1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Merupakan Inti Kebijakan Luar Negeri Jepang

15 Oktober 2009

Pentingnya hubungan dengan Washington ditegaskan Menteri Pertahanan Jepang sepekan menjelang kunjungan Menteri Pertahanan AS dan sebulan sebelum kunjungan Presiden Obama.

https://p.dw.com/p/K6s1
Di bawah pemerintahan Yukio HHatoyama, jepang ingin mengambil posisi diplomatik lebih independenFoto: AP

Aliansi Jepang dengan Amerika Serikat akan menjadi lebih penting lagi seiring berkembangnya Cina sebagai kekuatan militer. Demikian pernyataan Menteri Pertahanan Jepang, Toshimi Kitazawa, Kamis (15/10), menepis kekuatiran akan melemahnya hubungan kedua negara.

Ikrar pemerintahan baru Jepang yang dipimpin Partai Demokrat untuk mengambil posisi diplomatik yang lebih independen dari AS, menimbulkan ketidakpastian di kalangan investor. Upaya Washington untuk memperbaiki hubungan dengan Beijing juga mencetuskan kekuatiran tentang apakah kedekatannya dengan Tokyo bisa berkurang. Bulan depan, Presiden AS Barack Obama dijadwalkan berkunjung ke Jepang dan Cina. Mendahului rencana itu, Menteri Pertahanan Robert Gates akan tiba di Tokyo pekan depan.

Menteri Pertahanan Jepang Kitazawa mengakui bahwa Cina mengembangkan angkatan laut dan udaranya, tetapi tujuan mereka terhadap Jepang belum jelas. Ia menambahkan, saat Cina meningkatan kehadirannya di kawasan Asia-Pasifik, boleh jadi ada negara-negara yang merasa terancam. Dalam hal itu, nilai aliansi Jepang-AS akan meningkat.

Menteri Pertahanan Jepang menekankan pesan partainya, bahwa Tokyo menghargai hubungan kuat sejak dulu dengan AS, namun juga mengupayakan ikatan yang tidak terlalu merendahkan diri dibanding para pendahulunya dari kubu konservatif.

Kalaupun ada perubahan dalam hubungan antara kedua negara, maka skalanya akan kecil, kata Kitazawa. Beberapa rincian mungkin berubah, tetapi untuk bagian terbesar, Jepang justru ingin mengembangkan apa yang sudah terjalin. Program pertahanan peluru balistik gabungan AS dan Jepang, misalnya, sebagian besar tidak akan diubah.

Walaupun Kitazawa berjanji untuk tetap meletakkan AS pada inti kebijakan luar negeri, sejumlah masalah keamanan dapat membayangi hubungan kedua negara. Termasuk kemungkinan Jepang menarik diri dari misi logistik yang mendukung pasukan AS di Afghanistan. PM Yukio Hatoyama mengatakan tidak akan memperbaharui mandat bagi kapal-kapal Jepang pendukung misi itu. Mandat akan berakhir Januari mendatang.

Masalah lain adalah keberadaan pangkalan militer AS di Okinawa. Hampir separuh dari total 47.000 tentara AS di Jepang, ditempatkan di pulau itu dan menjadi sumber keluhan bagi masyarakat di sekitarnya. Mulai dari kegaduhan, kriminal hingga polusi.

PM Jepang Yukio Hatoyama berpendapat, pangkalan marinir AS seharusnya dipindahkan dari pulau Okinawa, tetapi ia tidak mengusulkan lokasi alternatif.

Menteri Pertahanan Kitazawa mengatakan, ia ingin berbicara blak-blakan dengan Robert Gates pekan depan, menyangkut kehadiran militer AS di Okinawa.

Dari Washington terdengar suara optimis. Asisten Menlu AS Kurt Campbell mengatakan, pihaknya yakin bahwa hubungan dengan Jepang akan berlanjut menjadi batu loncatan bagi keterlibatan AS di kawasan Asia-Pasifik.

rp/yf/rtr