seperti show Saturday Night Live, atau sebuah program komedi," tandas Brown.

"Mereka bahkan membawa perusahaan batubara untuk mengajar orang Eropa bagaimana cara membersihkan lingkungan," tambahnya.

Para aktivis lingkungan menilai, respon pemerintahan Presiden Donald Trump hanyalah cara untuk mendukung industri bahan bakar fosil di Amerika Serikat.

Prospek masa depan

Sebuah tim peneliti internasional di Lappeenranta University of Technology (LUT) di Finlandia pada acara COP23 emnunjukkan bahwa dekarbonisasi penuh dalam sistem kelistrikan bisa dicapai pada tahun 2050 di negara-negara industri.

Dengan menggunakan energi terbarukan saja, emisi gas rumah kaca bisa direduksi sampai turun 80 persen pada tahun 2030, kata mereka. Penghentian penggunaan energi fosil memang akan membuat banyak pekerjanya kehilangan pekerjaan. Namun industri energi terbarukan bisa menciptakan dua kali lebih banyak lowongan pekerjaan baru.

"Transisi energi bukan lagi masalah kelayakan teknis atau kelayakan ekonomi, melainkan masalah kemauan politik," kata Christian Breyer, ketua tim peneliti LUT.

Bagi para aktivis lingkungan yang berkumpul di COP23, jelas tidak ada tempat lagi untuk bahan bakar fosil di masa depan. Mereka menolak promosi para pelobi bahan bakar fosil dalam perundingan iklim.

hp/ (afp, dpa, dw)